Mengulik Kenangan Kolektif, Teater Musikal Adaptasi 'Petualangan Sherina' Gelar Panggung dengan Visual Autentik 11 - 20 Juli 2025

Mengulik Kenangan Kolektif, Teater Musikal Adaptasi 'Petualangan Sherina' Gelar Panggung dengan Visual Autentik 11 - 20 Juli 2025

Aksi petualangan anak yang ikonik di Petualangan Sherina kembali hadir dalam adaptasi 'Teater Musikal Petualangan Sherina', yang kaya dengan visual menarik dan cerita mengulik kenangan kolektif akan berlangsung 11-20 Juli 2025 di Graha Bhakti Budaya (GBB), Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat.

Pertunjukan kolaborasi Indonesia Kaya dan Jakarta Movin ini menjadi hiburan kesukaan keluarga, akan menghiasi panggung kembali sejak pertunjukan terakhirnya pada 2022.

Petunjukan adaptasi Teater Musikal Petualangan Sherina tahun ini tercatat jadi keempat kalinya, nantinya tampil dengan 15 kali pertunjukan.

Program Manager Indonesia Kaya, Billy Gamaliel mengatakan insiatif Indonesia Kaya memfasilitasi pertunjukan ini sebagai bentuk kehadiran Indonesia Kaya mewadahi ide-ide dan bakat muda-mudi Indonesia yang berkarya lewat seni Pertunjukan, khususnya seni Teater Musikal.

"Membangun pertumbuhan seni pertunjukan di Indonesia," kata dia saat ditemui di Auditorium Indonesia Kaya, Selasa (1/7).

Ia mengatakan kalau panggung-pangung Indonesia Kaya yang berdiri menjadi tempat pertunjukan teater musikal ini menghidupkan panggung kesenian Indonesia, apalagi kata Billy, judul adaptasi teater musikal ini dari film ikonik.

"Inilah para pengisi-pengisi panggung seni pertunjukan nanti di masa depan, semoga gak berhenti di usia kecil aja, tapi terus sampai remaja, dan sampai dewasanya bisa terus mengisi panggung pertunjukan, apalagi dengan judul besar, arti besar, dengan karya besar, dari dua ikon legendaris yang ada di samping saya, Petualangan Sherina yang kayaknya lintas generasi semua kenal, bahkan generasi muda sekarang juga mengenal gitu ya," katanya.

Sutradara dan Produser Musikal Petualangan Sherina, Nuya Susantono mengatakan kalau proyek adaptasi Teater Musikal Petualangan Sherina ini dilakukan dengan sejumlah persiapan. Mulai dari aktor hingga panggung.

Nuya mengatakan walaupun terhitung kolaborasi ketiga kalinya bersama Jakarta Movin, menggarap proyek adaptasi musikal ini tetap memiliki beban sendiri. Ekspektasi penonton adalah salah satunya.

"Kami menyadari bahwa penonton yang datang itu yang benar-benar tahu filmnya itu melengkap banget di hati, di otak, benar-benar luar kepala gitu ya. Jadi, apa yang mau kita lakukan di kali keempat ini adalah justru kita lebih mendekatkan lagi dengan apa yang kita lihat dan familiar dari film gitu," kata dia.

Dari penjelasan Nuya, ia mencoba menekankan bahwa visual yang tampil di atas panggung adalah hal penting. Makanya eksplorasi kreativitas lebih unik akan diwujudkan dalam proyek adaptasi teater musikal Petualangan Sherina keempat ini. Hal dianggap 'biasa' di film dan mustahil, siap dihadirkan di panggung.

"Kalau aku boleh bocorkan, yang tidak ada di musikal Sherina sebelumnya, itu tidak ada Rusa di Hutan. Tapi kali ini kita akan hadirkan Rusa di Hutan. Itu momen simpel dan pendek, tapi entah kenapa itu sebenarnya memorable banget," katanya.

Nuya tampak menjanjikan kalau petunjukan musikal teater Petualang Sherina sangat seru disimak, karena banyak 'nomor musikal' yang akan dibawakan di sini. Ditambah dengan pendalam ekspresif karakter yang terlibat di garapan ini mendukung ciamik kekuatan cerita Petualangan Sherina yang visioner dan komplek bicara tentang persahabatan, lingkungan dan hukum.

"Ini sebenarnya sudah kita lakukan di yang sebelum-sebelumnya. Tapi kali ini kita mungkin perdalam lagi emosinya, kita segarkan lagi aransemennya, stagingnya, kita buat mungkin yang tadinya lebih sederhana, kita perdalam lagi mungkin pemaknaannya, simbolismenya, di dalam bagaimana kita membentuk panggung ya," katanya.

Nuya mengatakan kalau pihaknya berusaha memberikan pengalaman menonton teater musikal dengan berbeda dari pertunjukan sebelumnya. Kematangan berbagai lini disiapkan dengan matang. Namun yang mencolok kata dia, spektakle yang memedati panggung GBB pada Jumat malam hingga Minggu malam nanti.

"Menurutku yang paling akan berbeda spektakelnya sih. Desain produksinya kita perbarui lagi, kita akan melihat desain itu berkembang, lebih detail lagi, secara artistik, secara fungsi, lebih terlihat matang gitu ya," kata dia.

Selain Nuya dan Billy, dua sosok penting di balik produksi film Petualangan Sherina turut hadir di sana, sepasang sineas karismatik Riri Riza dan Mira Lesmana.

Sepasang suami isteri itu duduk bersampingan. Mereka mengatakan bangga bahwa filmnya berhasil dibawakan dalam format musikal dengan sentuhan kreatif yang luar biasa.

"Saya sebagai manusia aja gitu. Senang karena akan melihat lagi sesuatu yang umurnya akan stretch panjang. Petualangan Sherina ini film pertama kami. Waktu kami bikin juga Indonesia belum ada filmnya," kata Riri Riza.

Riri mengatakan kalau tak ada yang beranggapan film Indonesia tidak memenuhi syarat sebagai kontonan orang modern. Namun lewat garapan proyek teater musikal hal itu terbantahkan.

"Dan teman-teman ini berhasil membuat musikal itu sebagai tontonan dan keceriaan pekerjaan dan kesenangan anak muda," katanya.

Sementara itu Mira menanggapi dengan sangat antusias kalau filmnya kembali diadaptasi menjadi teater musikal. Ia mengatakan kalau baik sekali anak muda melanjutkan karya sinema debut mereka.

"Jadi, senang banget ada anak-anak muda yang melanjutkan. Mudah-mudahan bisa berkembang ke seluruh Indonesia," kata dia.

Adaptasi film Teater Musikal Petualangan Sherina pertama kali pada 2017, berlanjut di tahun 2018 dan 2022. Usia film Petualangan Sherina sendiri genap 25 tahun. Tahun debutnya pada 2000 menampilkan aktris cilik Sherina Munaf dan Derby Romero. Sementara produser dan penulis lirik lagu-lagu petualangan Sherina ada Mira Lesmana dan Elfa Secioria dan disutradarai oleh Riri Riza. (Tka)