Tragedi Kecelakaan di Kota Malang: Mobil Terbakar

Kecelakaan tunggal terjadi di Jalan Danau Bratan, Sawojajar, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (16/7/2025) dini hari.
Insiden tersebut melibatkan satu unit Honda Jazz yang hangus tak bersisa setelah menabrak lapak bensin eceran.
Diketahui, kejadian bermula saat mobil melaju dari arah barat dengan kecepatan yang cukup tinggi.
Namun, secara tiba-tiba, mobil oleng ke sisi kiri jalan.
Honda Jazz tersebut kemudian menabrak pohon sebelum akhirnya menghantam rak berisi bensin eceran.
Benturan tersebut memicu api yang dengan cepat menyambar dan membakar seluruh bodi mobil.
Mengenali gejala microsleep saat mengemudi dan bahaya yang mengintai.
Kanit Penegakan Hukum (Gakkum) Satlantas Polresta Malang Kota, Iptu M.
Isrofi, menjelaskan bahwa berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dan keterangan yang dihimpun, penyebab utama kecelakaan ini adalah faktor kelelahan fisik pengemudi.
Rafi diduga kuat mengalami micro sleep, yang membuatnya kehilangan kesadaran dan kendali atas kendaraannya.
"Menurut keterangan pihak keluarga, korban hendak berangkat untuk bermain futsal. Ada kemungkinan ia masih sangat mengantuk saat berkendara, sehingga terjadi insiden ini," ucap Isrofi, dikutip dari , Rabu (16/7/2025).
Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, mengingatkan bahwa berkendara dalam keadaan mengantuk sama bahayanya seperti dalam kondisi mabuk.
Oleh sebab itu, jangan pernah memaksakan diri;
lebih baik berhenti sejenak untuk menghilangkan rasa kantuk tersebut.
“Sebab, otak terlambat memberikan tanggapan terhadap tangkapan indra kita. Ketika dalam kondisi berkendara, tidak fokus selama beberapa detik saja bisa berakibat fatal,” ujar Jusri.
Menurut Jusri, kejadian yang dapat dialami para pengemudi di jalan adalah gejala microsleep.
Ini dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang hendak melakukan perjalanan jauh.
“Microsleep itu adalah keadaan badan tertidur hanya sesaat, mungkin sekitar 1 sampai 30 detik. Bisa juga terjadi saat mata terbuka, saat tengah berkendara. Ini tentu berbahaya,” katanya.
Jusri menambahkan, jika memang pengemudi dari awal merasa masih mengantuk atau lelah, sebaiknya menggunakan transportasi lain atau segera berhenti di tempat yang aman.
“Bisa juga dengan melakukan aktivitas lain yang sifatnya menghilangkan kantuk, seperti mendengarkan musik, mengajak penumpang yang ada di sebelah untuk mengobrol, atau melakukan stimulasi otak dengan membaca apa yang terlihat,” ucapnya.
Apabila sudah tidak kuat, Jusri menegaskan, lebih baik pengemudi mencari tempat yang benar-benar aman dan tidur, kemudian setelah segar, diperbolehkan melanjutkan perjalanan lagi.