Santri di Bone Kini Dapat Makan Gratis Tiap Siang, Menteri Agama: Ini Penggerak Ekonomi Rakyat

Menteri Agama (tengah) Nasaruddin Umar
Menteri Agama (tengah) Nasaruddin Umar

Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar mengatakan Dapur Makan Bergizi Gratis (Dapur MBG) pertama resmi yang hadir untuk melayani ribuan santri Pondok Pesantren Al-Ikhlas di Desa Ujung, Kecamatan Dua Boccoe, adalah penggerak ekonomi rakyat.

Hal itu dikatakannya saat meresmikannya langsung di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Dia didampingi Deputi Badan Gizi Nasional (BGN), Nyoto Suwignyo, serta Ketua Umum Gerakan Dapur Indonesia (GARUDA), Nofalia Heikal Safar. Nasaruddin Umar menyambut positif kehadiran Dapur MBG dan menyebutnya sebagai langkah konkret kehadiran negara di tengah masyarakat.

"Ini bukan sekadar dapur. Ini rumah gizi dan penggerak ekonomi rakyat. Bahan makanan akan dipasok dari petani, nelayan, dan peternak lokal," kata dia, Senin, 28 Juli 2025.

Kondisi mitra dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di kawasan Kalibata

Kondisi mitra dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di kawasan Kalibata

Senada dengan Menag, Deputi BGN Nyoto Suwignyo menegaskan bahwa dapur ini mengusung prinsip gizi seimbang dan keamanan pangan. Dengan hadirnya Dapur MBG, masyarakat Bone, khususnya para santri, dianggap selangkah lebih dekat dengan pemenuhan hak gizi yang layak dan sehat.

“Gizi seimbang, rasa lokal, dan keamanan pangan adalah prioritas utama. Ini akan menjadi dapur percontohan nasional,” kata Nyoto.

Dapur MBG yang dikelola oleh Yayasan GARUDA dijadwalkan mulai beroperasi pada awal Agustus 2025. Nantinya, dapur ini akan memproduksi hingga 4.000 porsi makan siang bergizi secara gratis setiap harinya. Proses memasak akan dilakukan oleh 50 juru masak profesional yang bekerja dalam tiga shift bergantian.

Ketua Umum GARUDA, Nofalia Heikal Safar, mengatakan bahwa kehadiran dapur ini diharapkan tak hanya menjawab kebutuhan gizi santri, tapi juga menjadi penggerak ekonomi masyarakat sekitar.

“Saya berharap dapur ini benar-benar bermanfaat bagi santri dan masyarakat sekitar. Semoga bisa menjadi contoh dan memperkuat ekonomi lokal,” ujar Nofalia Heikal.