BGN Buka Suara Soal Snack dan Bahan Mentah di Program Makan Bergizi Gratis

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana angkat bicara menanggapi polemik seputar pemberian snack dan bahan mentah dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Dadan menegaskan bahwa BGN tidak pernah memiliki kebijakan untuk menyalurkan bahan baku, melainkan fokus pada intervensi gizi berupa makanan siap santap.
"Tidak pernah ada kebijakan menyalurkan bahan baku, karena program kita adalah program makan bergizi gratis, (ini) intervensi gizi, bukan memberikan bahan baku," kata Dadan dikutip Antara, Selasa (25/6).
Menurut Dadan, insiden pemberian bahan mentah hanya terjadi pada satu dari 1.885 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Ia meminta agar kasus ini tidak disamaratakan ke SPPG lain, karena itu merupakan inisiatif oknum yang salah menginterpretasikan prosedur, terutama dengan alasan mendekati masa libur sekolah agar bahan awet.
Untuk pelaksanaan MBG selama libur sekolah, Dadan menjelaskan bahwa pendistribusian makanan untuk anak sekolah sangat bergantung pada kehadiran siswa di sekolah.
Jika siswa bersedia datang, mereka akan menerima makanan segar dan bekal untuk dua hari, seperti telur rebus, buah, susu, kacang, atau kue kering fortifikasi, bukan bahan mentah. Jika tidak ada siswa atau guru yang bersedia datang, program untuk anak sekolah dapat dihentikan sementara.
Namun, Dadan menekankan bahwa SPPG tetap melayani kelompok ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita tanpa mengenal hari libur. Pendistribusian makanan untuk kelompok ini dilakukan ke rumah atau posyandu selama enam hari.
Sebelumnya, program MBG menjadi sorotan publik setelah muncul foto-foto di media sosial yang menunjukkan bahan mentah dan makanan ultra-proses seperti beras, biskuit, wafer, minuman sereal, susu UHT, telur puyuh, ikan asin, dan buah-buahan sebagai menu MBG di sebagian wilayah Tangerang Selatan.
Pengelola dapur umum MBG yang bertanggung jawab atas "kreativitas" ini beralasan bahwa hal tersebut dilakukan karena sekolah akan memasuki masa libur.