Daihatsu Belum Buka Suara Soal LCGC Hybrid

Peluncuran Daihatsu Rocky e-Smart Hybrid di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 menandai langkah baru Daihatsu Indonesia dalam menghadirkan kendaraan elektrifikasi di Tanah Air.
SUV ringkas ini menjadi model hybrid pertama dari Daihatsu yang resmi dijual dengan harga Rp 293.900.000.
Kehadirannya pun langsung memunculkan pertanyaan, apakah Daihatsu akan melanjutkan strategi elektrifikasinya ke segmen lain, seperti Low Cost Green Car (LCGC) yang diisi oleh model Ayla dan Sigra?
Menjawab hal tersebut, Marketing Director dan Corporate Planning & Communication Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Agung Sri Handayani, belum bisa memberikan kepastian. Menurutnya, saat ini Daihatsu masih ingin memaksimalkan potensi dari Rocky e-Smart Hybrid.
“Kita fokus ke Rocky Hybrid dahulu, nanti diundang lagi kalau untuk LCGC,” ucap Agung di ICE BSD, belum lama ini.
Daihatsu Ayla di GIIAS 2024
Rocky e-Smart Hybrid sendiri mengusung sistem seri hybrid, di mana motor listrik menjadi penggerak utama, sedangkan mesin bensin hanya berfungsi sebagai generator untuk mengisi daya baterai.
Sistem ini diklaim memberikan efisiensi bahan bakar lebih tinggi, sekaligus menawarkan sensasi berkendara yang lebih halus dan senyap.
Model ini juga masih diimpor langsung dari Jepang (CBU). Dengan harga jual Rp 293,9 juta, artinya, posisi Rocky masih cukup jauh dari jangkauan segmen LCGC yang harganya berkisar di bawah Rp 200 jutaan.
Meski belum ada kepastian, Agung tidak menutup kemungkinan LCGC hybrid bisa menjadi bagian dari strategi Daihatsu ke depan, terlebih jika respons pasar terhadap Rocky e-Smart cukup positif.
Sebagai informasi, segmen LCGC masih menjadi tulang punggung penjualan Daihatsu. Oleh karena itu, apabila rencana elektrifikasi di kelas ini terealisasi, maka potensi dampaknya terhadap adopsi kendaraan hemat energi akan jauh lebih besar.