Produser Bantah Korupsi, Kreator Asli Buka Suara soal Aset Animasi Film Merah Putih: One for All

film animasi, Perfiki Kreasindo, film merah putih one for all, junaid miran, Produser Bantah Korupsi, Kreator Asli Buka Suara soal Aset Animasi Film Merah Putih: One for All

Film animasi Merah Putih: One for All yang dijadwalkan tayang pada 14 Agustus 2025 tengah menjadi sorotan publik. Pasalnya, warganet menemukan kemiripan salah satu karakter utama film ini dengan karya animator 3D asal luar negeri, Junaid Miran.

Seorang animator 3D, Junaid Miran, mengunggah karyanya bernama Jayden di YouTube pada 7 Oktober 2024.

Karakter Jayden digambarkan sebagai anak keturunan Afrika-Amerika dengan kulit hitam dan rambut runcing ke atas.

Warganet menilai ada kemiripan signifikan antara karakter ini dan tokoh utama Merah Putih: One for All.

“Terima kasih untuk apresiasinya, semua dari Indonesia! Untuk menjawab pertanyaan paling banyak: Tidak, tidak ada satu pun dari tim produksi yang menghubungi saya atau memberikan saya kredit untuk karakter yang digunakan sebagai karakter utama di dalam film," tulis Junaid Miran.

Ia bahkan menyebut ada setidaknya enam karakter yang diduga diambil oleh tim produksi film tersebut.

Selain dugaan menjiplak karya Junaid, muncul pula spekulasi bahwa aset karakter film dibeli dari Reallusion Content Store.

Platform ini memang menyediakan berbagai aset 2D dan 3D yang biasa digunakan untuk mempercepat produksi animasi dan game. Namun, hingga kini pihak produksi belum mengonfirmasi penggunaan aset tersebut.

Benarkah Film Didanai Pemerintah?

Isu lain yang ikut memanaskan suasana adalah tuduhan bahwa film ini didanai pemerintah hingga menelan biaya Rp6,7 miliar. Produser Merah Putih: One for All, Toto Soegriwo, membantah tegas tuduhan tersebut.

“Kami tidak pernah menerima satu rupiah pun dana dari pemerintah, apalagi melakukan tindakan korupsi atau memanfaatkan uang haram sebagaimana yang dituduhkan,” ujarnya.

Toto juga mengungkapkan bahwa pemberitaan ini berdampak buruk pada dirinya dan keluarganya.

“Isu ini tidak hanya menyerang pribadi saya, tetapi juga berdampak serius terhadap keluarga, istri, dan anak-anak saya yang kini mengalami tekanan mental,” tambahnya.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Irene Umar, ikut memberikan klarifikasi. Lewat akun Instagram pribadinya, Irene mengakui pernah menerima audiensi dari tim produksi film, namun menegaskan pertemuan itu hanya untuk memberi masukan teknis, bukan membahas pendanaan.

“Kami tidak memberikan bantuan finansial dan tidak memberikan fasilitas promosi,” tulisnya.

Meski, ia juga mengapresiasi semangat para pembuat film Indonesia yang terus berupaya memajukan industri animasi nasional.

Film Merah Putih: One for All ini diproduksi oleh Perfiki Kreasindo dan disutradarai oleh Endiarto serta Bintang.

Ceritanya mengisahkan petualangan delapan anak desa dari berbagai latar budaya untuk menemukan kembali bendera pusaka yang hilang tiga hari sebelum upacara 17 Agustus.

Perjalanan mereka penuh rintangan, mulai dari sungai, hutan, badai, hingga konflik ego, namun semua dihadapi demi menjaga simbol persatuan bangsa.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Film Merah Putih: One for All Diduga Pakai Aset Animator Luar Negeri, Pemilik Ngaku Tidak Dihubungi.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!