Revolusi RPTRA, Dari Tempat Ngumpul Biasa Jadi Inovasi Paling Brilian Penggerak Ekonomi

Pemerintah berupaya menjadikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) sebagai sarana utama dalam mengembangkan kreativitas anak dan mendukung ekonomi kreatif lokal. ]
Hal ini dibahas dalam pertemuan antara Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, dan Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Veronica Tan, dengan perwakilan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Marunda.
Irene Umar menekankan pentingnya literasi yang tidak hanya terbatas pada membaca, tetapi juga membentuk imajinasi dan kreativitas sejak dini.
Ia menyatakan bahwa RPTRA berpotensi besar untuk mendukung pengembangan usaha ekonomi kreatif di tingkat akar rumput.
"Ketika ruang baca di RPTRA terhubung dengan karya lokal seperti komik, board game, atau cerita rakyat, di situlah kita membentuk ekosistem yang tidak hanya mencerdaskan, tapi juga menggerakkan ekonomi kreatif dari akar rumput," ujarnya.
Senada dengan itu, Veronica Tan menyoroti peran krusial RPTRA dalam membentuk karakter anak dan memberdayakan perempuan.
Menurutnya, ruang publik seperti RPTRA harus menyediakan lebih dari sekadar fasilitas fisik; mereka perlu menjadi ruang tumbuh kembang yang inklusif dan berkelanjutan. Veronica menambahkan,
"Anak-anak butuh ruang yang aman, menyenangkan, dan memicu rasa ingin tahu, tapi lebih dari itu, mereka butuh ruang yang hidup. Jika literasi, kreativitas, dan nilai-nilai kekeluargaan bisa tumbuh dari lingkungan sekitar, maka RPTRA bukan hanya ruang bermain, tapi ruang pembentukan masa depan. Ini adalah investasi sosial jangka panjang," jelas dia.
Melalui kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, yang fokus pada konten lokal, pelibatan warga, dan peningkatan literasi, diharapkan pemanfaatan RPTRA dapat dioptimalkan.
Ke depan, RPTRA diharapkan tidak hanya menjadi tempat bermain, tetapi juga berkembang menjadi pusat pembelajaran dan penguatan ekonomi keluarga.