Tingkat Kehadiran Siswa Meningkat 95 Persen Setelah Ada MBG, Kata Kepala BGN

Kepala BGN Dadan Hindayana
Kepala BGN Dadan Hindayana

 Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyatakan tingkat kehadiran siswa di sekolah meningkat hingga 95 persen setelah ada Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

"Sebelum ada MBG, kehadiran siswa di sekolah itu sekitar 70-80 persen, sekarang berkat MBG jadi 95 persen. Bahkan ada cerita dari Papua, seorang cucu yang awalnya setiap pagi mesti dibangunkan dulu oleh neneknya untuk pergi ke sekolah, sekarang malah si cucu itu yang membangunkan neneknya pagi-pagi karena semangat mau dapat MBG," kata Dadan saat mengunjungi ANTARA Heritage Center, Jakarta Pusat, Rabu.

Sejumlah siswa SDN 29 Pontianak menikmati hidangan makan bergizi gratis (MBG)

Sejumlah siswa SDN 29 Pontianak menikmati hidangan makan bergizi gratis (MBG)

Selain itu, di Warungkiara Sukabumi Jawa Barat, para siswa juga terbukti meningkat konsentrasi dan semangat belajarnya sejak mendapatkan MBG. Namun, Dadan menegaskan BGN akan menyerahkan kepada lembaga independen untuk menilai pengaruh Program MBG.

"Kita sekarang fokus menyuarakan mereka yang memang benar-benar menerima manfaat MBG. Di Indonesia Timur dan wilayah terdepan, tertinggal, dan terluar -3T-, program ini benar-benar terasa manfaatnya," ujarnya.

Dadan juga memaparkan, per 30 Juli, sudah ada 7,55 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia yang telah tercakup dalam Program MBG dengan 2.437 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Pada peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 2025 mendatang, Presiden Prabowo Subianto menargetkan penerima MBG dapat mencapai 20 juta orang, mulai dari siswa PAUD-SMA, ibu hamil, ibu menyusui, hingga balita.

Ia optimistis target yang ditetapkan Presiden itu dapat tercapai karena data yang ada di BGN terus diperbarui tiap jam. Dalam waktu seminggu, BGN mencatat sedikitnya terdapat penambahan 800 ribu penerima manfaat.

"Saat ini, Program MBG sudah menyebar di 38 provinsi, hanya ada 12 kabupaten yang belum tersentuh, kami akan kejar dalam waktu dekat. Kami akan kerja sama dengan seluruh pemerintah daerah, masing-masing membentuk satuan tugas. Infrastrukturnya bisa dibangun di daerah-daerah terdepan, tertinggal, terluar -3T-, masing-masing harus mendaftar di kelompok kerja," paparnya.

Dadan juga menambahkan, setiap jamnya, terdapat sedikitnya 400 mitra yang mendaftarkan diri untuk membantu mengoperasikan SPPG. BGN terus melakukan verifikasi yang ketat untuk pendaftaran mitra.

"Tahun 2026 kami dapat pagu Rp 286 triliun, ini menjadi badan dengan anggaran terbesar. Kami ingin penerima manfaat senang, dan masyarakat yang terlibat rantai pasok lebih senang," tuturnya.

Ia juga mengemukakan, BGN memberdayakan minimal 30 persen masyarakat dari desil 1 dan 2 (miskin dan miskin ekstrem) menjadi tenaga kerja di SPPG, yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat di seluruh Indonesia. (Ant)