WNI Lebih Gampang ke Eropa Pakai Visa Cascade Schengen yang Berlaku 5 Tahun

Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa semakin mempererat hubungan bilateral melalui adopsi kebijakan baru bernama visa cascade Schengen, yang kini secara resmi berlaku bagi Warga Negara Indonesia (WNI).

Kebijakan ini memberikan kemudahan luar biasa dalam akses visa jangka panjang ke wilayah Schengen dan menandai pencapaian penting dalam hubungan strategis Indonesia-Uni Eropa, terutama di bidang mobilitas warga, perdagangan, dan pendidikan.

Apa itu Cascade Schengen Visa?

Visa cascade schengen adalah kebijakan yang disusun khusus untuk negara tertentu, yang dalam hal ini berlaku lebih menguntungkan dibanding ketentuan umum dalam Kode Visa Schengen.

Melalui kebijakan ini, WNI yang berdomisili di Indonesia dapat mengajukan visa Schengen multi-entry dengan masa berlaku hingga lima tahun, setelah sebelumnya memiliki dan menggunakan setidaknya satu visa Schengen dalam tiga tahun terakhir secara sah.

Syarat lainnya adalah paspor pemohon harus masih memiliki masa berlaku yang cukup untuk mengakomodasi periode visa tersebut.

Selama masa berlaku visa, pemegang visa cascade dapat menikmati hak perjalanan yang setara dengan negara-negara bebas visa ke wilayah Schengen, yaitu perjalanan jangka pendek maksimal 90 hari dalam periode 180 hari.

Namun penting dicatat, visa Schengen, termasuk jenis cascade, tidak memberikan hak untuk bekerja di negara-negara tujuan.

Keuntungan bagi WNI dan penguatan hubungan bilateral

Kebijakan ini diumumkan secara resmi oleh Komisi Eropa pada 23 Juli 2025, dan merupakan tindak lanjut konkret dari pertemuan bilateral antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada 13 Juli 2025 di Brussels, Belgia.

Langkah ini menunjukkan pengakuan terhadap hubungan yang semakin erat antara Indonesia dan Uni Eropa.

Ilustrasi pengajuan aplikasi visa Schengen untuk berkunjung ke Eropa

“Kebijakan ini adalah perubahan signifikan yang mempermudah mobilitas, mengurangi beban administratif, dan mendukung perencanaan perjalanan jangka panjang,” ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Media Outreach di Jakarta, 31 Juli 2025.

Dalam konteks ini, visa cascade tidak hanya mendukung pariwisata, tetapi juga memperkuat koneksi antarwarga dan mendorong pertumbuhan di sektor ekonomi, pendidikan, dan diplomasi budaya.

Dampak positif untuk dunia usaha dan mobilitas global

Pada tahun 2024, Indonesia mencatat 203.000 aplikasi visa Schengen, menjadikannya negara pengaju visa terbesar ke-13 di dunia dan ke-3 di kawasan ASEAN.

Dengan diberlakukannya visa cascade, pelaku usaha kini dapat lebih mudah menghadiri berbagai pameran dagang internasional, forum investasi, dan kegiatan promosi di negara-negara Eropa seperti Jerman, Prancis, Belanda, Belgia, Italia, dan lainnya.

Pameran besar seperti Hannover Messe, Paris Fashion Week, dan SIAL Paris menjadi ajang penting bagi brand Indonesia untuk menunjukkan daya saing global.

Pemerintah berharap bahwa visa cascade akan memperluas akses pasar ekspor, sekaligus meningkatkan citra Indonesia di mata konsumen Eropa.

“Kami mendorong seluruh pelaku usaha, pelajar, dan wisatawan Indonesia untuk memanfaatkan kesempatan ini secara bertanggung jawab,” imbuh Menko Airlangga.

Perlu diketahui, wilayah Schengen terdiri dari 29 negara, termasuk 25 negara anggota Uni Eropa seperti Jerman, Prancis, Spanyol, Italia, Belanda, dan Polandia, serta empat negara non-EU: Islandia, Liechtenstein, Norwegia, dan Swiss.

Pemegang visa cascade dapat bepergian bebas ke negara-negara ini untuk kunjungan singkat, tanpa perlu mengajukan visa terpisah untuk setiap negara.