Sejarah Pulau Galang, Eks Kamp Pengungsian Korban Perang Vietnam

Sejarah Pulau Galang, sejarah pulau galang batam, Sejarah Pulau Galang, Eks Kamp Pengungsian Korban Perang Vietnam

Presiden RI Prabowo Subianto menyiapkan Pulau Galang, Kepulauan Riau, untuk menjadi tempat pengobatan 2.000 warga Gaza, Palestina.

Pulau Galang dipilih karena memiliki fasilitas rumah sakit dan fasilitas pendukungnya.

Dengan demikian, korban perang yang mengalami luka-luka, terkena bom, atau reruntuhan bisa diobati di Pulau Galang.

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi menjelaskan bahwa bantuan pengobatan ini adalah sebuah kegiatan kemanusiaan. Dia memastikan ini berbeda dengan evakuasi.

Ini murni untuk menolong dan mengobati para warga Gaza yang terluka akibat perang.

"Dan ini memang bukan evakuasi ya, ini untuk pengobatan. Jadi nanti setelah sembuh, setelah selesai pengobatan, mereka tentu akan kembali lagi ke Gaza," tegasnya.

Sejarah Pulau Galang, tempat perawatan 

Sejarah Pulau Galang, sejarah pulau galang batam, Sejarah Pulau Galang, Eks Kamp Pengungsian Korban Perang Vietnam

Sejumlah barak dan bangunan yang tersisa di kawasan kamp pengungsi di Pulau Galang, Kepulauan Riau, Minggu (8/2/2015). Di pulau inilah pengungsi dari Vietnam, Kamboja dan Thailand pernah ditampung oleh Pemerintah Indonesia. Sekarang kamp ini menjadi salah satu objek wisata sejarah di Batam.

Sebelum rencana Prabowo memboyong warga Gaza yang terluka akibat perang, Pulau Galang sudah dikenal menjadi tempat perawatan.

Pada Maret 2020, dilansir dari laman Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pemerintah Indonesia mengoperasikan Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) untuk pasien yang terinfeksi virus SARS-CoV2 (Covid-19) di Pulau Galang.

Rumah sakit ini khususnya merawat Pekerja Migran Indonesia dari negara tetangga, antara lain Singapura dan Malaysia. Hingga Mei 2022, rumah sakit tersebut telah merawat lebih dari 21.000 pasien.

Salah satu kisah sejarah Pulau Galang yang tersohor adalah kamp pengungsian warga Vietnam akibat perang saudara di negara tersebut pada tahun 1980.

Sekitar tahun 1980, ratusan ribu warga Vietnam selatan mengungsi ke negara lain akibat perang. Mereka naik perahu dan selama beberapa waktu terombang-ambing di Laut China Selatan tanpa tujuan jelas.

Para korban perang tersebut sempat mendapat julukan sebagai manusia perahu. Sebagian dari warga Vietnam Selatan tersebut berhasil mencapai Indonesia, tepatnya Pulau Galang dan Tanjung Pinang.

Dari sinilah, kisah Pulau Galang sebagai kamp pengungsian warga Vietnam dimulai.

Barak pengungsian, rumah sakit, dan fasilitas lain

Sejarah Pulau Galang, sejarah pulau galang batam, Sejarah Pulau Galang, Eks Kamp Pengungsian Korban Perang Vietnam

Suasana di Pagoda Quan Am Tu yang dibangun di kamp pengungsi di Pulau Galang, Kepulauan Riau, Minggu (8/2/2015). Di pulau inilah pengungsi dari Vietnam, Kamboja dan Thailand pernah ditampung oleh Pemerintah Indonesia. Sekarang kamp ini menjadi salah satu objek wisata sejarah di Batam.

Pengungsi asal Vietnam sempat tinggal beberapa saat di beberapa wilayah di Indonesia seperti Pulau Anambas, kawasan Kepulauan Natuna, dan Pulau Bintan sebelum pindah ke Pulau Galang.

Kemudian sekitar 250.000 pengungsi Vietnam pun hidup di Pulau Galang yang dikhususkan sebagai penampungan sementara pada 1979-1996.

Pada saat itu, Komisi Tinggi Urusan Pengungsi PBB (UNHCR) dan Pemerintah Indonesia membangun sejumlah fasilitas di Pulau Galang.

Sarana yang dibangun, di antaranya barak pengungsian, tempat ibadah, rumah sakit, dan sekolah. Fasilitas tersebut digunakan oleh para pengungsi dari Vietnam. Barak pengungsian dibagi menjadi enam zona. Masing-masing zona dapat dihuni sebanyak 2.000-3.000 orang.

Ada juga tempat ibadah yang dibangun di Pulau Galang yaitu Vihara Quan Am Tu, Gereja Katolik Nha Tho Duc Me Vo Nhiem, gereja protestan, dan mushala.

Di dalam Vihara Quan Am Tu terdapat tiga patung, salah satunya Dewi Guang Shi Pu Sha. Konon, dewi ini mampu memberikan jodoh, keberuntungan, keharmonisan dalam rumah tangga, dan banyak lainnya.

Tidak hanya itu, dibangun pula penjara bagi pengungsi yang melakukan tindak kriminal. Di Pulau Galang juga dibangun pemakaman bernama Ngha Trang Grave. Setidaknya 503 pengungsi Vietnam dimakamkan di tempat ini.

Dilaporkan oleh Kompas.com, Kamis (5/3/2020), program kamp pengungsian Vietnam berakhir pada 3 September 1996.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!