Claudia Scheunemann di Utrecht, Antara Nasi dan Misi seperti Lewandowski

Utrecht, Timnas Indonesia, Robert Lewandowski, sepak bola putri, Timnas Putri Indonesia, FC Utrecht, Claudia Scheunemann, Claudia Scheunemann di Utrecht, Antara Nasi dan Misi seperti Lewandowski

Claudia Scheunemann belajar mandiri di Utrecht. Kangen dengan nasi sudah pasti, tapi itu tidak membendung mimpinya jadi seperti Lewandowski.

Claudia Scheunemann bersiap menjalani petualangan baru dalam kariernya sebagai pesepak bola putri

Andalan timnas putri Indonesia itu akan memperkuat klub Belanda FC Utrecht. Ia diikat kontrak profesional sampai 2008

“Mau ditajemin di striker. Jadi Lewandowski-nya cewek,” ujar Claudia Scheunemann mantap kala menjawab pertanyaan KOMPAS.com.

KOMPAS.com mendapatkan kesempatan melakukan wawancara daring dengan Claudia Scheunemann pada Rabu (13/8/2025), persis sehari setelah kontraknya bersama FC Utrecht diumumkan.

Claudia Scheunemann merupakan salah satu permata sepak bola putri Indonesia. Dalam usia yang masih sangat muda, 16 tahun, Claudia Scheunemann sudah menunjukkan ketenangan dan kemampuan melepas tembakan. Ia juga bisa menghuni berbagai posisi di lini serang.

Namun, di Utrecht ia ingin memantapkan dirinya sebagai penyerang nomor 9 layaknya bintang timnas Polandia dan FV Barcelona, Robert Lewandowski.

Claudia Scheunemann sangat paham bahwa jalan menuju ke sana pasti berliku dan penuh tantangan. Sejumlah tantangan yang harus ditaklukkan adalah rasa rindu dengan keluarga, teman-teman, dan nasi.

“Hidup sendiri. Tinggal sama dua pemain lain di Utrecht,” tutur Claudia yang merupakan pemain jebolan Young Warrior FA pada 2018-2024 itu.

“Jadi kita tinggal di apartemen bertiga. Ya pastinya sih susah buat Clau, 16 tahun jauh-jauh merantau ke Belanda enggak sama keluarga,” tutur gadis yang mengantar Timnas Putri Indonesia juara Piala AFF Putri 2024 tersebut.

“Ya tapi untungnya Clau di Belanda ada banyak keluarga dari Indonesia, tapi menurut Clau juga beda enggak ada papa mama di sini pastinya kangen dan juga kangen temen-temen semua di Indonesia,” kata pengagum Marselino Ferdinan dan Stefano Lilipaly itu.

Claudia Scheunemann pun belajar untuk hidup mandiri. Ia mulai belajar memasak.

“Ya dikit-dikit harus belajar. Aku bawa rice cooker.”

“Untungnya ada beras di sini. Tapi beda, beras Indonesia the best”

“Dari segi makanan ya pastinya sih kangen makanan Indonesia apalagi nasi,” ujarnya diiringi dengan tawa.

Soal bahasa, Clau percaya itu tak akan terlalu menghambat masa adaptasinya di Utrecht.

“Belum bisa,” ujar Claudia Scheunemann soal kemampuan berbahasa Belanda.

“Bahasa pastinya akan jadi masalah sedikit tetapi senangnya Clau di sini semua pemain semua pelatih orang-orang di Belanda, semua bahasa Inggrisnya lancar banget. Jadi karena itu menurut Clau aman aja,” katanya.

Seiring usianya yang masih sangat muda, Claudia sadar masih ada banyak ruang di dirinya untuk berkembang. Ia akan bekerja keras menjadi Lewandowski versi putri.

“Challenge-nya yang pasti Clau kan juga masih pemain yang muda sekali. Dibanding pemain-pemain Utrecht di sini bisa dibilang masih lebih kecil dari segi badan. Jadi Clau harus kuatin lagi fisiknya.”

“Dari segi mental pasti juga akan susah tapi ya semoga Clau hari demi hari bisa get better (semakin baik),” ujar keponakan dari eks pelatih timnas putri Indonesia, Timo Scheunemann, itu.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!