Danau Kelimutu di Flores Punya Tiga Warna yang Bisa Berubah, Ini Waktu Terbaik Buat Melihatnya

Danau Kelimutu, Pesona Danau Tiga Warna Kelimutu, Penyebab Perubahan Warna Danau, Waktu Terbaik untuk Mengunjungi Danau Kelimutu, Akses dan Fasilitas di Danau Kelimutu, Tips untuk Wisatawan, Keindahan Alam dan Budaya Sekitar
Danau Kelimutu

Danau Kelimutu, yang terletak di puncak Gunung Kelimutu, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, adalah salah satu destinasi wisata alam paling menakjubkan di Indonesia. Keunikan danau ini terletak pada tiga kawah vulkaniknya yang memiliki warna air berbeda-beda, yaitu merah, biru, dan putih, yang dikenal sebagai Danau Tiga Warna. 

Fenomena alam yang langka ini terjadi karena perubahan warna air yang tidak dapat diprediksi, menjadikannya magnet bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Menurut kepercayaan masyarakat lokal Suku Lio, setiap danau memiliki makna spiritual: Tiwu Nuwa Muri Koo Fai (biasanya berwarna biru) dipercaya sebagai tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda, Tiwu Ata Polo (merah) untuk jiwa-jiwa yang melakukan kejahatan, dan Tiwu Ata Mbupu (putih) untuk jiwa-jiwa orang tua. 

Berikut ini adalah penjelasan tentang penyebab perubahan warnanya, dan waktu terbaik untuk menikmati keindahannya.

Pesona Danau Tiga Warna Kelimutu

Danau Kelimutu terletak di dalam kawasan Taman Nasional Kelimutu, yang ditetapkan sebagai kawasan konservasi sejak 26 Februari 1992 dengan luas 5.356,5 hektar. Ketiga danau, yaitu Tiwu Nuwa Muri Koo Fai (luas 5,5 hektar), Tiwu Ata Polo (4 hektar), dan Tiwu Ata Mbupu (4,5 hektar), berada pada ketinggian 1.500–1.731 meter di atas permukaan laut. 

Keunikan warna danau ini telah menarik perhatian sejak ditemukan oleh Lio Van Suchtelen, seorang warga Belanda, pada tahun 1915, dan kemudian didokumentasikan oleh Y. Bouman pada tahun 1929. 

Warna air danau dapat berubah menjadi hijau, biru, merah, putih, cokelat, hingga hitam, tergantung pada waktu dan kondisi tertentu. Sebagai contoh, pada Oktober 2016, warna danau dilaporkan berupa hijau tua, biru, dan hijau toska, sementara pada tahun 1997, warnanya berubah menjadi merah hati dan hijau botol.

Penyebab Perubahan Warna Danau

Perubahan warna Danau Kelimutu bukanlah fenomena mistis, melainkan hasil dari proses ilmiah. Menurut penelitian, perubahan warna disebabkan oleh aktivitas vulkanik yang menghasilkan gas seperti sulfur dioksida dan karbon dioksida dari ventilasi hidrotermal di dasar danau. 

Gas-gas ini bereaksi dengan mineral seperti garam besi, sulfat, dan mangan dalam air, memengaruhi status oksidasi-reduksi dan komposisi kimia danau. 

Selain itu, pembiasan cahaya matahari pada dinding kawah dan keberadaan mikroorganisme di air juga berkontribusi pada variasi warna. Sebagai contoh, Tiwu Ata Polo sering berubah warna karena konsentrasi sulfur yang tinggi, sementara Tiwu Ata Mbupu cenderung memiliki warna hijau lumut. 

Aktivitas vulkanik terakhir yang tercatat terjadi pada Juni–Juli 1968, berupa letusan freatik ringan dengan semburan air cokelat kehitaman.

Waktu Terbaik untuk Mengunjungi Danau Kelimutu

Untuk menikmati keindahan Danau Tiga Warna, waktu terbaik adalah saat matahari terbit, terutama pada bulan Maret hingga Agustus, yang merupakan awal musim kemarau. Pada periode ini, cuaca cenderung cerah, vegetasi masih hijau, dan kabut pagi hari biasanya lebih tipis, memungkinkan pemandangan danau yang jelas. 

Wisatawan disarankan untuk memulai perjalanan dari Desa Moni, desa terdekat di kaki Gunung Kelimutu, sekitar pukul 03.30–04.00 pagi. 

Dari Desa Moni, perjalanan menuju gerbang Taman Nasional Kelimutu memakan waktu sekitar 20–30 menit dengan kendaraan, diikuti pendakian ringan selama 20–30 menit melalui tangga beton menuju “Titik Inspirasi,” titik pandang terbaik untuk melihat ketiga danau. 

Penting untuk membawa pakaian hangat karena suhu di puncak bisa sangat dingin, terutama sebelum fajar, serta senter atau headlamp untuk menerangi jalur pendakian.

Akses dan Fasilitas di Danau Kelimutu

Untuk mencapai Danau Kelimutu, wisatawan dapat terbang ke Bandara H. Hasan Aroeboesman di Kabupaten Ende, kemudian melanjutkan perjalanan darat sejauh 65 kilometer ke Desa Moni. Dari Desa Moni, jarak ke gerbang Taman Nasional Kelimutu sekitar 13–15 kilometer. 

Transportasi umum terbatas, sehingga menyewa mobil atau motor dengan sopir lokal sangat disarankan. Tiket masuk untuk wisatawan domestik berkisar Rp5.000–Rp25.000, sedangkan untuk wisatawan mancanegara sekitar Rp150.000, dengan biaya parkir tambahan Rp5.000 untuk motor dan Rp10.000 untuk mobil. 

Fasilitas di lokasi mencakup toilet, gazebo, lahan parkir, dan kios yang menjual makanan ringan, minuman seperti kopi dan jahe, serta suvenir seperti kain tenun dengan harga terjangkau. 

Namun, wisatawan diimbau untuk mematuhi peraturan setempat, seperti tidak mendekati bibir danau karena dinding kawah yang curam dan rawan longsor.

Tips untuk Wisatawan

Wisatawan yang ingin mengunjungi Danau Kelimutu perlu mempersiapkan kondisi fisik yang prima karena pendakian memerlukan stamina, meskipun jalur sudah dilengkapi tangga beton. 

Membawa perlengkapan seperti kamera untuk mengabadikan pemandangan sunrise, powerbank, obat-obatan pribadi, dan tisu basah sangat disarankan. Penting juga untuk menghormati adat setempat, seperti memberikan sesajen atau meminta izin secara simbolis kepada penunggu danau, sesuai kepercayaan masyarakat Lio. 

Festival Danau Kelimutu, yang diadakan setiap tahun (misalnya, 15–17 September 2021), menawarkan pengalaman budaya tambahan melalui ritual “Pati Ka Du’a Bapu Ata Mata” dan “Taga Kamba,” yang menghormati leluhur.

Keindahan Alam dan Budaya Sekitar

Selain Danau Tiga Warna, Taman Nasional Kelimutu memiliki flora dan fauna unik, seperti bunga edelweiss, cemara, kesambi, serta satwa endemik seperti burung Gerugiwa dengan 12 nada suara berbeda. 

Wisatawan juga dapat mengunjungi destinasi lain di sekitar, seperti air panas Nage, pasar sayur dan buah, atau kampung megalitikum Bena, untuk melengkapi pengalaman wisata di Flores. 

Keindahan alam dan kekayaan budaya ini menjadikan Danau Kelimutu destinasi yang wajib dikunjungi bagi pencinta petualangan dan fotografi.