Kapan Waktu Terbaik Mengajarkan Anak Mengelola Keuangan?

Banyak orangtua masih bingung kapan waktu yang tepat untuk mulai mengenalkan konsep keuangan kepada anak.
Kapan waktu terbaik mengajarkan anak mengelola keuangan?
Perencana Keuangan Profesional Rista Zwestika Reni CFP®, WMI, WPS menjelaskan, anak-anak pada dasarnya sudah mulai mengenal uang sejak usia 7 hingga 8 tahun.
“Mengajarkan anak untuk mengelola uang, saya lakukan ke anak saya sejak masih SD. Biasanya anak usia 7-8 tahun sudah mengenal uang,” kata Rista dalam talkshow “Cara Cerdas Kelola Keuangan: Persiapkan Anak Kembali ke Sekolah” di IKEA Jakarta Garden City, belum lama ini.
Namun, usia ideal untuk mulai mengajarkan manajemen keuangan bisa berbeda-beda, tergantung pada pola asuh di rumah.
Dari pengalaman Rista, dirinya baru mulai memperkenalkan pengelolaan uang secara lebih konkret kepada anaknya saat usia 10 tahun.
“Tapi saya mengajarkan anak saya ketika usianya sudah 10 tahun, karena tingkat kematangan anak itu berbeda-beda, tergantung pola asuh orangtua,” ujarnya.
Menurut Rista, pada usia tersebut, anak sudah mulai memiliki kemampuan berpikir yang lebih logis dan sistematis.
Tak hanya itu, anaknya juga sudah mendapatkan pelajaran tentang uang di sekolah, sehingga pembelajaran di rumah dan sekolah bisa saling melengkapi.
“Usia 10 tahun itu artinya anak saya kelas 3 SD. Di tingkat tersebut, anak saya juga ada pembelajaran tentang uang, sehingga saling berkaitan dengan apa yang dipelajari di sekolah,” ungkapnya.
Bagaimana cara mulai mengajarkan anak mengelola keuangan?
Ia menekankan, anak sebaiknya tidak diberi uang saku begitu saja. Orangtua perlu mengarahkan mereka untuk mengenal nilai uang, serta menyesuaikannya dengan kebutuhan harian.
“Anak-anak itu sebaiknya tidak asal diberi uang sama orangtuanya, sebaiknya diarahkan mereka untuk survei rentang harga makanan atau minuman yang ada di kantin sekolahnya,” saran Rista.
Langkah ini menurutnya penting untuk mengasah kemampuan anak dalam membuat keputusan keuangan sederhana, seperti membandingkan harga dan menghitung pengeluaran dari uang saku yang diterima.
Selain itu, Rista juga menyarankan agar orangtua mendorong anak menyisihkan sebagian uang saku, terutama jika mereka membawa bekal dari rumah.
“Orangtua juga bisa imbau anaknya bahwa uang saku itu tidak harus habis, kalau ada sisa atau tidak digunakan karena membawa bekal, mereka bisa simpan ke tabungan pribadinya,” ujarnya.
Melalui pendekatan yang tepat dan disesuaikan dengan usia serta karakter anak, pendidikan keuangan sejak dini tidak hanya membangun kebiasaan positif, tapi juga menjadi bekal penting untuk kemandirian finansial di masa depan.