PO Bus Tanpa Musik: Apakah Penumpang Merasa Berbeda?

Sudah lebih dari sepekan ini, sejumlah Perusahaan Otobus (PO) melakukan gerakan Transportasi Indonesia Hening.
Dalam gerakan ini, layanan bus AKAP seolah menjadi bisu tanpa musik, karena tidak memutar lagu seperti biasanya.
Hal ini berawal dari polemik royalti lagu terkait PP Nomor 56 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu dan/atau Musik.
Regulasi tersebut menimbulkan protes dari para musisi terhadap sistem distribusi royalti yang dianggap tidak transparan dan belum adil.
Gibran, Sekjen Busmania, mengatakan bahwa hal ini tentunya mempengaruhi layanan bus yang kerap mempromosikan berbagai fitur entertainment sebagai hiburan penumpang di bus.
"Setelah saya perhatikan, pertanyaannya kalau merujuk dari UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dan PP No. 56 Tahun 2021 yang ujung pangkal sengketa, berarti fitur-fitur audio video yang disajikan kepada penumpang yang jadi permasalahan sehingga menimbulkan gerakan tersebut," kata Gibran kepada Kompas.com, Senin (25/8/2025).
Agramas lakukan gerakan Transportasi Indonesia Hening
Gibran menjelaskan, untuk fitur audio video yang dibuat oleh karoseri, yang biasanya digunakan untuk memutar lagu, tentunya akan hening.
Fitur tersebut seperti layar AVOD, center TV, speaker, dan fasilitas karaoke yang kerap menjadi andalan bus.
Mungkin fitur tersebut untuk sementara hanya bisa digunakan untuk informasi fasilitas PO bus, pengumuman kepada penumpang, dan instruksi keselamatan.
Terkait apakah ketidakhadiran fitur tersebut akan memberikan pengalaman berbeda atau tidak bagi penumpang, menurut Gibran, hal itu tergantung pada individu penumpang.
"Perihal seru atau tidaknya bagi penumpang mungkin berbeda-beda, ya. Hanya saja, ada kebiasaan yang berkurang bagi beberapa pihak, karena pemutaran musik atau film di kabin juga ada yang menikmati, dan ada juga yang ingin kabin tersebut senyap agar penumpang bisa istirahat," katanya.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!