Waduh! Daftar Pekerjaan Bergaji Tinggi Ini Terancam Punah Gara-gara AI

Ilustrasi kerja
Ilustrasi kerja

 Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) berkembang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Teknologi ini tidak hanya mampu mempermudah aktivitas sehari-hari, tetapi juga sudah digunakan dalam industri besar, mulai dari keuangan, hukum, kesehatan, hingga media. 

Namun, di balik manfaatnya, AI membawa kekhawatiran besar karena dapat menggantikan sejumlah profesi, termasuk pekerjaan bergaji tinggi yang selama ini dianggap aman dari ancaman otomasi.

Melansir dari  FinanceBuzz, Rabu, 27 Agustus 2025, ada beberapa pekerjaan dengan gaji tinggi yang akan punah lantaran kehadiran AI. Hal tersebut karena berbagai profesi yang membutuhkan analisis data, riset, hingga pengambilan keputusan berbasis pola tertentu, kini dapat dilakukan oleh algoritma AI dengan akurasi dan kecepatan lebih tinggi. 

Kondisi ini membuat banyak perusahaan mulai mempertimbangkan penggunaan AI untuk memangkas biaya tenaga kerja. Jika Anda saat ini menekuni salah satu profesi dengan gaji tinggi, penting untuk memahami risiko yang mungkin terjadi dan mempersiapkan langkah antisipasi ke depan.

1. Paralegal dan Asisten Hukum

Profesi hukum sering dianggap aman, tetapi faktanya AI sudah mampu melakukan riset hukum, menyusun draf dokumen, hingga mengelola basis data kasus. Rata-rata gaji paralegal di Amerika Serikat mencapai sekitar US$63.000 per tahun. 

Namun, dengan hadirnya AI yang mampu mengakses jutaan data hukum dalam hitungan detik, pekerjaan ini semakin rawan berkurang perannya.

2. Spesialis SDM (HR Specialist)

Spesialis sumber daya manusia memiliki rata-rata gaji sekitar US$66.000 per tahun. Sayangnya, banyak fungsi mereka yang kini bisa diambil alih sistem otomatis, seperti proses rekrutmen berbasis AI, analisis kinerja karyawan, hingga pengelolaan jadwal. 

Peran HR spesialis bisa berkurang drastis kecuali mereka mampu menambah nilai strategis dalam mengelola manusia, bukan sekadar data.

3. Editor dan Penulis Teknis

Dengan rata-rata gaji US$68.000 per tahun, editor dulunya memegang peran penting dalam menjaga kualitas tulisan. Kini, hadirnya AI seperti ChatGPT dan Grammarly mampu melakukan pemeriksaan tata bahasa, penyusunan kalimat, bahkan penulisan artikel dengan kualitas yang cukup baik. Hal ini membuat kebutuhan editor manusia berpotensi menurun.

4. Analis Keuangan

Analis keuangan memperoleh gaji sekitar US$79.000 per tahun. Profesi ini sangat mengandalkan kemampuan analisis data untuk memberikan rekomendasi investasi. 

Namun, algoritma AI sudah mampu menganalisis tren pasar, membaca pola data keuangan, bahkan memberikan rekomendasi investasi yang lebih cepat dan akurat.

5. Analis Data

Profesi analis data dengan gaji rata-rata US$83.000 juga tidak luput dari ancaman. Pekerjaan yang melibatkan pembersihan data, analisis tren, dan visualisasi laporan kini dapat digantikan oleh AI dengan lebih efisien. Jika tidak mampu beradaptasi, banyak analis data yang akan kehilangan relevansinya.

6. Underwriter Asuransi

AI juga semakin masuk ke dunia asuransi, terutama dalam pekerjaan underwriter yang rata-rata bergaji US$86.000 per tahun. Sistem berbasis AI kini bisa menilai risiko, memverifikasi dokumen, hingga menentukan premi secara otomatis. Hal ini membuat peran underwriter semakin berkurang dalam industri asuransi modern.

7. Insinyur Komputer

Mungkin terdengar mengejutkan, tetapi insinyur komputer dengan gaji sekitar US$93.000 juga terancam oleh AI. Teknologi generative AI sudah bisa menulis kode, memperbaiki bug, hingga mengembangkan perangkat lunak. Bahkan CEO Zoho, Sridhar Vembu, memperingatkan bahwa software engineer harus siap menghadapi masa depan di mana AI dapat memangkas kebutuhan tenaga kerja di sektor ini.

8. Radiolog

Dalam dunia kesehatan, radiolog dengan gaji tinggi mencapai sekitar US$128.000 per tahun juga menghadapi risiko. AI sudah terbukti mampu membaca citra medis seperti X-ray dan MRI dengan akurasi tinggi, bahkan dalam beberapa kasus lebih teliti daripada manusia. 

Meski dokter tetap dibutuhkan untuk pengambilan keputusan klinis, sebagian besar pekerjaan rutin radiolog berpotensi tergantikan.

9. Petugas Kredit (Loan Officer)

Petugas kredit yang rata-rata memperoleh penghasilan hingga US$185.000 per tahun juga berada dalam daftar profesi yang rawan punah. 

Teknologi AI kini bisa menilai kelayakan kredit, menganalisis risiko, hingga memproses aplikasi pinjaman lebih cepat daripada tenaga manusia.

10. Eksekutif Perusahaan

Mantan eksekutif Google, Mo Gawdat, bahkan menyebut AI berpotensi menggantikan peran eksekutif perusahaan, termasuk CEO. 

Meski gajinya sangat tinggi, AI dianggap mampu membuat keputusan bisnis berbasis data lebih cepat dan efisien. 

Walau demikian, aspek kepemimpinan manusia masih menjadi faktor penting yang belum sepenuhnya tergantikan.

Perkembangan AI membawa dampak besar terhadap dunia kerja, bahkan bagi profesi dengan gaji tinggi. Mulai dari sektor hukum, keuangan, teknologi, hingga kesehatan, AI mampu mengambil alih banyak tugas yang sebelumnya hanya bisa dilakukan manusia. 

Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk terus meningkatkan keterampilan, terutama yang berhubungan dengan kreativitas, empati, dan kepemimpinan. Keterampilan tersebut adalah area yang sulit ditiru oleh AI dan akan menjadi nilai tambah bagi masa depan karier Anda.