Bukan Hanya Bikin Gemuk, Makan Terlalu Cepat Bisa Sebabkan Diabetes, Kok Bisa?

Kebiasaan makan cepat sering kali dianggap hal biasa. Apalagi kalau sedang lapar berat atau terburu-buru karena kerjaan menumpuk, siapa sih yang sempat makan pelan-pelan? Padahal, ternyata kebiasaan sepele ini bisa membawa dampak besar bagi kesehatan tubuh, lho.
Menurut para ahli, makan dengan tempo terlalu cepat bisa meningkatkan risiko metabolic syndrome atau sindrom metabolik. Ini bukan sekadar istilah medis, tapi kumpulan masalah kesehatan serius yang meliputi lingkar pinggang besar, tekanan darah tinggi, kadar gula darah puasa tinggi, kadar trigliserida tinggi, dan rendahnya kolesterol baik (HDL). Kombinasi ini bisa memicu penyakit jantung, stroke, hingga diabetes tipe 2.
Kenapa Makan Cepat Bisa Berbahaya?
Dr. Yesika Garcia, seorang dokter spesialis endokrin di Medical Offices of Manhattan, mengungkapkan bahwa beberapa penelitian menunjukkan orang yang makan cepat cenderung mengalami lonjakan gula darah lebih tinggi setelah makan. Selain itu, tubuh mereka juga menghasilkan lebih sedikit hormon yang memberi sinyal kenyang.
Akibatnya? Rasa kenyang datang lebih lambat sehingga kita terdorong untuk makan lebih banyak dari yang dibutuhkan. Kalau ini terjadi terus-menerus, lama-lama bisa memicu kenaikan berat badan, resistensi insulin, bahkan sindrom metabolik.
Sebuah penelitian pada 2021 menemukan bahwa orang yang makan cepat memiliki risiko 54% lebih tinggi terkena sindrom metabolik dibandingkan mereka yang makan perlahan. Jadi, jangan sepelekan tempo makan kita, ya.
Seberapa Cepat Itu Dibilang Cepat?
Mungkin kamu bertanya-tanya, ’Kalau makan 10 menit habis, itu termasuk cepat nggak?’ dan jawabannya iya termasuk cepat.
Secara umum, makan cepat didefinisikan sebagai menghabiskan satu porsi makanan normal dalam waktu kurang dari 20 menit. Dengan kata lain, kalau baru duduk dan dalam hitungan 10–15 menit sudah selesai, berarti kamu tipe fast eater.
Dr. Garcia menjelaskan, makan terlalu cepat membuat karbohidrat lebih cepat diserap tubuh. Akibatnya, kadar gula darah melonjak tajam dalam waktu singkat. Kondisi ini membuat pankreas bekerja lebih keras memproduksi insulin. Kalau dibiarkan, sel-sel pankreas bisa kelelahan dan muncullah resistensi insulin, jalan pintas menuju diabetes.
Kunyah Lebih Lama, Tubuh Lebih Sehat
Kabar baiknya, kebiasaan ini bisa diubah. Dr. Garcia menyarankan agar kita mengunyah setiap suapan 20–30 kali sebelum ditelan. Selain membantu tubuh mencerna makanan lebih baik, cara ini juga memberi waktu bagi otak untuk menerima sinyal kenyang.
Makan lebih pelan bukan hanya soal kesehatan, tapi juga memberi kesempatan untuk benar-benar menikmati makanan. Bayangkan kalau kamu makan steak mahal atau sashimi segar, tapi dalam 10 menit sudah habis. Rugi banget, kan?
Tips Supaya Bisa Makan Lebih Pelan
Kalau kamu tipe orang yang sering makan terburu-buru, jangan khawatir. Ada beberapa trik sederhana yang bisa dicoba:
- Gunakan timer. Atur waktu makan minimal 20–30 menit.
- Potong makanan lebih kecil. Dengan begitu, kunyahan jadi lebih banyak.
- Kunyah 20–30 kali setiap suapan. Ini cara paling efektif untuk melambatkan tempo.
- Fokus pada rasa makanan. Nikmati aroma, tekstur, dan rasa di lidah.
- Minum air putih di sela makan. Selain memperlambat tempo, juga bantu hidrasi.
- Jauhkan ponsel dan TV. Dengan begitu, perhatianmu hanya tertuju pada makanan.
Lifestyle Hack untuk Hidup Lebih Sehat
Di tengah gaya hidup serba cepat, makan pelan-pelan memang terasa sulit. Tapi coba ingat, tubuh kita bukan mesin yang bisa dipaksa bekerja terus tanpa jeda. Makan adalah momen penting untuk memberi energi sekaligus menjaga kesehatan jangka panjang.
Kalau ingin berat badan lebih stabil, metabolisme lebih sehat, dan terhindar dari risiko penyakit serius, mulailah dari langkah sederhana yaitu kunyah makanan lebih lama dan nikmati prosesnya.
Siapa sangka, rahasia tubuh sehat bukan cuma dari diet atau olahraga, tapi juga dari seberapa lama kita duduk di meja makan. Jadi, jangan buru-buru habiskan makananmu. Tarik napas, santai, dan biarkan setiap suapan benar-benar kamu rasakan.