Top 5+ Tips Cegah Stunting Sejak Masa Kehamilan

Ilustrasi wanita hamil, 1. Penuhi Asupan Gizi Seimbang Sejak Hamil, 2. Jangan Lupakan DHA untuk Otak Si Kecil, 3. Rutin Periksa Kehamilan ke Tenaga Kesehatan, 4. Berikan ASI Eksklusif pada Bayi, 5. Pastikan Dukungan Keluarga dan Lingkungan
Ilustrasi wanita hamil

Mencegah stunting bukan hanya tugas tenaga medis, melainkan tanggung jawab bersama keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Dengan menerapkan lima langkah sederhana—memenuhi gizi seimbang, orang tua bisa berperan aktif dalam mencetak generasi yang sehat dan cerdas.

Stunting masih menjadi masalah besar di Indonesia, bukan hanya pada aspek kesehatan, tetapi juga dalam pembangunan sumber daya manusia. Kondisi ini terjadi ketika anak mengalami gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu lama, terutama sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun. Masa inilah yang disebut 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), atau periode emas yang sangat menentukan kualitas kesehatan, kecerdasan, serta produktivitas anak di masa depan.

Ketua IBI Provinsi DKI Jakarta, Udur Diana Tumanggor., SST., M.Keb, menegaskan bahwa bidan memiliki peran sentral dalam mendampingi ibu dan keluarga sejak masa kehamilan hingga tumbuh kembang anak.

"Melalui edukasi gizi yang tepat, bidan dapat menjadi garda terdepan dalam mencegah stunting sekaligus memastikan generasi mendatang tumbuh sehat, cerdas, dan berkualitas," ujarnya.

Agar lebih mudah dipahami, berikut adalah lima tips praktis untuk mencegah stunting sejak masa kehamilan:

1. Penuhi Asupan Gizi Seimbang Sejak Hamil

Kesehatan ibu hamil berpengaruh langsung pada perkembangan janin. Kekurangan zat gizi seperti protein, zat besi, folat, dan kalsium bisa meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah. Pastikan ibu mengonsumsi makanan bergizi seimbang dari sumber karbohidrat, protein hewani, sayuran, buah, dan susu. Tidak kalah penting, konsumsi makanan kaya zat besi untuk mencegah anemia pada ibu hamil.

2. Jangan Lupakan DHA untuk Otak Si Kecil

Salah satu nutrisi yang sangat berperan dalam perkembangan otak anak adalah DHA (docosahexaenoic acid). Menurut Muklatul Ainiah, A.M.Keb, SKM, MA, perwakilan IBI DKI Jakarta, “Bidan berada di garda terdepan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Dengan pemahaman yang kuat mengenai gizi, para bidan dapat menjadi agen perubahan yang signifikan dalam masyarakat.” 

Edukasi mengenai nutrisi DHA harus terus digencarkan karena DHA mendukung pembentukan struktur otak, fungsi kognitif, hingga penglihatan anak.

3. Rutin Periksa Kehamilan ke Tenaga Kesehatan

Kunjungan rutin ke bidan atau dokter kandungan tidak hanya memastikan kondisi ibu dan janin sehat, tetapi juga memberi kesempatan untuk konsultasi gizi dan tumbuh kembang. Melalui pemeriksaan ini, ibu hamil dapat mengetahui kebutuhan nutrisi yang tepat serta mendeteksi dini adanya risiko yang bisa menghambat pertumbuhan anak.

4. Berikan ASI Eksklusif pada Bayi

Setelah melahirkan, pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan pertama adalah kunci penting pencegahan stunting. ASI mengandung zat gizi lengkap yang sesuai dengan kebutuhan bayi. Setelah enam bulan, ASI tetap diberikan sambil dilengkapi dengan MPASI (Makanan Pendamping ASI) yang bergizi seimbang sesuai usia.

5. Pastikan Dukungan Keluarga dan Lingkungan

Seminar Cegah Stunting, 1. Penuhi Asupan Gizi Seimbang Sejak Hamil, 2. Jangan Lupakan DHA untuk Otak Si Kecil, 3. Rutin Periksa Kehamilan ke Tenaga Kesehatan, 4. Berikan ASI Eksklusif pada Bayi, 5. Pastikan Dukungan Keluarga dan Lingkungan

Seminar Cegah Stunting

Pencegahan stunting tidak bisa dilakukan ibu seorang diri. Ayah, anggota keluarga, dan lingkungan sekitar perlu ikut terlibat. Dukungan emosional, bantuan dalam menyediakan makanan sehat, serta menjaga pola hidup bersih dan sehat di rumah merupakan faktor penting untuk menciptakan tumbuh kembang anak yang optimal.

Upaya mencegah stunting ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk sektor swasta. Santy Octavia, Senior Brand Manager PT. Frisian Flag Indonesia.

“Sebagai perusahaan yang telah menjadi bagian dari keluarga Indonesia selama lebih dari 100 tahun, dengan visi ‘Nourishing Indonesia to Progress’, Frisian Flag senantiasa hadir dan tumbuh bersama generasi demi generasi, tumbuh sehat, cerdas, dan kuat berkat gizi berkualitas dan stimulasi yang tepat. Periode emas yang dimulai sejak 1000 hari pertama ini tidak dapat diulang kembali, karena itulah penting peranan orangtua menjaga buah hati tercintanya agar selalu mendapatkan yang terbaik," ujarnya.

Seperti ditegaskan dr. Ellen Roostaty Sianipar, Sp.A (K), “DHA berperan penting dalam pembentukan struktur dan fungsi otak. Memastikan asupannya terpenuhi sejak dini merupakan langkah strategis untuk mendukung kualitas generasi masa depan.”

Dengan langkah nyata yang dimulai sejak masa kehamilan, harapan untuk mewujudkan Generasi Emas 2045 bukan sekadar wacana, melainkan cita-cita yang dapat dicapai bersama.