Top 6+ Cara Orang Tua Menjadi Teman saat Anak Beranjak Remaja agar Lebih Terbuka dan Jujur

Beberapa orang tua merasa hubungan dengan anak mulai berubah ketika mereka beranjak dewasa. Perubahan ini sering menimbulkan jarak antara orang tua dan anak bila tidak diantisipasi dengan tepat.
Saat kecil anak cenderung terbuka, seiring bertambahnya usia mereka lebih berhati-hati menceritakan sesuatu. Hal ini wajar karena anak mulai membutuhkan ruang pribadi, kebebasan mengambil keputusan, dan pengakuan atas kemandirian.
Untuk itu, orang tua perlu menyesuaikan cara pendekatan agar tetap bisa menjadi sosok yang dekat sekaligus dipercaya. Bukan lagi sebagai pengontrol penuh, melainkan sebagai teman yang siap mendengarkan, memberi dukungan, dan hadir ketika anak membutuhkan.
Dengan pendekatan yang tepat, anak akan lebih nyaman untuk terbuka dan jujur tanpa merasa takut dihakimi. Berikut pendekatan pola asuh (parenting) yang dapat ayah dan ibu lakukan agar anak menganggap orang tua sebagai teman.
1. Bangun Komunikasi Dua Arah
Komunikasi adalah kunci utama dalam menjaga hubungan sehat dengan anak dewasa. Orang tua sebaiknya tidak hanya berbicara dalam bentuk instruksi atau nasihat sepihak.
Berikan ruang untuk mendengarkan cerita anak dengan penuh perhatian, lalu tanggapi dengan empati. Ketika anak merasa didengar tanpa digurui, mereka akan lebih mudah membuka diri.
2. Hargai Privasi dan Kemandirian Anak
Seiring bertambahnya usia, anak semakin membutuhkan privasi. Orang tua perlu belajar menahan diri agar tidak menuntut tahu semua hal secara detail. Memberi kebebasan justru akan membuat anak merasa dihargai. Sikap ini membantu mereka melihat orang tua sebagai tempat curhat, bukan sebagai pihak yang membatasi.
3. Gunakan Pendekatan Non-Otoriter
Menggurui sering membuat anak merasa jauh. Sebaliknya, orang tua bisa berbagi pengalaman pribadi sebagai bentuk cerita, bukan perintah. Misalnya, saat anak bimbang memilih pekerjaan, ceritakan pengalaman Anda ketika menghadapi situasi serupa. Dengan cara ini, anak merasa diajak berdiskusi setara, bukan sekadar dinilai.
4. Tunjukkan Kepercayaan
Kepercayaan adalah fondasi kejujuran. Jika anak merasa orang tuanya selalu curiga, mereka akan cenderung menutup diri. Sebaliknya, dengan menunjukkan bahwa Anda percaya pada tanggung jawab mereka, anak akan lebih berani terbuka. Ajukan pertanyaan dengan nada lembut dan penuh ketertarikan, bukan interogasi.
5. Luangkan Waktu Berkualitas Bersama
Kedekatan emosional tidak hanya terbangun lewat percakapan serius, tetapi juga lewat momen sederhana. Orang tua bisa mengajak anak makan bersama, menonton film, atau sekadar jalan-jalan santai. Aktivitas ringan ini menciptakan suasana nyaman yang memudahkan anak bercerita tanpa dipaksa.
6. Hindari Reaksi Berlebihan
Salah satu alasan anak enggan jujur adalah rasa takut membuat orang tua marah atau kecewa. Jika Anda bisa merespons dengan tenang, meski kabar yang didengar tidak sesuai harapan, anak akan merasa lebih aman untuk terbuka di lain waktu. Sikap bijak orang tua dalam menanggapi cerita anak akan membangun kepercayaan jangka panjang.
Menjadi teman bagi anak dewasa bukan berarti kehilangan wibawa sebagai orang tua. Sebaliknya, peran ini justru memperkuat kedekatan dengan cara yang lebih dewasa dan sehat. Keenam cara di atas bertujuan membentuk hubungan persahabatan yang tulus dan saling mendukung di setiap fase kehidupan.