Top 10+ Kebiasaan Belanja Kelas Menengah yang Jarang Disadari, Anda Termasuk?

Ilustrasi belanja di mall
Ilustrasi belanja di mall

 Dalam beberapa tahun terakhir, kelas menengah menjadi salah satu kelompok ekonomi yang paling disorot. Alasannya, daya beli mereka dianggap sebagai motor penting bagi pertumbuhan ekonomi di berbagai negara, termasuk Indonesia. 

Namun, di balik peran signifikan itu, pola konsumsi kelas menengah seringkali mencerminkan kebiasaan unik yang tidak hanya berkaitan dengan kebutuhan dasar, tetapi juga aspirasi sosial dan gaya hidup.

Kebiasaan kelas menengah dalam menghabiskan uang menarik untuk dibahas karena tidak semata-mata soal kemampuan finansial, melainkan juga cara mereka memandang status, kenyamanan, hingga masa depan. 

Banyak survei dari luar negeri, seperti yang dilaporkan oleh Pew Research Center dan World Bank, menunjukkan bahwa konsumsi kelas menengah cenderung meningkat pada sektor hiburan, gaya hidup, dan teknologi, bukan hanya untuk kebutuhan pokok. 

Lalu, apa saja kebiasaan paling umum yang dilakukan kelas menengah dalam membelanjakan uangnya?

1. Mengutamakan Pendidikan dan Pelatihan

Kelas menengah umumnya menaruh perhatian besar pada pendidikan, baik untuk diri sendiri maupun anak-anak mereka. Biaya sekolah, kursus bahasa asing, hingga pelatihan keterampilan tambahan menjadi prioritas. 

Hal ini mencerminkan keyakinan bahwa investasi terbesar adalah pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam keluarga.

2. Konsumsi Teknologi Baru

Memiliki gawai terbaru, laptop berkualitas tinggi, hingga perangkat pintar di rumah menjadi bagian dari gaya hidup kelas menengah. Mereka cenderung mengikuti tren teknologi sebagai simbol kemajuan dan efisiensi hidup. Tidak jarang, anggaran bulanan dialokasikan khusus untuk pembelian gadget.

3. Membelanjakan Uang untuk Hiburan

Liburan singkat ke luar kota, berlangganan layanan streaming, atau sekadar nongkrong di kafe menjadi cara kelas menengah melepas penat. Meski terlihat sederhana, kebiasaan ini menjadi pos pengeluaran yang rutin dan konsisten.

4. Menyukai Hunian Nyaman dan Estetis

Bagi kelas menengah, rumah bukan sekadar tempat tinggal, melainkan cerminan identitas. Karena itu, renovasi rumah, dekorasi interior, dan pembelian perabotan modern sering kali menjadi prioritas belanja. Mereka rela mengeluarkan biaya lebih agar hunian terasa nyaman sekaligus estetis.

5. Fokus pada Kesehatan dan Kebugaran

Kesadaran akan pentingnya kesehatan membuat kelas menengah rutin mengalokasikan dana untuk gym, olahraga, hingga makanan sehat. Bahkan, penggunaan aplikasi kesehatan dan langganan vitamin sudah menjadi hal umum di kalangan mereka.

6. Mengikuti Tren Fesyen dan Gaya Hidup

Kelas menengah seringkali menjadikan fesyen sebagai cara mengekspresikan diri. Mulai dari pakaian bermerek, tas, hingga sepatu menjadi barang yang banyak diburu. Selain itu, tren gaya hidup seperti ngopi di kafe populer atau mengikuti event musik juga jadi bagian dari pengeluaran rutin.

7. Lebih Sering Menggunakan Kartu Kredit atau Cicilan

Akses ke layanan keuangan yang lebih luas membuat kelas menengah terbiasa menggunakan kartu kredit atau cicilan. Pola ini sering dipilih untuk mempermudah pengaturan cash flow bulanan, meski terkadang dapat menimbulkan risiko utang konsumtif.

8. Mengalokasikan Dana untuk Investasi

Selain konsumtif, kelas menengah juga mulai sadar pentingnya investasi. Reksadana, saham, asuransi, dan tabungan pendidikan anak menjadi produk yang sering dipilih. Hal ini menunjukkan adanya keseimbangan antara keinginan menikmati hidup saat ini dan mempersiapkan masa depan.

9. Mengutamakan Transportasi Nyaman

Memiliki kendaraan pribadi, terutama mobil, dianggap sebagai simbol pencapaian kelas menengah. Tidak hanya untuk kebutuhan mobilitas, kendaraan pribadi juga dilihat sebagai penunjang status sosial.

10. Membelanjakan untuk Pengalaman, Bukan Sekadar Barang

Survei global menunjukkan kelas menengah kini lebih senang membelanjakan uang untuk pengalaman berkesan, seperti wisata kuliner, perjalanan, atau kelas hobi, dibandingkan sekadar membeli barang. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran nilai dari materialisme ke pengalaman hidup.

Kebiasaan kelas menengah dalam menghabiskan uang tidak hanya berbicara tentang belanja konsumtif, tetapi juga mencerminkan nilai, aspirasi, dan identitas sosial. Dari pendidikan, teknologi, hingga pengalaman pribadi, semua keputusan finansial yang diambil mencerminkan kombinasi antara kebutuhan dan keinginan untuk meningkatkan kualitas hidup. 

Jika dikelola dengan bijak, kebiasaan tersebut bisa menjadi motor penggerak ekonomi sekaligus meningkatkan kesejahteraan keluarga.