Jejak Terakhir Macan Tutul Kabur dari Lembang Park and Zoo Mengarah ke Gunung Tangkuban Parahu

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat menduga seekor macan tutul yang lepas dari kandang karantina di Lembang Park and Zoo, Kabupaten Bandung Barat, mengarah menuju hutan Gunung Tangkuban Parahu.
Dugaan ini muncul setelah tim pencari menemukan jejak satwa tersebut di lapangan.
“Karena jejak terakhir mengarahnya ke situ. Kenapa kita prediksi ke situ, jejak terakhirnya memang mengarah ke sana (Gunung Tangkuban Parahu),” kata Kepala BBKSDA Jawa Barat, Agus Arianto, Rabu (3/9/2025) dikutip dari Antara.
Agus menjelaskan, secara naluriah, macan tutul akan menghindari manusia dan keramaian. Sejak awal, pihaknya memperkirakan satwa itu akan mencari habitat yang aman.
“Kita juga sudah prediksi, mungkin kalau ini kan sifatnya menghindari manusia dan keramaian. Makanya kita perkirakan arahnya menuju wilayah yang aman dan nyaman,” ujarnya.
Untuk memastikan keberadaan satwa, tim gabungan masih melakukan pencarian dan observasi di sekitar area yang diprediksi menjadi jalur pergerakan macan tutul. BBKSDA Jabar juga melibatkan pemerhati macan tutul serta pihak Taman Nasional Ujung Kulon.
“Sekarang kita terus observasi ke arah situ. Untuk memastikan, teman-teman sejak dua hari terakhir sudah melakukan pengecekan di sana, karena memang wilayah itu habitatnya,” tambah Agus.
Bagaimana kronologi macan tutul bisa kabur?
Penampakan macan tutul Jawa (Panthera pardus melas) yang lepas dari kandang karantina di Lembang Park and Zoo, Kamis (28/82025).
Seekor macan tutul jantan berusia 3,5 tahun ini merupakan hasil evakuasi BBKSDA Jabar dari Kabupaten Kuningan pada Senin (25/8/2025).
Satwa tersebut pertama kali terlihat berada di dalam Balai Desa Kutamandarakan oleh seorang tukang bernama Imam Supendi.
Setelah mendapat laporan, tim gabungan segera mengevakuasi dengan peluru bius agar aman bagi warga maupun petugas.
Setelah berhasil dievakuasi, macan tutul dibawa ke Lembang Park and Zoo pada Selasa (26/8/2025) untuk menjalani observasi kesehatan sebelum dilepasliarkan ke habitatnya di Gunung Ciremai. Namun, pada Kamis (28/8), hewan tersebut kabur setelah menjebol atap kandang karantina.
Sejak saat itu, tim gabungan yang terdiri atas BBKSDA Jabar, TNI, kepolisian, hingga pihak kebun binatang terus melakukan pencarian di kawasan sekitar Lembang hingga hutan Gunung Tangkuban Parahu.
Mengapa dipilih Lembang Park and Zoo untuk karantina?
Menurut Agus, awalnya macan tutul akan dititipkan di Lembaga Konservasi Cikembulan, Garut. Namun, fasilitas kesehatan di sana belum lengkap.
“Awalnya mau dititip di Lembaga Konservasi Cikembulan, Garut. Namun karena fasilitas kesehatan hewan di sana belum lengkap, maka diputuskan dibawa ke Lembang,” jelasnya.
Agus menambahkan bahwa observasi kesehatan sangat penting dilakukan sebelum satwa dilepasliarkan.
Lembang Park and Zoo dianggap lebih siap karena memiliki kandang karantina serta dokter hewan berpengalaman.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.