Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025: Fakta dan Durasi yang Perlu Diketahui

Gerhana bulan total (GBT) yang terjadi pada 7-8 September 2025 diprediksi menjadi fenomena langka yang menarik perhatian banyak orang.
Gerhana ini akan berlangsung selama 5 jam 27 menit, menjadi yang terlama sejak 2022. Namun, apakah klaim tentang durasi panjang ini benar?
Dan, bisakah gerhana ini disaksikan sepenuhnya di Indonesia? Berikut adalah penjelasan dari BMKG.
Durasi Gerhana Bulan Total 7 September 2025
Menurut informasi yang beredar di media sosial, gerhana bulan total kali ini akan berlangsung selama 5 jam 27 menit, yang menjadikannya fenomena yang paling lama sejak 2022.
Dilansir Kompas.com (5/9/2025), namun, Kepala BMKG Setyoajie Prayoedhie, S.T., Dipl.Tsu., MDM, memberikan klarifikasi mengenai durasi gerhana ini.
“Gerhana bulan 7 September 2025 sebenarnya lebih pendek hampir setengah jam jika dibandingkan dengan gerhana bulan 8 November 2022," jelas Setyoajie, Jumat (5/9/2025).
BMKG juga menyebutkan bahwa total durasi gerhana bulan ini, dari fase awal (P1) hingga fase akhir (P4), adalah 5 jam 29 menit 48 detik. Sementara itu, gerhana bulan pada 8 November 2022 memiliki durasi lebih lama, yaitu 5 jam 57 menit 5 detik.
Namun, meskipun durasi penuh gerhana cukup lama, fase di mana bulan sepenuhnya tertutup umbra (bayangan Bumi) dan berwarna merah hanya akan berlangsung sekitar 1 jam 22 menit 6 detik.
Gerhana Bulan Total 7 September: Bisa Dilihat di Indonesia?
Salah satu pertanyaan yang muncul terkait gerhana ini adalah apakah fenomena tersebut bisa disaksikan sepenuhnya di Indonesia.
Setyoajie Prayoedhie menjelaskan bahwa gerhana bulan total pada 7 September dapat disaksikan dengan baik di Indonesia, asalkan cuaca cerah.
“Insyaallah bisa, mbak, asal cuaca cerah," terangnya.
Sebagai catatan, gerhana ini diperkirakan dapat dilihat oleh lebih dari 7 miliar orang di seluruh dunia, tergantung pada kondisi cuaca masing-masing wilayah.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan bahwa gerhana bulan total akan terlihat di Indonesia pada Minggu (7/9/2025) mulai pukul 22.26 WIB hingga Senin (8/9/2025) pukul 03.56 WIB.
Gerhana ini akan berlangsung cukup lama, memberikan kesempatan bagi warga Indonesia untuk menyaksikan fenomena alam yang jarang terjadi.
Puncak dari gerhana bulan total ini diperkirakan akan terjadi pada pukul 01.11 WIB, 02.11 WITA, dan 03.11 WIT, saat Bulan akan sepenuhnya tertutup oleh bayangan Bumi.
Fenomena ini menawarkan pemandangan langka bagi para pengamat langit di seluruh Indonesia.
Mengapa Bulan Berwarna Merah?
Gerhana bulan total pada 7 September 2025 juga dikenal dengan sebutan "Blood Moon" atau Bulan Merah. Fenomena ini terjadi karena Bulan akan tampak berwarna merah saat memasuki bayangan Bumi (umbra).
BMKG menjelaskan bahwa warna merah pada Bulan disebabkan oleh fenomena yang disebut hamburan Rayleigh.
“Cahaya matahari yang melewati atmosfer Bumi akan terhambur, sehingga cahaya dengan panjang gelombang pendek, seperti biru, akan tersebar lebih banyak, sementara cahaya dengan panjang gelombang lebih panjang, seperti merah, akan lolos dan mencapai permukaan Bulan, sehingga Bulan tampak merah,” ujar BMKG.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul .
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.