Bledug Kramesan, Gunung Lumpur di Grobogan yang Jadi Tempat Wisata

– Bledug Kramesan di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, belakangan ramai dikunjungi wisatawan.
Adapun Bledug Kramesan adalah mud volcano atau gunung lumpur. Lokasinya berada di Kalanglundo, Ngaringan, Kabupaten Grobogan.
Bledug Kramesan adalah fenomena alam munculnya semburan lumpur atau gas dari dalam bumi yang membentuk endapan lumpur di sekitarnya hingga seperti gunung baru.
Kompas.com pun mencoba mengunjungi langsung fenomena alam ini pada Hari Rabu (17/4/2025).
Gunung lumpur di tengah sawah
Bledug Kramesan berada di tengah hamparan persawahan, sehingga pengunjung harus berjalan kaki.
Akses ke sana paling mudah adalah melalui Dusun Medang. Jika menggunakan Google Maps, ketik “Mushola Alhidayah”.
Nantinya di depan mushala itu akan ada jalan dari tanah. Pengunjung yang menggunakan sepeda motor bisa melalui jalan itu untuk mendekat ke lokasi bledug.
Perjalanan nantinya akan melalui jalan tanah di persawahan, sehingga lebih baik dilakukan saat musim kemarau. Jika hujan, kondisinya akan licin dan menyusahkan.
Sepeda motor pun tidak bisa mencapai lokasi bledug. Pengunjung masih harus berjalan kaki sekitar 5 sampai 10 menit melalui pematang sawah.
Mendaki gunung lumpur
Saya akhirnya mencapai titik Bledug Kramesan. Tampak di depan saya gundukan tanah yang menjulang tinggi.
Siang itu, tidak ada wisatawan yang berkunjung karena memang cuaca terasa panas. Hanya ada beberapa pencari rumput.
Saya lalu mencoba mendaki sampai ke puncak. Ternyata, hanya butuh waktu berjalan kaki sekitar satu menit.
Gunung Lumpur Bledug Kramesan di Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (16/4/2025).
Di puncak, terdapat semacam lubang kawah berisi lumpur cair yang sesekali meletup mengeluarkan lumpur dan gas.
Saat hendak meletup, terdengar suara seperti gemuruh guntur dari dalam gunung ini. Letupan lumpur lalu terjadi dan tercium bau gas.
Saat saya menerbangkan drone dari bawah, keterangan di layar menunjukkan bahwa ketinggian gunung lumpur ini adalah sekitar 8 meter.
Jika ingin berkunjung, maka waktu paling pas adalah pada pagi dan sore hari. Pada siang hari, sengatan sinar matahari akan terasa panas.
Selain itu, usahakan berkunjung saat cuaca cerah. Jika hujan jalan tanah dan pematang sawah akan licin.
Kemudian saat naik ke puncak, jangan terlalu dekat dengan kawah untuk mengantisipasi agar tidak sampai terjatuh ke dalam kawah, juga ada risiko tanah sekitar kawah ambles.
Pengunjung juga diimbau tidak lama-lama saat berada di puncak karena juga ada risiko gas beracun yang keluar dari kawah.