Keramas Saat Demam, Aman atau Berbahaya? Ini Penjelasan Medisnya

keramas saat demam, mencuci rambut, rambut tidak dikeringkan, tidur dengan rambut basah, rambut kering, Keramas Saat Demam, Aman atau Berbahaya? Ini Penjelasan Medisnya

Rambut basah tidak menyebabkan demam

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mencatat, rata-rata orang dewasa bisa terkena flu dua hingga tiga kali dalam setahun, dan penularannya terjadi akibat virus yang menyebar melalui udara atau kontak fisik, bukan akibat suhu air saat mandi.

Mengapa setelah keramas tubuh sering terasa tidak nyaman?

Meski tidak menyebabkan demam, keramas dalam kondisi tubuh kurang fit bisa menimbulkan rasa tidak nyaman, terutama bila dilakukan dengan cara yang kurang tepat. Hal ini berkaitan dengan perubahan suhu tubuh dan lingkungan yang lembap.

Riset yang dipublikasikan Medical News Today pada 2015 menyebutkan, bagian kepala cenderung lebih cepat kehilangan panas dibanding area tubuh lain, apalagi bila suhu udara di bawah 15 derajat Celsius.

Permukaan bantal yang lembap menjadi lingkungan ideal bagi jamur seperti Malassezia untuk berkembang, yang pada akhirnya bisa memicu ketombe, infeksi kulit kepala, bahkan jerawat di sekitar wajah.

Tips keramas aman saat demam

Dilansir dari Times of India, penggunaan air yang terlalu panas bisa membuat rambut kehilangan kelembapan alami, menyebabkan kutikula terbuka dan rambut menjadi mudah rapuh.

Maka dari itu, para ahli menyarankan untuk menggunakan air hangat saat keramas, lalu bilas akhir dengan air dingin secukupnya untuk menjaga kelembapan rambut.

Setelah keramas, rambut sebaiknya dikeringkan dengan handuk bersih dan tidak langsung menggunakan alat pengering bersuhu tinggi. Biarkan rambut kering alami untuk mencegah kerusakan rambut lebih lanjut.

Yang penting, lakukan dengan cara yang aman: hindari air terlalu dingin, keringkan rambut sampai benar-benar kering, dan jangan tidur dalam kondisi rambut masih basah.