Tabrakan Beruntun di Tol Dalam Kota, Ingat Bahaya Jalur Kanan Tol

kecelakaan beruntun, jalan tol, jaga jarak aman, lajur kanan tol, jarak aman bekendara, Tabrakan Beruntun di Tol Dalam Kota, Ingat Bahaya Jalur Kanan Tol

Viral di media sosial video yang memperlihatkan sejumlah kendaraan mengalami kecelakaan beruntun di Tol Dalam Kota di Slipi, Jakarta Barat.

Dalam tayangan yang diunggah oleh Instagram @warga.jakbar, Selasa (13/5/2025), tampak rekaman dari kamera dashcam memperlihatkan kendaraan yang melaju di lajur cepat jalan tol.

Diduga mobil minibus yang berada di posisi paling depan melakukan pengereman mendadak. Akibatnya, mobil-mobil yang berada di belakang pun saling menabrak.

Pada rekaman itu turut memperlihatkan empat kendaraan yang mengalami kerusakan pada bagian depan dan belakang. Salah satu pemudi perempuan tampak mengalami kesulitan untuk keluar dari mobil akibat pintu yang rusak setelah tabrakan.

Namun, para pihak yang terlibat dalam kecelakaan tersebut belum melakukan pelaporan kepada petugas PJR atau Jasa Marga. Sehingga belum bisa memastikan kronologi jelas dari kecelakaan tersebut.

“Sampai saat ini kami masih menunggu laporan dari para pihak untuk dapat ditangani," ucap Dhanar, dikutip dari , Selasa (13/5/2025).

Unggahan itu pun mendapat ragam komentar dari warganet, tak sedikit yang menyebut bahwa pemilik mobil dashcam (Toyota Fortuner) kurang mengantisipasi lantaran mobil Lexus yang berada di depannya sudah melakukan pengereman.

“Fortunernya salah deh, Lexus udh ngerem lumayan lama, Fortuner bukanya jaga jarak malah terus gas,” tulis akun @steven.gunawan10.

“Dc reaksinya lambat, mobil depan udah ngerem harusnya udah antisipasi. Ini malah nambah speed (liat kecepatannya di camera, dr 54 nambah jd 59 baru rem mendadak),” tulis komentar @verdeselvans.

Training Director Safety Defensive Consultant Sony Susmana mengatakan, banyak sekali masyarakat yang sudah tahu bahwa lajur kanan merupakan lajur yang paling berbahaya, namun mereka tidak peduli.

“Kenapa berbahaya? Lajur kanan itu merupakan yang paling cepat laju kendaraannya. Biasanya saling mendahului pada lajur kanan, sehingga jarang yang menjaga jarak,” ujar Sony.

Sony melanjutkan, untuk menghindari tabrakan beruntun, pengemudi bisa melakukan emergency braking dengan cara mengerem sambil membanting setir ke kanan atau kiri, namun dengan catatan tersedia ruang yang aman buat mobil.

“Ini langkah terakhir ketika ruang yang tersedia di depannya sudah benar-benar terbatas atau mepet. Tapi perlu diingat hal ini sementara, kemungkinan berhasilnya kecil karena harus didukung oleh skill pengemudi” kata dia.

Selain itu, menurut Sony, mobil juga harus memiliki fungsi rem yang baik, sehingga selalu sigap saat dibutuhkan. Tidak ada gejala rem kurang pakem. Hal ini juga harus didukung dengan kondisi fisik pengemudi yang prima, sehingga reaksinya tepat waktu.

“Jadi lebih baik kalau pengemudi melakukan antisipasi dengan jaga kecepatan dan jarak aman. Sehingga tidak perlu melakukan emergency braking,” ucapnya.