Sales Mobil Sulit Jualan karena Perang Diskon Antar Diler

diler, diskon, sales, Sales, Diskon Mobil, mobil, mobil listrik, Sales Mobil Sulit Jualan karena Perang Diskon Antar Diler

– Persaingan antar diler tak hanya terjadi dalam hal pelayanan maupun ketersediaan stok unit. Persaingan juga merambah praktik pemberian diskon.

Salah satu wiraniaga dari merek otomotif asal China yang minta anonim mengungkapkan, kondisi ini memicu perang harga antar sales dari berbagai diler atau perusahaan tertentu.

Praktik menawarkan diskon besar dari diler yang sebenarnya sudah tidak memiliki stok merusak pasar, dan membuat sales dari diler yang masih memiliki unit kesulitan menutup transaksi alias closing.

“Benar, banyak PT (diler) yang unitnya sudah habis tapi suka merusak harga untuk diler yang masih ready unit,” ungkap seorang tenaga penjual kepada Kompas.com, Selasa (13/5/2025).

Ia menjelaskan, kondisi seperti ini sering kali membingungkan calon konsumen. Ketika mendengar penawaran diskon besar dari showroom lain, konsumen cenderung menahan keputusan untuk membeli, meskipun unit sebenarnya tersedia di tempat lain.

Di lapangan tak jarang sales dari diler yang sudah tidak memiliki unit justru mencoba ‘mengunci’ calon pembeli dengan iming-iming potongan harga yang menggiurkan.

“Salesnya di diler yang unitnya sudah tidak ada. Supaya konsumen tidak lari ke mana-mana. Jadi kalau konsumen jajan ke showroom lain, dia sudah dapat pegangan diskon dari tempat lain,” lanjutnya.

Rifkie Setiawan, Head of Brand Department PT Chery Sales Indonesia, mengatakan, perang diskon memang terjadi di lapangan, karena itu tugas ATPM untuk membuat bisnis berjalan adil.

"Sebetulnya itu memang perannya ATPM untuk bisa membuat market stabil. jadi di APM itu ada area manager sales dan mereka ini salah satu tugasnya menstabilkan harga," kata Rifkie kepada Kompas.com.

"Makanya mereka itu ada salah satu program, yang intinya mereka akan kirim orang buat riset atau spy (memata-matai) bahasanya ke beberapa diler, untuk mengetahui diler memberikan apa saja ke konsumen termasuk diskon," katanya.

"Nanti hasil survei yang dilakukan itu mereka akan menilai, si A atau B punya program, kalau tidak sesuai dengan yang ditetapkan biasanya akan menerapkan sanksi biar semuanya fair play," kata Rifkie.