Harga Kopi Sumatera Utara Meningkat, Tren Coffee Shop Jadi Alasannya

Harga biji kopi mentah (green bean) asal Sumatera Utara saat ini menyentuh Rp 150.000 per kilogram. Harga jualnya meningkat selama lima tahun belakangan.
"Kalau dulu, harga green bean masih di kisaran Rp 80.000-Rp 100.000 per kilogram. Sekarang rata-rata dijual Rp 120.000-Rp 150.000 per kilogram, tergantung kualitasnya," kata pemilik Lopo Mandheling Coffee, Riki Wijayadi saat ditemui Kompas.com di World of Coffee Jakarta di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (15/5/2025).
Green bean adalah biji kopi mentah yang sudah melewati proses pengeringan dan pengupasan dari kulitnya. Seperti namanya, green bean berwarna kehijauan.
Dalam kondisi ini, biji kopi mentah sudah siap disangrai (roasting) dengan level light roast, medium roast, dark roast, dan extra dark roast untuk mendapatkan warna, aroma, dan rasa sesuai keinginan.
"Saat ini, semua kopi kami jenisnya arabika. Hampir tidak dijual di lokal, 90 persen produksinya dijual ke luar negeri (ekspor)," jelas Riki.
Selain aktif sebagai pemilik kedai kopi, Riki juga menekuni bisnis ekspor kopi Sumatera Utara lewat petani kopi perorangan di Kabupaten Mandailing, Sumatera Utara.
Mengapa harga kopi Sumatera meningkat?
Riki menyebut beberapa alasan di balik tingginya harga kopi sumatera. Salah satunya, permintaan kopi yang meningkat, baik di dalam maupun luar negeri.
Misalnya yang terjadi pada Kolombia selama beberapa tahun belakangan. Sebagai salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia, krisis iklim yang terjadi di Kolombia berdampak pada tingginya permintaan kopi ekspor di Indonesia.
"Banyak yang gagal panen, gagal produksi kopi di Kolombia. Petani di Indonesia juga sebenarnya sempat mengalami gagal panen karena krisis iklim ini," kata Riki.
"Akhirnya, permintaan kopi global beralih ke Indonesia. Kita punya banyak kopi specialty selain dari Sumatera, ada Bali, Toraja, dan sebagainya," tambah dia.
Tren coffee shop
"Banyak orang dari Jakarta yang mulai datang, minta jenis kopi spesifik. Ya kami merasa lebih enak karena harga jualnya makin tinggi," ujar dia.
Dikutip dari , Jumat (22/3/2024), Founder Adena Coffee bernama Abytar, memprediksi terdapat sekitar 9.000 coffee shop tersebar di Indonesia pada 2028 mendatang
Dibandingkan dengan harga ekspor, harga jual kopi langsung pada pebisnis, memang lebih mahal. Namun, ia enggan menyebut harga jual yang ditujukan langsung pada pebisnis.
Grade satu merujuk pada kualitas kopi terbaik, sedangkan grade dua, tiga, empat, dan seterusnya, memiliki kualitas kopi lebih rendah dengan harga jual lebih murah.
"Kalau tidak ada defect pada kopi, harganya semakin mahal. Defect kopi ini disaring dalam tiap proses pengolahan biji kopi," terang Riki.
"Di sini kelemahannya. Kadang, yang diminta cuma kopi dari satu daerah, ya dari Mandailing, dari Lintong, akhirnya terjadi pengkotak-kotakan," pungkas dia.