Menoragia Bisa Membahayakan Perempuan Saat Hamil, Jangan Abaikan

menoragia, anemia, Menoragia, anemia pada ibu hamil, Anemia, gejala menoragia, anemia defisiensi besi, menoragia adalah, perdarahan menstruasi berat, hamil anemia berbahaya, bahaya menoragia, Menoragia Bisa Membahayakan Perempuan Saat Hamil, Jangan Abaikan

– Berbicara tentang menstruasi atau haid, tidak banyak yang mengira bahwa kondisi yang dialami oleh perempuan ini bisa membahayakan mereka saat hamil kelak.

Nyatanya, menstruasi yang berlebihan alias menoragia bisa berujung pada anemia defisiensi besi. Kondisi ini tidak hanya membahayakan ibu hamil, tetapi juga janin.

“Nanti ada efeknya. Efek ke bayinya, ke persalinan, ke pascapersalinan,” ungkap Dr. dr. Achmad Kemal Harzif, Sp.OG, Subsp.FER dalam acara diskusi media bertajuk “#KnowYourFlow, Kenali Perdarahan Haid Berat dan LNG IUS untuk Terapi PBM” di Jakarta Selatan, Senin (26/5/2025).

Menoragia adalah kondisi ketika perempuan mengalami menstruasi lebih dari delapan hari dengan volume darah yang keluar melebihi 80 mililiter (ml) per siklus.

Efek jangka panjang dari kondisi ini, terutama jika tidak lekas ditangani, adalah anemia. Padahal, tanpa menoragia saja, sekitar 30 persen perempuan di Indonesia sudah mengalaminya.

“Itu bisa berlanjut sampai ke hamil, yang mana angka anemia pada ibu hamil (berdasarkan) data tahun 2018 itu hampir 50 persen,” kata Kemal.

Efek anemia pada ibu hamil dan janin

“Kalau start-nya saja sudah anemia, begitu hamil pasti tambah parah. Plasentanya bisa gampang lepas sendiri, pas persalinan berisiko perdarahan karena rahimnya enggak kuat buat kontraksi,” kata Kemal.

Anemia pada ibu hamil juga membahayakan janin karena berpotensi lahir secara prematur. Kecerdasan bayi ketika lahir bisa menurun. Pertumbuhannya pun terhambat.

“Kemudian gangguan perkembangan otak. Ada skor IQ-nya yang memang lebih rendah kalau ibu hamil (mengalami) anemia, dibandingkan dengan yang enggak anemia. Padahal kita kan pengin dapat anak yang cerdas,” terang dia.

Ada beberapa gejala menoragia yang perlu diperhatikan, yakni darah berbentuk gumpalan atau mirip hati ayam, durasi menstruasi lebih dari delapan hari, dan frekuensi mengganti pembalut setiap satu sampai dua jam.

“Untuk mengatasi haid yang banyak, pertama dicoba cari dulu penyebabnya. Lalu ditanya, pasiennya pengin hamil atau enggak. Kalau haid banyak, terus pengin hamil, itu harus program hamil plus penanganan,” kata Kemal.

“Kalau haidnya banyak, dikasih saja pil KB. Biasanya haidnya jadi normal. Atau ada juga obat minum, pil KB tunggal, jadi bukan yang kombinasi. Sekarang juga ada spiral yang ada hormonnya, itu juga bisa mengurangi jumlah darah haid,” pungkas Kemal.