Belajar dari Kecelakaan GT Ciawi: Pentingnya Teknik Pengereman

Kecelakaan fatal yang melibatkan kendaraan besar kembali terjadi di Gerbang Tol (GT) Ciawi 2. Dalam video yang viral di media sosial, memperlihatkan pintu tol hancur usai ditabrak truk yang diduga mengalami rem blong.
Alvin Andituahta Singarimbun, Senior Manager Representative Office 1, Jasamarga Metropolitan Tollroad Regional Division Plaza Tol Cibubur, mengatakan, kecelakaan terjadi di GT Ciawi 2, KM 41+400 Ruas Tol Jagorawi arah Jakarta pada 2 Juni 2025 pukul 13.20 WIB.
"Kecelakaan melibatkan sebuah Truk Wing Box dan menyenggol dua kendaraan lain berupa 1 unit truk dan 1 unit mini bus," ujar Alvin, dalam keterangan resminya, Senin (2/6/2025).
Berdasarkan keterangan petugas di lapangan, dugaan sementara, truk mengalami rem blong sehingga tidak terkendali dan menabrak GT Ciawi 2. Diketahui tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.
Bicara soal rem blong, sebetulnya hal ini bisa dicegah jika pengemudi lebih memahami cara merawat dan mengoperasikan sistem rem dengan benar.
Sayangnya, tidak semua pengemudi memiliki pemahaman pengoperasian yang benar, khususnya ketika melewati jalan menurun. Bahkan, tak jarang mereka tetap memaksakan mobil melaju setelah muncul tanda-tanda masalah rem.
Diduga rem blong, truk bernomor polisi S 8693 UC menghantam tugu perbatasan Magetan- Ponorogo, Jawa Timur. Akibat kecelakaan tersebut, sopir dan kenek tewas di lokasi kejadian.
Senior Investigator KNKT, Ahmad Wildan mengatakan, dari sekian banyak peristiwa kecelakaan yang disebabkan oleh rem blong salah satu faktornya karena kesalahan pengemudi dalam memahami prosedur ketika melewati jalan menurun.
“Kalau pengemudi memahami prosedur melewati jalanan menurun, rem kendaraan tidak akan blong seperti yang banyak dijumpai,” ucap Wildan kepada Kompas.com, belum lama ini.
Menurut Wildan, saat melewati jalan menurun, hal yang perlu diperhatikan oleh pengemudi adalah tidak boleh hanya mengandalkan rem utama, tapi harus mengandalkan engine brake.
Engine brake akan memperlambat laju kendaraan, dengan cara memasang gigi rendah untuk melewati jalanan menurun. Untuk bus dan truk bisa memanfaatkan exhaust brake sebagai rem tambahan.
“Jangan terus-terusan menginjak pedal, ini bisa menyebabkan komponen overheating, kampas bisa menyublim sehingga asap kan menghalangi pertemuan tromol dan kampas, minyak rem bisa mendidih mengakibatkan pedal ngempos,” ucap Wildan.
Sementara itu, Eko Setiawan, pemilik bengkel mobil Everest Motor Bintaro, Tangerang Selatan, mengatakan, komponen rem sebaiknya servis secara berkala. Namun sayangnya, banyak pengemudi yang melakukan servis pada rem bila sudah ada kerusakan saja.
“Rem harus diservis secara berkala, untuk mengontrol ketebalan kampas rem, kualitas minyak rem, dan komponen lainnya, mereka semua punya masa pakai terbatas dan harus disegarkan secara rutin,” ucap Eko.
Dengan pengetahuan yang tepat dan disiplin melakukan servis berkala, kecelakaan serupa seharusnya bisa dicegah. Keselamatan di jalan bukan hanya soal kondisi kendaraan, tetapi juga bagaimana pengemudi mengendalikannya dengan benar.