Ketegangan Iran–Israel Mereda, Industri Otomotif Tetap Waspadai Risiko Global

Gejolak geopolitik di Timur Tengah antara Iran dan Israel sempat memicu kekhawatiran global, termasuk bagi sektor otomotif.
Meski eskalasi konflik mulai menurun, pelaku industri tetap mencermati potensi gangguan, terutama yang berkaitan dengan logistik dan kelancaran rantai pasok.
Hingga kini, belum tampak dampak langsung yang signifikan terhadap aktivitas produksi maupun distribusi kendaraan dari Indonesia. Namun, kewaspadaan tetap dijaga mengingat situasi global bisa berubah sewaktu-waktu.
Ekspor mobil Toyota
Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam, menyatakan bahwa operasional Toyota masih berjalan normal. Namun pihaknya tetap memantau situasi secara ketat.
mudahan perang tidak lanjut, segera selesai, sebab bisa ganggu jalur logistik dan lain-lain. Saat ini masih on track, tapi kita harus antisipasi,” ujarnya dihubungi Kompas.com, Selasa (24/6/2025).
Hal senada disampaikan Deputy Managing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Dony Saputra yang menyebut menyebutkan bahwa ekspor mobil Suzuki Indonesia sejauh ini belum terdampak konflik tersebut.
“Kalau kita lihat negara-negara tujuan ekspor kami juga tidak terkait langsung dengan negara yang sedang berkonflik tersebut. Jadi harapannya tidak ada kendala dalam proses ekspor,” kata Donny.
Suzuki All new Ertiga jadi salah satu komoditas ekspor Suzuki ke mancanegara
Ia menjelaskan bahwa jalur pengiriman Suzuki saat ini tidak melalui wilayah yang terdampak konflik secara langsung. Namun, tantangan industri secara umum tetap terasa, baik di pasar domestik maupun ekspor.
“Kalau kita lihat, industri otomotif di Indonesia sekarang posisinya memang menantang. Di pasar ekspor juga sama. Hampir semua negara tujuan mengalami kondisi yang cukup challenging,” tambahnya.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), mobil buatan Indonesia telah diekspor ke lebih dari 93 negara sepanjang tahun 2024. Kawasan tujuannya mencakup ASEAN, Amerika Selatan, hingga Timur Tengah.
Wilayah Timur Tengah menjadi salah satu pasar penting, di mana Arab Saudi tercatat sebagai negara tujuan ekspor keempat terbesar dengan volume 43.834 unit.
Sementara kawasan Timur Tengah dan Afrika menyerap 28.343 unit, serta Uni Emirat Arab sebanyak 11.655 unit.
Artinya, lebih dari 80.000 unit mobil Indonesia dikirim ke kawasan tersebut, menandakan besarnya ketergantungan ekspor industri otomotif pada pasar yang rawan terdampak konflik geopolitik.