Waspadai Hipertensi Sejak Muda: Gejala, Risiko, dan Cara Mencegahnya

penyakit hipertensi, Gejala Hipertensi, cara mencegah hipertensi, gejala hipertensi, hipertensi adalah, gejala hipertensi di usia muda, Waspadai Hipertensi Sejak Muda: Gejala, Risiko, dan Cara Mencegahnya, Gula dan Garam Jadi Musuh Diam-diam, Gejala Hipertensi yang Sering Terabaikan, Komplikasi Akibat Hipertensi, Faktor Risiko Hipertensi, Apakah Langsung Harus Minum Obat?, Cara Mencegah Hipertensi Sejak Usia Muda

Hipertensi atau tekanan darah tinggi bukan lagi penyakit yang hanya menyerang lansia.

Saat ini, gaya hidup yang buruk membuat hipertensi mulai mengintai kelompok usia muda, bahkan sejak usia 20-an.

Padahal, kondisi ini kerap hadir tanpa gejala, namun bisa menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Penanganan Bencana Dinas Kesehatan Kota Batu, dr. Susana Indahwati, gaya hidup tidak sehat menjadi pemicu utama munculnya hipertensi dan penyakit penyerta lainnya seperti diabetes melitus (DM).

“Seseorang bisa menjadi penderita DM dan hipertensi karena dipengaruhi pola hidup, seperti konsumsi makanan dan kurang melakukan aktivitas fisik atau olahraga,” ujarnya di Kota Batu, Jawa Timur, Jumat.

Gula dan Garam Jadi Musuh Diam-diam

dr. Susana menuturkan, pola makan tinggi gula dan garam sangat berperan dalam peningkatan risiko hipertensi.

Gula, misalnya, dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang drastis sehingga pankreas harus bekerja ekstra dalam memproduksi insulin. Lama kelamaan, hal ini memicu resistensi insulin hingga berujung pada diabetes. Namun, gula berlebih juga bisa berdampak langsung terhadap tekanan darah.

“Konsumsi makanan berkadar gula tinggi juga memicu risiko memunculkan penyakit hipertensi lantaran mampu meningkatkan kadar asam urat di dalam darah, kemudian menghambat produksi nitrit oksida atau zat yang bertugas menjaga elastisitas pembuluh darah,” jelas dr. Susana dilansir dari Antara.

Akibatnya, pembuluh darah menjadi kaku dan tekanan darah meningkat. Selain itu, gula juga dapat meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap garam serta menyebabkan obesitas, yang merupakan salah satu faktor risiko utama hipertensi.

Sementara itu, konsumsi garam yang berlebihan menyebabkan tubuh menahan cairan, yang akan meningkatkan volume darah. Kondisi ini membuat jantung bekerja lebih keras dan pada akhirnya menaikkan tekanan darah.

“Kondisi ini meningkatkan tekanan pada pembuluh darah, yang menyebabkan hipertensi,” katanya.

Tak hanya itu, garam berlebih juga berdampak pada fungsi insulin dan metabolisme glukosa. Hal tersebut turut berkontribusi terhadap risiko diabetes melitus.

Hipertensi didefinisikan sebagai kondisi ketika tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan/atau diastolik ≥ 90 mmHg pada orang dewasa. Kondisi ini merupakan salah satu penyebab utama kematian dini di dunia.

Gejala Hipertensi yang Sering Terabaikan

Sebagian besar penderita hipertensi tidak mengalami gejala hingga kondisinya memburuk. Namun pada beberapa kasus, gejala yang dapat muncul antara lain:

  • Sakit kepala berat
  • Pusing
  • Penglihatan kabur
  • Nyeri dada
  • Detak jantung tidak teratur
  • Sesak napas
  • Mual atau muntah

Gejala tersebut biasanya muncul ketika tekanan darah sudah sangat tinggi, yaitu di atas 180/120 mmHg, yang menunjukkan adanya krisis hipertensi dan memerlukan penanganan medis segera.

Komplikasi Akibat Hipertensi

Jika tidak dikendalikan, hipertensi bisa memicu berbagai penyakit serius yang berpotensi fatal. dr. Susana mengingatkan, beberapa komplikasi akibat hipertensi antara lain:

“Kalau hipertensi itu bisa terkena penyakit seperti gagal jantung, aneurisma, stroke, dan retinopati hipertensi,” ujarnya.

Itulah sebabnya, penting bagi masyarakat untuk melakukan deteksi dini dan pengendalian hipertensi sebelum gejala muncul atau komplikasi berkembang.

Faktor Risiko Hipertensi

Menurut Kementerian Kesehatan dan WHO, terdapat dua kelompok faktor risiko hipertensi, yaitu yang dapat dicegah dan yang tidak bisa dihindari.

Faktor Risiko yang Dapat Dicegah:

  • Merokok
  • Konsumsi garam dan alkohol berlebihan
  • Kurang aktivitas fisik
  • Obesitas
  • Diabetes
  • Pola makan tinggi lemak jenuh dan kolesterol
  • Faktor Risiko yang Tidak Bisa Dicegah:
  • Usia lanjut (di atas 65 tahun)
  • Riwayat keluarga dengan hipertensi
  • Penyakit ginjal kronis

Apakah Langsung Harus Minum Obat?

Tidak selalu. dr. Susana menjelaskan, pada sebagian besar kasus hipertensi, dokter akan lebih dulu menyarankan modifikasi gaya hidup sebelum meresepkan obat.

Langkah ini penting untuk mencegah hipertensi sekaligus mendukung efektivitas pengobatan jika kondisi sudah menetap. Jika dilakukan dengan konsisten, perubahan gaya hidup bahkan dapat menurunkan risiko komplikasi hingga 15 persen.

Cara Mencegah Hipertensi Sejak Usia Muda

Dilansir dari Kemnkes.go.id, berikut ini beberapa langkah pencegahan hipertensi yang bisa diterapkan sehari-hari:

  • Berolahraga rutin minimal 30 menit setiap hari atau 150 menit per minggu
  • Menjaga berat badan ideal, serta menurunkan berat badan jika mengalami kelebihan berat badan
  • Mengatur pola makan sehat, dengan mengurangi konsumsi garam, lemak jenuh, kolesterol, dan makanan cepat saji
  • Meningkatkan konsumsi buah, sayur, dan ikan
  • Menghindari merokok dan alkohol
  • Mengelola stres dan cukup tidur
  • Rutin memeriksa tekanan darah, baik secara mandiri di rumah maupun melalui fasilitas kesehatan

“Kami rutin melakukan sosialisasi terkait ini (pola hidup sehat) dalam rangka mencegah dan mengendalikan hipertensi dan DM,” kata dr. Susana.

Kesadaran untuk mencegah hipertensi sejak usia muda menjadi kunci penting agar tidak mengalami komplikasi serius di masa depan. Kontrol tekanan darah secara rutin, pola hidup sehat, dan edukasi yang memadai merupakan kombinasi efektif untuk melawan penyakit ini.

“Lebih baik mencegah daripada mengobati,” tutup dr. Susana.