Ciri-Ciri Diabetes di Usia Muda yang Sering Tak Disadari, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Tak sedikit orang yang baru menyadari dirinya mengidap diabetes saat kondisinya sudah parah.
Padahal, penyakit ini dikenal sebagai silent killer alias pembunuh senyap. Data mencatat, pada tahun 2020, angka kematian akibat diabetes mencapai tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan Covid-19.
Sayangnya, masih banyak yang menganggap diabetes sebagai penyakit yang tak bisa dicegah. Padahal, terutama untuk diabetes tipe 2, pola hidup tak sehat menjadi penyebab utamanya.
Anak Muda Juga Bisa Kena Diabetes
Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni), Prof Dr dr Ketut Suastika, SpPD-KEMD menegaskan bahwa diabetes tidak hanya menyerang orang tua. Orang-orang berusia di bawah 30 tahun pun berisiko mengalaminya.
“Yang mulanya hanya terjadi pada orang dewasa (diabetes melitus tipe 2), sekarang muncul lebih (di usia) muda, banyak sekali. Di Asia paling banyak, usia-usia di bawah 30 tahun-an,” ungkapnya dalam diskusi daring bertajuk World Diabetes Day 2020: Pentingnya Peran Caregiver dan Saatnya Sadar serta Peduli Diabetes, Selasa (3/11/2020).
Menurutnya, diabetes tipe 1 umumnya ditemukan pada anak usia 5 hingga 15 tahun dengan berat badan rendah.
Namun kini, justru semakin banyak kasus diabetes tipe 2 yang muncul di usia muda—jenis yang dulu hanya ditemukan pada orang berusia di atas 40 tahun.
Prof Suastika menyebut dua faktor utama penyebab diabetes di usia muda: faktor genetik dan gaya hidup yang buruk.
Apa Itu Diabetes?
Melansir Kompas.com (15/12/2021), diabetes adalah kondisi ketika tubuh tidak mampu memproses glukosa atau gula darah dengan baik.
Pada tubuh sehat, pankreas memproduksi insulin untuk mengubah glukosa menjadi energi. Namun pada penderita diabetes, produksi insulin terganggu atau tubuh tak lagi merespons insulin secara efektif.
Akibatnya, kadar gula menumpuk dalam darah dan merusak pembuluh arteri yang berfungsi mengalirkan darah beroksigen ke seluruh tubuh.
Jika tidak ditangani serius, komplikasi bisa muncul dalam bentuk penyakit jantung, kebutaan, gangguan sirkulasi darah, hingga amputasi.
Sementara itu, diabetes tipe 1 bisa muncul secara spontan di usia berapa pun, dan bisa berkembang menjadi tipe 2.
Di Amerika Serikat, jumlah penderita diabetes tipe 2 terus meningkat, dan para ahli memperkirakan 1 dari 10 orang akan mengidap penyakit ini pada tahun 2045. Penyebab utamanya: pola makan dan gaya hidup.
Penyebab Utama: Konsumsi Gula Berlebihan
Diabetes tipe 2 banyak dipicu pola makan buruk, terutama konsumsi gula tambahan berlebihan. Makanan olahan yang tinggi gula membuat tubuh bekerja ekstra dan bisa menimbulkan resistensi insulin.
“Diabetes adalah ketika tubuh Anda tidak dapat menyediakan cukup insulin untuk memungkinkan glukosa masuk ke sel-sel,” jelas Thomas Horowitz, DO, dokter spesialis kedokteran keluarga di CHA Hollywood Presbyterian Medical Center, Los Angeles.
Ia menyarankan agar kita mengonsumsi makanan yang dicerna secara perlahan, seperti protein, biji-bijian, dan sayuran.
Kadar Gula Normal dan Risiko Kegemukan
Prof Ali Khomsan, pakar gizi dari IPB, menekankan pentingnya memahami batas kadar gula darah:
- Saat puasa (tidak makan 8 jam): 70–100 mg/dL
- Dua jam setelah makan: kurang dari 140 mg/dL
Ia menambahkan, kegemukan bisa memicu kenaikan kadar gula, khususnya pada pria usia di atas 40 tahun akibat pola hidup mapan. Namun kegemukan juga bisa muncul di usia 20–30 tahun, apalagi jika ada faktor keturunan.
Jika kadar gula sudah tinggi, sebaiknya pilih makanan dengan indeks glikemik rendah (IG < 55). Di antaranya:
- Umbi-umbian seperti kentang dan talas
- Buah seperti apel dan pear
- Aneka sayuran segar
Gejala Gula Darah Tidak Normal
Ciri gula darah tinggi:
- Sering haus
- Sering buang air kecil
- Penglihatan kabur
- Mudah lelah
- Luka sulit sembuh
Ciri gula darah rendah:
- Mudah cemas
- Berkeringat
- Gemetar
- Lapar berlebihan
- Emosi tak stabil
- Batas Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak
Kementerian Kesehatan dan GERMAS menganjurkan batas konsumsi harian:
- Gula: maksimal 4 sendok makan (50 gram/orang/hari)
- Garam: 1 sendok teh (5 gram/orang/hari)
- Lemak: 5 sendok makan (67 gram/orang/hari)
Aturan ini mengacu pada Permenkes No. 30 Tahun 2013 terkait pencantuman informasi gizi pada pangan olahan.
Kenali 15 Tanda Kecanduan Gula
Menurut dokter dan ahli nutrisi dr Tan Shot Yen, berikut 15 tanda seseorang sudah kecanduan gula:
- Tetap ingin makan manis meski sudah kenyang
- Lapar tak lama setelah makan lengkap
- Ingin camilan manis meski tidak lapar
- Merasa malu atau tertekan karena pola makan
- Mencari makanan manis saat sedih atau marah
- Butuh gula untuk memperbaiki mood
- Berniat makan sedikit tapi akhirnya berlebihan
- Sulit mengontrol makanan manis dan berlemak
- Tidak bisa berhenti ngemil setelah mulai
- Pola makan mengganggu aktivitas sosial dan kerja
- Sulit mempertahankan resolusi makan sehat
- Selalu ingin yang manis setelah makan besar
- Diam-diam makan permen atau cokelat
- Sekali iris kue, susah berhenti
- Merasa mengantuk dan berat setelah makan
Menurut dr Tan, masyarakat perlu lebih peka terhadap informasi kandungan gula dalam produk makanan. “Karena gula adalah produk pabrik yang tidak dibutuhkan manusia. Manusia butuh karbohidrat, yang oleh tubuh dipecah dan diurai otomatis menjadi gula darah,” katanya kepada Kompas.com, Minggu (9/1/2022).
Gula merupakan bagian dari karbohidrat, baik sederhana maupun kompleks. Gula darah yang dihasilkan digunakan tubuh untuk energi dan mendukung kerja organ, termasuk otak. Bila tak segera digunakan, kelebihan gula akan disimpan oleh hormon insulin dalam hati, otot, dan jaringan lemak.