Batuk Berulang Bisa Jadi Gejala GERD, Kenali Bedanya

Selain rasa panas atau terbakar di kerongkongan, GERD juga dapat menyebabkan gejala lain, salah satunya adalah batuk. Namun, perlu dibedakan antara batuk karena penyakit lain dengan batuk sebagai gejala GERD.
Menurut penjelasan Prof.Ari Fahrial Syam Sp.PD-KGEH, GERD terjadi karena asam lambung naik ke kerongkongan atau esofagus. Asam lambung ini dapat merangsang organ laring di sistem pernapasan.
"Rangsangan asam lambung ini dapat mengiritasi laring, sehingga timbul batuk," kata Prof.Ari.
Ia menambahkan, batuk akibat asam lambung yang naik ini biasanya akan timbul ketika seseorang berbaring telentang dan batuknya reda ketika posisinya berubah.
Meski demikian, tidak semua batuk bisa dianggap sebagai gejala GERD.
"Perlu dilakukan pemeriksaan toraks (rontgen) dulu apakah ada problem paru atau tidak, lalu dicek juga di THT, kalau aman baru kita sebut ini karena iritasi asam lambung," katanya.
Demikian pula dengan pasien batuk yang dicurigai karena tuberkulosis (TBC) pada umumnya batuk akan terus ada tidak tergantung pada posisi tidur.
"Pada pasien GERD biasanya saat telentang justru makin parah batuknya," ujarnya.
Batuk karena GERD juga biasanya berupa batuk kering dan akan memburuk saat seseorang kurang istirahat atau stres.
Sejumlah pemeriksaan dapat dilakukan untuk mengetahui adanya GERD. Pemeriksaan awal antara lain berupa memonitor kadar pH selama 24 jam, hingga endoskopi esofagogram atau memasukkan alat untuk meneropong kerongkongan.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!