Rektor Korea Selatan Awet Muda di Usia 93 Tahun, Ini Kata Dokter soal Penuaan Kulit

awet muda, penuaan kulit, rektor korea selatan awet muda, rektor korea selatan, faktor penuaan kulit, faktor internal penuaan kulit, faktor eksternal penuaan kulit, faktor utama penuaan kulit, Rektor Korea Selatan Awet Muda di Usia 93 Tahun, Ini Kata Dokter soal Penuaan Kulit

Seorang rektor di Korea Selatan bernama Lee Gil-ya belakangan ini menarik perhatian warganet karena tampilannya yang awet muda, meski usianya mencapai 93 tahun.

Namanya menjadi sorotan setelah video dari Universitas Gachon di Seongnam, tempat ia menjabat sebagai rektor, viral di internet.

Berdasarkan hasil wawancaranya dengan Herald Business, ia menyatakan bahwa rahasianya agar tampak awet muda adalah minum setidaknya 1,5 liter sehari, menggantikan minuman lain seperti kopi dan teh.

"Saya minum setidaknya 1,5 liter air sehari, mengganti minuman saya dengan teh daripada kopi, dan menyalakan pelembap udara di seluruh rumah,” jelasnya dalam wawancara tersebut.

Tidak hanya itu, ia mengaku tidak merokok atau minum alkohol.

Ia juga rutin melakukan perawatan laser secara teratur di departemen dermatologi.

“Saya tidak minum alkohol atau merokok, saya menjaga rutinitas yang teratur dan telah menerima perawatan laser secara teratur di departemen dermatologi Rumah Sakit Gil selama 10 tahun terakhir," ujarnya.

Belajar dari kondisi Lee Gil-ya, menurut dr. Arini Astasari Widodo, dokter spesialis dermatologi dan venereologi, penuaan kulit bisa disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu intrinsic aging dan extrinsic aging.

Keduanya saling berhubungan dan berkontribusi terhadap perubahan yang terjadi pada kulit.

“Secara medis, penuaan kulit dipengaruhi oleh dua mekanisme utama, yaitu intrinsic aging dan extrinsic aging,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (30/5/2025).

Ia menjelaskan, intrinsic aging adalah proses penuaan alami yang terjadi, karena faktor genetik dan usia psikologis.

Dalam proses ini, terjadi penurunan produksi kolagen, elastin, dan aktivitas fibroblas di dermis, serta melambatnya pergantian sel epidermis.

Alhasil, kulit menjadi lebih tipis, kering, dan kehilangan elastisitas.

“Terjadi penurunan produksi elastin, kolagen, dan aktivitas fibroblas di dermis, dan melambatnya pergantian sel epidermis,” jelasnya.

Sementara itu, extrinsic aging adalah penuaan yang dipicu oleh faktor lingkungan dan gaya hidup.

Banyak faktor eksternal yang memengaruhi penuaan kulit, seperti paparan sinar ultraviolet (photoaging), polusi udara, merokok, konsumsi alkohol, stres oksidatif, dan pola makan yang buruk.

Namun, di antara semua faktor eksternal, paparan sinar matahari merupakan penyebab terbesar penuaan kulit dini.

“Karena dapat merusak DNA sel dan struktur dermal secara langsung,” jelas dr. Arini.

Oleh karena itu, ia menyarankan untuk memperhatikan beberapa faktor penyebab penuaan kulit secara seksama dan mencari solusinya.

Menunda penuaan kulit bisa dilakukan dengan rajin menggunakan skincare dan menjalani gaya hidup yang sehat.

“Kombinasi antara kedua jalur penuaan ini membentuk profil penuaan kulit seseorang sehingga perlu diatasi,” ujarnya.