Benarkah Jalan Kaki Japanese Walking Bisa Bikin Awet Muda? Ini Kata Ahli

Metode jalan kaki bernama Japanese walking tengah populer di media sosial. Selain mudah dilakukan, metode ini juga disebut punya beragam manfaat. Salah satunya bikin awet muda.
"Japanese walking, yang juga dikenal sebagai latihan berjalan interval, adalah metode berjalan terstruktur yang mana Anda bergantian antara tiga menit berjalan cepat (sekitar 70 persen dari detak jantung maksimum Anda) dan tiga menit berjalan lambat untuk pemulihan," jelas pelatih pribadi Edwina Jenner, dilansir dari Marie Claire, Selasa (19/8/2025).
Jenner menambahkan, siklus berjalan cepat dan berjalan lambat ini bisa diulangi selama sekitar 30 menit secara total.
Benarkah Japanese walking bisa bikin awet muda?
Bantu mengurangi usia biologis
Japanese walking adalah teknik jalan kaki interval yang mudah dilakukan, hanya 30 menit sehari. Benarkah Japanese walking bisa bikin awet muda?
Penjelasan di balik klaim Japanese walking bisa bikin awet muda ini terletak pada bagaimana tubuh beradaptasi ketika seseorang rutin melakukan variasi jalan cepat dan lambat.
Namun, sebelumnya, harap diingat bahwa jalan cepat selama sekitar 15 menit dinilai bisa bikin umur panjang. Hal tersebut berdasarkan riset tahun 2002-2009, dilansir dari CNN.
Sementara itu, terkait manfaat Japanese walking, yang mana salah satu elemen utamanya adalah jalan cepat, diteliti pada tahun 2007.
Dalam studi yang dipublikasikan tahun 2007 di Mayo Clinic Proceedings, para ilmuwan membagi dua kelompok orang berusia 50 hingga 60 tahun. Kelompok pertama diminta berjalan santai sekitar 8.000 langkah per hari, sedangkan kelompok kedua melakukan jalan cepat-jalan lambat ala Japanese walking.
Setelah beberapa bulan, hasilnya pun diteliti. Kelompok peserta yang melakukan Japanese walking memiliki kekuatan otot paha yang lebih baik, kapasitas aerobik yang meningkat, serta penurunan tekanan darah yang lebih signifikan dibanding kelompok jalan santai.
Rata-rata tekanan darah sistolik peserta laki-laki turun 10 poin, sedangkan pada perempuan turun delapan poin.
Hasilnya, usia biologis seseorang bisa ikut berkurang. Dengan kata lain, tubuh tetap terasa lebih muda dan sehat meski usia terus bertambah, dikutip dari Forbes.
Sebagai informasi, dilansir dari Verywell Health, usia biologis adalah indikator seberapa cepat tubuh menua. Usia ini merujuk pada kondisi fisiologis sel dan jaringan berdasarkan bukti dalam DNA.
Adapun manfaat lain Japanese walking adalah membantu menjaga kesehatan kardiovaskular, meningkatkan tekanan darah, menguatkan otot-otot kaki, mengelola kadar gula dalam darah, menjaga stamina, dan meningkatkan kemampuan berlari.
Keistimewaan jalan kaki Japanese walking
Sederhana dan efektif
Japanese walking adalah teknik jalan kaki interval yang mudah dilakukan, hanya 30 menit sehari. Benarkah Japanese walking bisa bikin awet muda?
Pakar kebugaran fungsional, Trond Nyland mengatakan, keistimewaan Japanese walking ada pada kesederhanaannya.
“Keistimewaan Japanese walking terletak pada betapa mudahnya ia beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari,” kata Nyland.
“Sederhana, berdampak rendah, dan mudah dipertahankan, menjadikannya titik awal yang ideal bagi siapa pun yang baru mengenal kebugaran,” lanjutnya.
Menurutnya, pola jalan cepat dan lambat ini justru membantu seseorang tetap konsisten berolahraga tanpa rasa takut.
“Upaya yang teratur dan konsisten justru dapat menghasilkan kemajuan jangka panjang yang lebih baik daripada latihan intens sesekali. Hal ini mengingatkan kita bahwa kebugaran tidak harus ekstrem untuk menjadi efektif,” tutur Nyland.
Mengapa jalan kaki Japanese walking diminati?
Hanya butuh 30 menit dan komitmen rendah
Japanese walking adalah teknik jalan kaki interval yang mudah dilakukan, hanya 30 menit sehari. Benarkah Japanese walking bisa bikin awet muda?
Selain manfaat itu, Nyland juga memaparkan alasan mengapa Japanese walking bisa menjadi gerbang menuju gaya hidup sehat.
Pertama, olahraga ini punya hambatan yang rendah. Kamu hanya butuh sepasang sepatu yang nyaman dan waktu sekitar 30 menit sehari. Hal ini membuat hampir semua orang bisa mencobanya tanpa perlu persiapan rumit.
Kedua, Japanese walking menawarkan adaptasi progresif. Olahraga ini dilakukan bergantian antara kecepatan lambat dan cepat sehingga tubuh perlahan terbiasa dengan latihan interval tanpa merasa terbebani. Lama-kelamaan, stamina pun meningkat dan tubuh lebih siap untuk olahraga lain seperti joging atau lari.
Ketiga, metode ini juga menekankan pada komitmen rendah. Jalan kaki dengan intensitas sedang terasa nyaman di tubuh, tapi cukup efektif untuk membawa hasil.
Tidak seperti olahraga ekstrem yang bisa membuat cedera, Japanese walking dinilai lebih aman dan bisa dilakukan setiap hari.
Keempat, hasilnya bisa dirasakan secara nyata tanpa intimidasi. Dari tekanan darah yang lebih stabil hingga membantu berat badan yang lebih baik, manfaat ini menjadi motivasi alami untuk terus melanjutkan rutinitas.
Kelima, Nyland menyebut Japanese walking sebagai pintu gerbang menuju kebugaran tingkat lanjut. Dengan energi dan stamina yang terus meningkat, banyak pemula akhirnya terdorong mencoba bentuk olahraga lain yang lebih menantang.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!