Plus Minus Japanese Walking, Jalan Kaki 30 Menit yang Bikin Tubuh Bugar

Japanese walking atau jalan kaki interval mencakup berjalan cepat selama tiga menit, dilanjutkan dengan berjalan lambat selama tiga menit. Lakukanlah secara berulang sehingga mencapai 30 menit.
“(Jalan kaki interval) adalah salah satu cara yang paling sering diabaikan, tapi sangat efektif untuk meningkatkan kesehatan jangka panjang, terutama di kalangan orang dewasa usia pertengahan dan lanjut usia,” kata dokter umum di Rumah Sakit Metro di Selatan Delhi, India, spesialis dalam bidang kedokteran pencegahan dan gaya hidup, Dr. Ramit Singh Sambyal, dilansir dari Verywell Health, Selasa (19/8/2025).
Japanese walking diklaim mampu memberi manfaat kebugaran setara 10.000 langkah hanya dalam waktu sekitar 30 menit.
Meski terlihat menjanjikan, tapi para ahli mengingatkan bahwa metode ini tidak lepas dari keterbatasan. Simak beberapa plus dan minus Japanese walking berikut ini.
Mengenal kelebihan Japanese walking
Mudah dan bermanfaat
Japanese walking disebut memberi manfaat jalan kaki setara 10.000 langkah hanya dalam 30 menit. Simak kelebihan dan kekurangannya berikut.
Bagi banyak orang, kelebihan utama Japanese walking adalah kesederhanaannya. Kamu tak perlu alat khusus atau daftar keanggotaan di pusat kebugaran, cukup siapkan sepasang sepatu dan konsistensi.
Olahraga ini mengajarkan fokus pada usaha, bukan kesempurnaan, dilansir dari Los Angeles Times.
Para ahli juga menemukan bahwa melakukan aktivitas intens, meskipun dalam waktu singkat, bisa bermanfaat.
“Ada benarnya juga kalau aktivitas berat dalam jumlah kecil itu benar-benar bermanfaat,” kata profesor ilmu biologi dan antropologi di University of Southern California, Amerika Serikat, David Raichlen
Raichlen menambahkan, berjalan cepat beberapa menit pun dapat memberi dampak signifikan bagi kesehatan.
Selain itu, ritme berjalan lebih cepat dikaitkan dengan risiko demensia yang lebih rendah, serta menurunkan risiko kanker dan penyakit kardiovaskular.
Apa saja kekurangan Japanese walking?
Bukti ilmiah terbatas dan tidak selalu praktis
Japanese walking disebut memberi manfaat jalan kaki setara 10.000 langkah hanya dalam 30 menit. Simak kelebihan dan kekurangannya berikut.
Meski menjanjikan, penelitian pendukung Japanese walking dinilai masih terbatas. Dr. Helga Van Herle, ahli jantung di Keck Medicine of University of Southern California, menyoroti kelemahan studi awal.
Menurutnya, hanya kelompok jalan cepat yang dipantau dengan akselerometer sehingga hasilnya bisa bias.
“Hal ini menciptakan bias besar dalam pemantauan dan kepatuhan dan berpotensi mendistorsi hasil yang menguntungkan kelompok pelatihan intensitas tinggi,” tutur Van Herle.
Sementara itu, Dr. Parveen Garg, juga dari University of Southern California, menilai studi tentang Japanese walking masih berskala kecil.
Menurutnya, penelitian ini dimaksudkan untuk merangsang pemikiran serta mendorong penelitian lebih lanjut, bukan untuk mendukung kesimpulan yang terlalu luas.
Ada juga persoalan praktis. Mengingat harus berganti ritme tiap tiga menit, metode ini mungkin terasa rumit bagi sebagian orang.
Namun, Garg mengingatkan, berjalan cepat terus-menerus juga dapat memberikan manfaat serupa, meski belum ada bukti cukup untuk membandingkan keduanya secara langsung.
Pilih olahraga yang sesuai, yang penting konsisten
Japanese walking disebut memberi manfaat jalan kaki setara 10.000 langkah hanya dalam 30 menit. Simak kelebihan dan kekurangannya berikut.
Tren Japanese walking menawarkan alternatif bagi mereka yang ingin berolahraga tanpa harus mengejar angka 10.000 langkah.
Plusnya, metode ini mudah diakses, singkat, dan terbukti memberi manfaat. Minusnya, bukti ilmiahnya masih terbatas dan tidak semua orang nyaman mengikuti pola interval.
Sebelum mencoba rutinitas olahraga baru, terutama dengan intensitas tinggi, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter.
Asal usul Japanese walking
Berawal dari studi tahun 2007
Japanese walking disebut memberi manfaat jalan kaki setara 10.000 langkah hanya dalam 30 menit. Simak kelebihan dan kekurangannya berikut.
Sebagai informasi, Japanese walking bersumber dari sebuah penelitian di Jepang pada tahun 2007. Studi tersebut meneliti efek jalan kaki interval intensitas tinggi pada orang dewasa paruh baya dan lanjut usia (lansia).
Hasilnya, partisipan yang berjalan cepat selama tiga menit lalu melambat tiga menit secara berulang mengalami peningkatan lebih besar pada tekanan darah, kekuatan kaki, dan kapasitas aerobik dibandingkan kelompok jalan dengan intensitas sedang.
Latihan ini kembali mencuat setelah pelatih kebugaran asal Australia, Eugene Teo, membuat video penjelasan di TikTok dan YouTube.
Videonya ditonton lebih dari 10 juta kali di TikTok dan 17 juta kali di YouTube.
“Orang-orang tidak suka jargon kebugaran,” kata Teo, dilansir dari Los Angeles Times.
“Mereka tidak suka istilah ilmiah... dan jika saya ingin memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia... saya ingin membuat saran kebugaran dan jargon ilmiah lebih mudah diakses," lanjutnya.
Metode Teo sederhana yakni berjalan cepat tiga menit, berjalan lambat tiga menit, lalu mengulanginya lima kali.
Menurutnya, ini cara realistis bagi orang yang kewalahan mengejar target 10.000 langkah.
“Banyak orang punya pendekatan serba-atau-tidak-sama-sekali di mana mereka berpikir, 'Oh, saya tidak bisa mencapai 10.000 langkah. Saya gagal,'” ujarnya.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!