Konten Medsos Bisa Bikin Benci Tubuh Sendiri, Ini Tandanya

Media sosial dipenuhi dengan berbagai tips diet dan olahraga, tapi tidak semuanya sehat. Bahkan, sebagian di antaranya bisa diam-diam mengubah cara kamu memandang tubuh sendiri.
Ambil contoh video “What I Eat in a Day” di TikTok yang lebih mirip puasa daripada makan normal, rutinitas olahraga ekstrem, atau konten body checking yang menunjukkan tubuh secara detail, semuanya menyampaikan pesan terselubung bahwa kurus itu ideal, dan membatasi makan itu sesuatu yang patut dicontoh.
Ini adalah sisi gelap media sosial yang dikenal sebagai #SkinnyTok, hashtag yang baru-baru ini dilarang oleh TikTok demi mengurangi konten “thinspiration” yang merugikan.
“#SkinnyTok adalah ruang di dunia maya di mana tubuh kurus dipuja, sering kali melalui visual yang diam-diam, body checks, atau unggahan estetik yang secara halus mengagungkan satu tipe tubuh,” jelas neuropsikolog Sanam Hafeez.
“Video-video ini jarang berkata terus terang, tapi mereka menyampaikan pesan kuat lewat nada, musik, dan sudut pengambilan gambar. Video semacam ini cepat tersebar karena menyentuh rasa tidak aman yang sebenarnya sudah ada di dalam diri banyak orang,” katanya.
Meskipun hashtag-nya sudah diblokir, jenis konten tidak sehat ini masih terus bermunculan.
Para ahli memperingatkan bahwa konten media semacam ini dapat memicu siklus perbandingan yang merusak, standar kecantikan yang tidak realistis, hingga perilaku makan dan olahraga yang tidak sehat, yang lama-kelamaan bisa merusak hubungan seseorang dengan tubuhnya sendiri.

ilustrasi berat badan
"Video-video ini sering kali mengagungkan tubuh yang sangat kurus, berpantang makan, dan perilaku restriktif, dan semuanya dikemas dalam estetika yang aspiratif dan apik yang sangat menarik, terutama bagi kaum muda," ujar Morgan Fereck, kepala ahli gizi di OnPoint Nutrition.
Bagi remaja dan dewasa muda yang masih membentuk identitas dan harga diri, hal ini bisa sangat berbahaya.
Tanda terpengaruh konten toksik di medsos
Tanpa disadari, konten-konten semacam itu akan berpengaruh pada mental kita. Ini adalah beberapa tandanya:
- Merasa kurang
Konten tentang bentuk tubuh ideal seringkali menyajikan gambaran sempit tentang kecantikan dan menyiratkan bahwa tipe tubuh lainnya tidak cukup baik.
"Hal ini dapat menyebabkan pembandingan setiap bagian tubuh dengan apa yang terlihat di media sosial. Perbandingan itu menimbulkan rasa malu, terutama jika seseorang sudah merasa tidak aman," kata Hafeez.
- Terobsesi dengan makanan dan kalori
"Tanda-tanda peringatannya antara lain menjadi terlalu terobsesi dengan penampilan, ukuran tubuh, berat badan, makanan, atau olahraga sehingga memperburuk kualitas hidup seseorang," ujar Dr. Jason Nagata, profesor madya pediatri di University of California, San Francisco.
- Merasa bersalah atau malu setelah makan
Merasa tidak enak karena mengonsumsi makanan tertentu atau merasa cemas setelah absen berolahraga bukanlah tanda dedikasi. Bisa jadi itu pertanda buruk.
Lama-kelamaan, makanan mungkin menjadi sesuatu yang ditakuti atau dikendalikan, alih-alih sesuatu yang memberikan energi dan kegembiraan.
- Rasa sukses dan pencapaian terkait dengan berat badan
Konten di media sosial seringkali mereduksi konsep kesehatan hanya pada bentuk dan ukuran tubuh.
"Berat badan bukanlah ukuran kesehatan atau kesejahteraan yang dapat diandalkan. Kesehatan, baik fisik maupun psikologis, jauh lebih luas dan kompleks dari itu," kata DeCaro.
Ia menambahkan bahwa konten seperti #SkinnyTok mengirimkan pesan yang salah bahwa kita harus kurus agar disukai, dicintai, dihormati, atau sukses.
Cara mengurangi pengaruh buruk media sosial
Membatasi waktu memakai gadget dan memblokir atau melaporkan akun yang menyebarkan pesan berbahaya seputar makanan dan tubuh bisa jadi langkah awal yang membantu.
“Perhatikan konten yang dikonsumsi dan buat batasan waktu serta pembatasan pada perilaku yang merugikan dapat membantu meringankan beberapa dampak negatif ini,” ujar Nagata.
Jeda sejenak dari media sosial dan perbandingan yang tak ada habisnya adalah cara yang baik untuk meningkatkan self esteem dan kesejahteraan mental secara umum. Ingatlah bahwa konten di medsos hanyalah cuplikan momen-momen penting, bukan cerminan nyata dari perjuangan sehari-hari.
Singkirkan aturan-aturan yang kaku dan fokuslah untuk terhubung dengan tubuh, alih-alih mencoba mengendalikannya. Buatlah pilihan diet dan kebugaran berdasarkan energi, suasana hati, kekuatan, dan bagaimana kamu ingin merasa secara keseluruhan.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!