Kenapa Ada yang Tahan Pedas dan Ada yang Tidak? Ini Kata Ahli Gizi IPB

pedas, Cabai, Pedas, cabai, cabai pedas, tahan pedas, Kenapa Ada yang Tahan Pedas dan Ada yang Tidak? Ini Kata Ahli Gizi IPB, Sensasi pedas dan cara kerjanya, Toleransi pedas dipengaruhi genetik hingga kebiasaan, Faktor psikologis juga berperan, Manfaat makanan pedas bagi kesehatan, Efek negatif konsumsi berlebihan, Tips aman menikmati makanan pedas

Setiap orang punya tingkat toleransi pedas yang berbeda. Ada yang santai makan sambal super pedas, tapi ada juga yang langsung kepanasan hanya karena satu suap.

Menurut Dr Karina Rahmadia Ekawidyani dari IPB University, perbedaan ini tak semata soal lidah, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor genetik, kebiasaan makan, hingga kondisi psikologis. Simak penjelasan ilmiahnya berikut ini.

Sensasi pedas dan cara kerjanya

Rasa pedas sebenarnya bukan termasuk rasa dasar, melainkan sensasi panas atau nyeri yang muncul akibat senyawa aktif bernama capsaicin.

Senyawa ini bekerja dengan merangsang reseptor TRPV1 di tubuh, yakni reseptor yang biasanya bereaksi terhadap suhu tinggi atau luka.

“Capsaicin menstimulasi reseptor TRPV1 yang kemudian mengirimkan sinyal rasa sakit ke otak. Itulah sebabnya kita merasa ‘terbakar’ saat makan pedas,” jelas Dr Karina, dilansir dari laman IPB University, Sabtu (28/6/2025).

Toleransi pedas dipengaruhi genetik hingga kebiasaan

Menurut Karina, tidak semua orang memiliki tingkat sensitivitas yang sama terhadap capsaicin.

Beberapa orang secara genetik memang lebih sensitif terhadap senyawa ini, sementara yang lain lebih tahan.

Bahkan, ada sebagian kecil individu yang tidak memiliki reseptor TRPV1 secara aktif, sehingga tidak merasakan pedas sama sekali.

Selain faktor genetik, kebiasaan dan pengalaman makan pedas juga berperan. Semakin sering seseorang mengonsumsi makanan pedas, tubuh akan beradaptasi, dan sensasi pedas terasa lebih ringan seiring waktu.

“Dengan paparan rutin, toleransi seseorang terhadap capsaicin bisa meningkat. Jadi kemampuan makan pedas bisa ‘dilatih’,” tambahnya.

Faktor psikologis juga berperan

Ternyata, reaksi terhadap makanan pedas juga dipengaruhi oleh faktor psikologis. Ketika seseorang meyakini bahwa makanan tersebut sangat pedas, maka sensasi panas yang dirasakan bisa terasa lebih kuat, meskipun tingkat kepedasannya sebenarnya biasa saja.

“Persepsi bisa memperkuat sinyal yang dikirim ke otak. Jadi kalau kita sudah takut duluan, rasa pedas akan terasa makin ekstrem,” ujar Karina.

Manfaat makanan pedas bagi kesehatan

Karina menjelaskan, makanan pedas dapat memberikan manfaat bagi tubuh bila dikonsumsi dalam jumlah yang wajar. Cabai, misalnya, mengandung berbagai zat aktif yang penting bagi kesehatan.

“Cabai banyak mengandung vitamin C dan vitamin A yang berfungsi sebagai antioksidan dan dapat melindungi tubuh dari berbagai serangan penyakit, sehingga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh,” tuturnya.

Cabai juga mengandung capsaicin, senyawa yang tidak hanya memberi sensasi pedas, tetapi juga mendukung pembakaran kalori.

“Capsaicin mampu meningkatkan temperatur tubuh dan mempercepat kerja metabolisme, sehingga kalori dalam tubuh lebih cepat terbakar,” imbuhnya.

Tak hanya itu, capsaicin terbukti secara ilmiah memiliki berbagai manfaat lain, di antaranya:

  • Menghambat pertumbuhan sel kanker tanpa merusak sel sehat di sekitarnya
  • Memiliki efek analgesik (pereda nyeri)
  • Bersifat anti-inflamasi (mengurangi peradangan)
  • Berdampak positif pada sistem kardiovaskuler dan metabolik, termasuk memperbaiki profil lipid dan fungsi endotel (lapisan pembuluh darah)
  • Baca juga:

Efek negatif konsumsi berlebihan

Meski menyimpan banyak manfaat, Karina mengingatkan agar konsumsi makanan pedas tetap dilakukan secara bijak. Bila berlebihan, makanan pedas bisa memicu gangguan pada sistem pencernaan.

“Konsumsi berlebihan dapat mengiritasi saluran cerna dan meningkatkan refluks asam lambung yang menyebabkan gejala seperti mulas, sakit perut, kembung, diare hingga muntah,” jelasnya.

Selain itu, konsumsi cabai yang tidak terkendali juga bisa menimbulkan gangguan lain, seperti:

  • Insomnia
  • Penurunan sensitivitas lidah
  • Risiko penurunan fungsi kognitif

“Penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi lebih dari 50 gram cabai per hari secara rutin memiliki risiko penurunan kognitif hampir dua kali lebih besar dibandingkan yang mengonsumsi dalam jumlah lebih sedikit,” ujarnya.

Tips aman menikmati makanan pedas

Agar tetap bisa menikmati makanan pedas dengan aman, Dr Karina membagikan sejumlah tips berikut:

  • Hindari makan pedas saat perut kosong
  • Kenali batas toleransi pribadi dan sesuaikan porsinya
  • Jangan makan pedas menjelang tidur
  • Minum susu setelah makan pedas untuk meredakan sensasi panas
  • Pilih cabai dengan tingkat kepedasan rendah, seperti paprika atau cabai hijau
  • Buang biji dan lapisan putih dalam cabai untuk mengurangi rasa pedas
  • Konsumsi bersama makanan tinggi serat atau lemak sehat, seperti sayuran, biji-bijian, dan alpukat