Profil Goh Cheng Liang, Bos Nippon Paint yang Meninggal Dunia di Usia 98 Tahun

goh cheng liang, Goh Cheng Liang meninggal, Goh Cheng Liang meninggal dunia, profil Goh Cheng Liang, kekayaan Goh Cheng Liang, Goh Cheng Liang pemilik nippon paint, nippont paint, Profil Goh Cheng Liang, Bos Nippon Paint yang Meninggal Dunia di Usia 98 Tahun, Perjalanan Hidup Goh Cheng Liang, Goh Cheng Liang Membangun Wuthelam Group, Warisan Filantropi Goh Cheng Liang, Kehidupan Pribadi dan Keluarga Goh Cheng Liang

Goh Cheng Liang, pemilik Nippon Paint sekaligus orang terkaya di Singapura, meninggal dunia di usia 98 tahun di Singapura, Selasa (12/8/2025).

Pendiri perusahaan cat dan pelapis Wuthelam Group ini mengembuskan napas terakhir pada pagi hari dengan didampingi keluarga.

Menurut daftar tahunan miliarder global Forbes 2025, ia memiliki kekayaan bersih sebesar US$13 miliar atau sekitar Rp211,76 triliun.

Goh adalah pemegang saham mayoritas di Nippon Paint Holdings Jepang.

Dilansir dari South China Morning Post dan Tribunnews, berikut profil singkat Goh Cheng Liang.

Perjalanan Hidup Goh Cheng Liang

Goh Cheng Liang lahir pada tahun 1927. Lahir dan besar dalam kemiskinan, Goh menghabiskan 12 tahun pertama hidupnya di rumah toko kecil di River Valley Road, Singapura.

Ia tinggal berdesakan di kamar sewaan seharga US$3 per bulan bersama orang tua, tiga saudara perempuan, dan seorang saudara laki-laki.

Saat Perang Dunia II pecah, orang tuanya mengirim Goh ke Muar, Johor. Di sana ia membantu saudara iparnya menjual jaring ikan sebelum kembali ke Singapura pada 1943.

Dalam sebuah wawancara, Goh mengungkap bahwa selama Pendudukan Jepang, ayahnya tidak memiliki pekerjaan, sementara ibunya bekerja mencuci pakaian.

Kakak perempuannya juga sempat bekerja menjual soon kway, kudapan khas Singapura.

Setelah masa perang, Goh sempat memulai bisnis penjualan air soda, namun gagal dan akhirnya bekerja di toko perangkat keras.

Pada 1949, ia membeli beberapa barel cat lelang tentara Inggris dengan harga murah.

Berbekal kamus bahasa Mandarin tentang bahan kimia, ia menciptakan Pigeon Brand—cat racikannya sendiri.

Ketika Perang Korea dimulai pada 1950 dan impor dibatasi, bisnis cat Goh berkembang pesat.

Produsen Jepang Nippon Paint kemudian mendekatinya untuk menjadi distributor di Singapura.

Goh Cheng Liang Membangun Wuthelam Group

Pada 1974, Goh mendirikan Wuthelam Holdings, yang berkembang menjadi konglomerat global.

Saat ini Wuthelam memegang hampir 60 persen saham Nippon Paint yang terdaftar di Bursa Tokyo, dan memiliki investasi di sektor logistik, perhotelan, dan properti.

Keluarga Goh juga pernah memiliki Liang Court dan Rumah Sakit Mount Elizabeth, yang kemudian dijual.

Goh memilih River Valley Road yang merupakan tempat tinggal di masa kecilnya sebagai tempat untuk membangun salah satu proyek properti paling ikonisnya, Liang Court, pada awal 1980-an.

Pusat perbelanjaan ini menjadi yang pertama di sepanjang River Valley Road, yang kini dikenal sebagai kawasan hiburan malam di negara kota tersebut.

Dalam wawancara langka pada 1997, Goh mengaku lebih nyaman menjalankan perusahaan swasta ketimbang publik.

"Filosofi pribadi saya adalah saya tidak pernah ingin go public," ujarnya kala itu.

"Pertama, saya bukan manajer profesional. Kedua, saya tidak tahu bagaimana mengarahkan para manajer profesional."

Warisan Filantropi Goh Cheng Liang

Selain sebagai pengusaha sukses, Goh dikenal sebagai filantropis.

Pada 1995, ia mendirikan Yayasan Goh untuk mengatur kegiatan amalnya, dengan bantuan mendiang Presiden Singapura Wee Kim Wee.

Yayasan ini berkontribusi pada pendirian Pusat Kanker Nasional Singapura serta Pusat Terapi Proton Goh Cheng Liang.

Goh juga memberikan dukungan untuk penelitian kanker anak, program kesehatan reumatologi dan imunologi, serta inisiatif perawatan paliatif.

Di luar Singapura, ia membiayai infrastruktur di Desa Dawu, Chaozhou, Tiongkok—kampung leluhurnya—termasuk jalan raya, air bersih, sistem sanitasi, dan sekolah.

Kehidupan Pribadi dan Keluarga Goh Cheng Liang

Goh meninggalkan tiga anak—Goh Hup Jin, Goh Chuen Jin, dan Nyonya Goh Chiat Jin—delapan cucu, dan satu cicit.

Semasa hidup, ia gemar menghabiskan waktu dengan keluarga, berperahu, memancing, menikmati kuliner, dan berwisata.

Putra sulungnya, Goh Hup Jin, menyebut sang ayah sebagai “suar kebaikan dan kekuatan”.

“Kami beruntung beliau mengajarkan kami untuk hidup dengan kasih sayang dan kerendahan hati,” ujarnya.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!