Sering Lupa Meski Masih Muda? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Pernah lupa nama seseorang yang baru dikenali atau bingung mencari kunci yang baru saja Anda taruh? Jangan khawatir, Anda tidak sendiri.
Setiap orang pasti pernah mengalami lupa, terutama terhadap hal-hal yang baru saja terjadi. Namun, sering lupa bisa menjadi tanda adanya gangguan tertentu yang perlu diwaspadai.
Mengapa Seseorang Bisa Sering Lupa?
Secara umum, lupa adalah hal wajar, terutama jika informasi yang diterima belum masuk ke memori jangka panjang atau ketika seseorang kurang fokus.
Otak manusia memiliki kapasitas penyimpanan besar, tetapi tetap membutuhkan ruang baru, sehingga informasi yang dianggap tidak penting bisa dihapus secara otomatis.
Namun, bila kondisi sering lupa terjadi secara berulang, bisa jadi itu dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu.
Berikut ini beberapa penyebab seseorang menjadi mudah lupa dikutip dari HelloSehat.com dan dititinjau oleh dr. Tania Savitri:
1. Kurang Tidur
Kurangnya waktu tidur atau kualitas tidur yang buruk dapat menurunkan konsentrasi, memicu kecemasan, dan mengganggu suasana hati. Efek ini secara langsung memengaruhi daya ingat seseorang.
2. Pola Makan Buruk
Pola makan yang kaya akan lemak jenuh dan lemak trans diketahui memperburuk fungsi memori.
Menurut Harvard Health Publishing, orang yang banyak mengonsumsi makanan jenis ini cenderung memiliki daya ingat yang lebih lemah.
Selain itu, kekurangan vitamin B12—yang banyak terdapat pada produk susu dan ikan—juga dapat mengganggu kesehatan sistem saraf, termasuk otak.
3. Konsumsi Alkohol Berlebihan
Terlalu sering mengonsumsi alkohol, apalagi sampai kecanduan, dapat mengganggu ingatan jangka pendek meski efek alkohol sudah hilang. Alkohol juga dapat merusak kemampuan kognitif secara menyeluruh.
4. Stres, Kecemasan, dan Depresi
Kondisi mental seperti stres, cemas, dan depresi bisa mengganggu konsentrasi dan membuat pikiran overstimulasi.
Dalam jangka panjang, hal ini dapat menurunkan kemampuan otak dalam menyimpan memori dan bahkan menimbulkan trauma emosional.
5. Efek Samping Obat Tertentu
Beberapa obat penenang, antidepresan, dan obat tekanan darah tinggi bisa menimbulkan efek sedasi dan kebingungan yang membuat seseorang sulit menyerap informasi baru. Hal ini bisa menyebabkan gangguan memori.
6. Penuaan
Seiring bertambahnya usia, kemampuan mengingat akan menurun. Lansia cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk mempelajari atau mengingat sesuatu. Selain itu, proses fisiologis dalam otak juga ikut berubah, sehingga dapat menimbulkan kelupaan.
7. Gangguan Kognitif Ringan (Mild Cognitive Impairment/MCI)
Gangguan ini merupakan penurunan fungsi berpikir dan mengingat yang lebih dari biasanya, tapi belum sampai mengganggu aktivitas harian.
Penderitanya berisiko lebih tinggi mengalami demensia atau Alzheimer. Faktor risikonya antara lain: depresi, kurang olahraga, obesitas, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi.
Cara Mengatasi Sering Lupa
Mengetahui penyebab adalah langkah awal untuk mengatasi mudah lupa. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:
- Perbaiki waktu tidur. Tidur cukup (7–9 jam) sangat penting untuk menjaga kesehatan otak.
- Perhatikan pola makan. Kurangi konsumsi lemak jenuh dan trans. Sebaliknya, perbanyak makanan yang kaya vitamin B12 dan omega-3 seperti ikan, sayur, dan susu rendah lemak.
- Kurangi alkohol. Batasi konsumsi minuman beralkohol maksimal dua gelas untuk pria dan satu gelas untuk wanita per hari.
- Konsultasi dengan dokter. Jika penyebabnya adalah obat-obatan, dokter bisa mengubah jenis atau dosis obat yang dikonsumsi.
- Penanganan gangguan kognitif. Penderita gangguan kognitif ringan bisa diberikan obat untuk memperlambat proses demensia dan Alzheimer. Bila disebabkan oleh hipertensi atau depresi, pengobatan tambahan bisa diberikan.
Tips Mencegah Mudah Lupa
Agar otak tetap tajam dan mencegah lupa, beberapa hal ini bisa Anda lakukan:
- Aktivasi otak. Pelajari keterampilan baru seperti bermain alat musik atau menari.
- Jaga hubungan sosial. Menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman bisa menurunkan stres.
- Gunakan alat bantu ingat. Catat jadwal dan hal penting di buku atau aplikasi kalender.
- Rutin olahraga. Lakukan aktivitas aerobik minimal 150 menit per minggu, seperti bersepeda atau berenang.
- Tempat tetap. Simpan barang-barang kecil seperti kunci di tempat yang sama agar tidak mudah hilang.
- Hindari rokok dan obat-obatan terlarang.
Bila kondisi sering lupa semakin mengganggu aktivitas harian atau muncul disertai gejala lain seperti kebingungan, perubahan perilaku, atau kesulitan berkomunikasi, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter.
Pemeriksaan menyeluruh dapat membantu menemukan penyebab dan memberikan penanganan yang sesuai.