Tarif Resiprokal AS: Dampak pada Industri Otomotif Indonesia

tarif resiprokal, Gaikindo, industri otomotif, Kukuh Kumara, Tarif Resiprokal AS: Dampak pada Industri Otomotif Indonesia

Untuk diketahui, tarif resiprokal adalah kebijakan perdagangan di mana suatu negara menetapkan bea masuk terhadap produk negara lain yang setara atau sebanding dengan tarif yang diterapkan oleh negara tersebut terhadap produk dari negara pertama.

tarif resiprokal, Gaikindo, industri otomotif, Kukuh Kumara, Tarif Resiprokal AS: Dampak pada Industri Otomotif Indonesia

Presiden Amerika Serikat Donald Trump membawa daftar negara yang dikenakan tarif impor dalam acara di Rose Garden bertajuk Make America Wealthy Again, di Gedung Putih, Washington DC, 2 April 2025.

“Kami enggak ada dampak, karena kami tidak impor CBU dari Amerika Serikat. Jadi yang pertama, anggota kami tidak ada impor dari sana, kalaupun ada impor bukan anggota kami,” ujar Kukuh Kumara, Sekretaris Jenderal Gaikindo, kepada Kompas.com, Rabu (9/4/2025).

“Kedua, kami juga sudah tidak ekspor ke Amerika Serikat. Kami sudah ekspor ke 93 negara, tapi tidak ke Amerika Serikat,” kata dia.

“Jadi sejauh ini aman, raw material juga tidak ada di Amerika Serikat. Kondisi pasar kita lihat saja, kalau ekonominya bagus, pasti jualan juga bagus,” ucap Kukuh.

“Sebenarnya dampaknya masalah ekonomi, hal yang berbeda lagi. Tapi kami tidak terdampak dengan adanya tarif resiprokal dari Amerika Serikat,” ujarnya.

“Impor mobil (CBU) sekarang lagi ramai dari China, mereka sedang proses bangun pabrik di sini. Kalau pabriknya sudah selesai, ya bikin mobil di sini. Mereka investasi, ada yang di Karawang, dan lain-lain, kan banyak tuh,” kata Kukuh.

“Tapi untuk penjualan mobil paling banyak masih dari Jepang, 88 persen mobil yang beredar di Indonesia brand Jepang. Tapi, itu pun komponen lokalnya tinggi buatan Indonesia kan,” ucap dia.