Changan Absen di GIIAS 2025, Tetap Jual Mobil Akhir Tahun
Ada sejumlah model baru dipastikan hadir meramaikan pameran GIIAS (Gaikindo Indonesia International Auto Show) 2025. Namun merek anyar Changan ternyata absen.
Perlu diketahui, Changan sudah resmi masuk Indonesia pada Februari 2025 sebagai hasil kerja sama dengan Indomobil Group.
Meskipun lama tak terdengar kabarnya, Changan dipastikan tetap jual mobil untuk konsumen Tanah Air sesuai rencana awal yakni di akhir tahun.
“Terakhir yang saya tahu itu ada GWM, terus Changan,” kata Rachmat Kaimuddin, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI di Jakarta belum lama ini.

Dia enggan menjabarkan lebih rinci merek mana saja yang dipastikan masuk Indonesia sepanjang 2025.
Masih ada produsen Cina lain dikabarkan berencana berjualan di dalam negeri, tetapi kehadirannya tidak ada di GIIAS 2025. Seperti Leapmotor.
Namun dia memastikan pemerintah terbuka dengan kedatangan merek otomotif terkhusus jika produsen fokus pada kendaraan elektrifikasi atau ramah lingkungan.
“Yang penting ke depannya dia produksi di Indonesia, (ada) TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) supaya industri kita terus berkembang,” kata Rachmat.
Sekadar informasi, Changan di Indonesia disebut ingin merambah ke segmen mobil entry level karena dapat menyasar lebih banyak konsumen.
Konsumen di kelas itu dinilai potensial. Jadi Changan ingin mencoba buat memanfaatkan peluang tersebut.
“Kita arahnya memang masih ke (mobil) low segment untuk Changan,” kata Andrew Nasuri, Direktur PT Indomobil Sukses Internasional di Jakarta dalam kesempatan berbeda beberapa waktu lalu.

Tidak hanya kendaraan penumpang, pihak Changan disebut mulai lirik segmen kendaraan niaga atau mobil komersial. Mengingat manufaktur tersebut tidak hanya fokus pada kendaraan penumpang.
Bakal berstatus CKD (Completely Knocked Down) atau rakitan lokal, Andrew menegaskan ada banyak persiapan perlu dilakukan.
“GIIAS 2025 masih agak susah (meluncurkan produk) karena ada RnD (Research and Development) yang harus dikerjakan. Mungkin as a brand bisa, kalau model buat Indonesia belum,” tegas dia.