China Perketat Aturan Ekspor Mobkas, Efek Jual Beli Mobil 0 Km Marak

China, mobil bekas, ekspor, mobil bekas 0 kilometer, ekspor mobil bekas, China Perketat Aturan Ekspor Mobkas, Efek Jual Beli Mobil 0 Km Marak

- Kementerian Perdagangan Tiongkok (MOFCOM) menyatakan akan meningkatkan panduan regulasi untuk ekspor kendaraan bekas.

Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya mendukung ekspansi nasional sektor ini dan menjaga perkembangan yang tertib.

Mengutip CarNewsChina, juru bicara MOFCOM He Yadong menyampaikan bahwa kementerian akan terus bekerja sama dengan departemen terkait setelah keputusan yang dikeluarkan pada Februari 2024 bersama empat lembaga lainnya untuk memperluas kegiatan ekspor mobil bekas secara nasional.

Ia menekankan bahwa perdagangan mobil bekas adalah praktik umum di pasar internasional.

Selain itu mobil sebagai barang konsumsi tahan lama, memainkan peran penting di pasar domestik maupun global.

Menurut data resmi, China mengekspor 275.000 kendaraan bekas pada tahun 2023, dengan nilai total ekspor sekitar 6,88 miliar dolar AS (sekitar 492,8 miliar yuan).

Pada tahun 2024, lebih dari 436.000 kendaraan bekas telah diekspor ke luar negeri, meningkat 58,5% dibanding tahun sebelumnya.

Oleh karena itu, dalam rangka menangani ekspor ini, kendaraan harus memenuhi standar kualitas nasional.

Nantiya setiap kendaraan wajib menjalani inspeksi oleh lembaga pihak ketiga yang tersertifikasi, dan eksportir harus menyerahkan laporan hasil inspeksi tersebut.

Eksportir juga harus mematuhi peraturan impor di negara tujuan, termasuk kewajiban menyertakan deklarasi kesesuaian jika diperlukan.

Regulator mendorong penggunaan “Sistem Rekam Jejak Kesehatan Elektronik Pemeliharaan Otomotif” milik China untuk memverifikasi riwayat servis kendaraan.

Langkah-langkah ini dimaksudkan untuk menstandarkan praktik ekspor dan memastikan kendaraan memenuhi ekspektasi teknis baik di tingkat domestik maupun internasional.

Pengawasan baru ini diperkenalkan seiring meningkatnya perhatian dari regulator dan pelaku industri terhadap meningkatnya jumlah “mobil bekas nol kilometer” yang sudah terdaftar sebagai terjual tetapi memiliki sedikit atau bahkan punya jarak tempuh sedikit.

Klasifikasi ini memungkinkan kendaraan dijual kembali sebagai mobil bekas, sering kali dengan diskon, sambil secara teknis menghindari masuk dalam statistik inventaris mobil baru.

Para analis mengaitkan praktik ini dengan masalah kelebihan kapasitas dan tingginya tingkat stok kendaraan.