Tradisi Minum Susu Putih di 1 Muharram, Beserta Doa dan Makna Kesucian Sambut Tahun Baru Islam

Tanggal 27 Juni 2025 akan menjadi momen istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia. Hari tersebut bertepatan dengan 1 Muharram 1447 Hijriah, yang menandai pergantian tahun dalam kalender Islam.
Selain membaca doa, beberapa umat Islam juga melaksanakan tradisi minum susu putih di malam 1 Muharram.
Tradisi ini dikenalkan oleh Abuya Sayyid Muhammad Alawy Al Maliki, seorang ulama besar keturunan Rasulullah SAW.
Susu putih melambangkan kesucian dan harapan untuk menjalani tahun baru dengan hati yang bersih.
Dianjurkan sebelunya membaca doa minum susu putih:
اللّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ وَزِدْنَا مِنْهُ
"Allahumma baarik lanaa fiihi wazidnaa minhu."
Artinya:
"Ya Allah, berkahilah kami di dalam air susu ini dan tambahlah keberkahan kami darinya."
Tradisi ini dapat dilakukan bersama keluarga sebagai simbol kebersamaan dan awal baru yang diberkahi.
Apa Doa yang Dibaca Menjelang 1 Muharram?
Doa akhir tahun dibaca menjelang Maghrib pada tanggal 26 Juni 2025. Ini adalah waktu terakhir dalam tahun 1446 Hijriah.
Doa ini berisi permohonan ampun atas kesalahan dan harapan agar amal kebaikan selama setahun diterima oleh Allah SWT.
Berikut adalah teks doa akhir tahun:
اللّهُمَّ مَا عَمِلْتُ فِيْ هذِهِ السَّنَةِ مِمَّا نَهَيْتَنَيْ عَنْهُ وَ لَمْ تُرُضِهِ وَ نَسِيْتَهُ وَ لَمْ تَنْسَهُ وَ حَلَمْتَ عَلَيَّ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَي عُقُوْبَتِيْ وَ دَعَوْتَنِيْ اِلَي التَّوْبَةِ بَعْدَ جُرْأَتِيْ عَلَى مَعْصِيتَكَ اَللّهُمَّ فَاِنِّيْ اسْتَغْفِرُكَ فَاغْفِرْ لِيْ وَ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ تَرْضَاهُ وَوَعَدتْنِي الثَّوَابَ فَاَسْاَلُكَ اللّهُمَّ يَا ذَا الْجُوْدِ وَالْكَرَمِ اَنْ تَقْبَلَهُ مِنِّي وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ وَصَلَّي اللهُ عَلَي سَيّدِنَا مُحَمّدً وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِه وَسَلَّم
Latin:
Allahumma maa ‘amiltu fi haadzhis-sanati mimmaa nahaitanii ‘anhu falam atub minhu wa lam tardhahu wa lam tansahu wa halamta ‘alayya ba’da qudratika ‘alaa uquubatii wa da’autanii ilat taubati ba’da jur-atii alaa ma’syiyatika, Allahumma fa inni astagfiruka fagfirlii wa maa ‘amiltu fiihaa mimma tardhaahu wa wa’adtanitsawaaba fas’alukallahumma yaa kariimu yaa dzal judi wal karami an tataqabbalahuu minnii wa laa taqtha’ rajaaii minka yaa kariim. wa shallalahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa ‘aalihii wa sahbihii wa sallam.
Artinya:
“Ya Allah, segala yang telah ku kerjakan selama tahun ini dari apa yang menjadi larangan-Mu, sedang kami belum bertaubat, padahal Engkau tidak melupakannya dan Engkau bersabar, yang sesungguhnya Engkau berkuasa memberikan siksa untuk saya, dan Engkau sudah mengajak saya untuk bertaubat sesudah saya maksiat. Karena itu ya Allah saya mohon ampunan-Mu dan berilah ampunan kepada saya dengan kemurahan-Mu. Segala yang telah saya kerjakan selama tahun ini, berupa amal perbuatan yang Engkau ridhai dan Engkau janjikan akan membalasnya dengan pahala, saya mohon kepada-Mu, wahai Dzat yang maha pemurah. Dan semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan atas pendahulu kami Muhammad, Nabi yang Ummi dan ke atas keluarga dan sahabatnya.”
Kapan Doa Awal Tahun Dibaca dan Apa Artinya?
Setelah Maghrib pada tanggal 27 Juni 2025, umat Islam sudah memasuki tahun baru 1447 H. Saat inilah doa awal tahun dibaca, berisi permohonan perlindungan dari godaan setan dan harapan agar selalu berada di jalan yang diridhai Allah.
اللّهُمَّ أَنْتَ الْأَبَدِيُّ الْقَدِيْمُ الْأَوَّلُ، وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ الْمُعَوَّلِ. وَهَذَاعَامٌ جَدْيُدٌ قَدْ أَقْبَل. أَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مَنَ الشْيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وِالْعَوْنَ عَلَى هَذه النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالْاشْتِغَالِ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ وَصَلَّي اللهُ عَلَي سَيّدِنَا مُحَمّدً وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِه وَسَلَّم
Latin:
Allahumma antal-abadiyyul-qadiimul-awwal. Wa ‘alaa fadhlikal-‘azhimi wujuudikal-mu’awwal. Wa haadzaa ‘aamun jadiidun qad aqbal. Nas’alukal ‘ishmata fiihi minasy-syaithaani wa auliyaa-ihii wa junuudihii. Wal’auna ‘alaa haadzhihin-nafsil-ammarati bis-suu-i. Wal-isytighaala bimaa yuqorribuni ilaika zulfa. Yaa dzal-jalaali wal-ikraam. Wa shallallaahu ‘alaa sayyidina Muhammadin wa ‘alaa ‘aalihi wa shahbihii wa sallam.
Artinya:
“Ya Allah Engkaulah yang abadi, dahulu, lagi awal. Dan hanya kepada anugerah-Mu yang Agung dan Kedermawanan-Mu kami bergantung dalam tahun ini dari godaan setan, kekasih-kekasihnya dan bala tentaranya. dan kami memohon pertolongan untuk mengalahkan hawa nafsu amarah yang mengajak pada kejahatan, agar kami sibuk melakukan amal yang dapat mendekatkan diri kami kepada-Mu wahai Dzat yang memiliki Keagungan dan kemuliaan. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, dan ke atas para keluarga dan sahabatnya.”
Tahun Baru Islam bukan hanya tentang berlalunya waktu, tetapi juga tentang refleksi diri, memperbarui niat, dan memperkuat komitmen spiritual.
Dalam ajaran Islam, pergantian tahun dimaknai sebagai waktu untuk muhasabah atau introspeksi.
Momentum ini menjadi kesempatan untuk mengevaluasi amal selama satu tahun terakhir dan memperbaiki diri di tahun yang baru.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "".