Apa yang Harus Dilakukan jika Mengalami Insiden Saat Naik Gunung?

Tips naik gunung, tips naik gunung, tips mendaki gunung rinjani, tips naik gunung bagi pemula, tips mendaki  gunung, tips mendaki gunung rinjani bagi pemula, Apa yang Harus Dilakukan jika Mengalami Insiden Saat Naik Gunung?

Kasus meninggalnya Juliana Marins (26), pendaki perempuan asal Brasil yang jatuh ke jurang Gunung Rinjani pada Sabtu (21/6/2025), menjadi sorotan warga dunia.

Juliana Marins dinyatakan meninggal dunia tiga hari setelah jatuh ke jurang, dan berhasil dievakusi oleh tim penyelamat pada Rabu (25/6/2025).

Staf Biro Humas Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Agus Basori mengatakan, kasus Juliana Marins menjadi pengingat tentang kesiapan sebelum melakukan kegiatan di area pegunungan.

"Tragedi itu menjadi pengingat kita semua, khususnya para pencinta alam akan pentingnya keamanan dan kesiapan pada kegiatan pendakian,” kata Agus, dikutip , Kamis (26/6/2025).

Lalu apa yang harus dilakukan jika mengalami insiden saat naik gunung?

Tips untuk pendaki saat mengalami insiden

Agus membagi 5 tips bagi para pendaki yang mengalami insiden di area pegunungan. Simak perincian berikut:

1. Tetap tenang

Pendaki harus tetap tenang dan tidak panik saat mengalami insiden seperti terjatuh, tersesat, atau hilang saat sedang melakukan pendakian ke gunung.

Sikap tenang akan menuntun pendaki untuk tetap berpikir secara jernih, tidak memperparah situasi, dan bisa melakukan tahap-tahap penanggulangan selanjutnya

2. Tetap berada di tempat terakhir yang aman

Pendaki dianjurkan untuk segera mencari titik peristirahatan yang aman, lalu tetap berada di lokasi tersebut sambil menunggu datangnya tim evakuasi.

“Jangan berpindah-pindah lokasi karena hal itu akan menyulitkan tim penyelamat yang mencarinya,” kata Agus.

3. Mengaktifkan peralatan darurat

Setelah itu, pendaki bisa meniup peluit, menyalakan lampu sinyal, dan mengaktifkan peralatan darurat lain yang bisa memudahkan tim untuk melacak lokasi pendaki.

4. Gunakan tanda visual

Selain mengaktifkan peralatan darurat, pendaki bisa sekaligus menggunakan tanda-tanda visual untuk membantu tim penyelamat, seperti membuat api unggun, memasang bendera, atau menyalakan suara meminta pertolongan per interval.

5. Menghubungi tim SAR

Jika pendaki dilengkapi alat komunikasi yang memadai, pendaki disarankan agar segera menghubungi tim yang berjaga di posko pendakian atau mengontak tim SAR untuk meminta bantuan.

Tips naik gunung supaya aman

Tips naik gunung, tips naik gunung, tips mendaki gunung rinjani, tips naik gunung bagi pemula, tips mendaki  gunung, tips mendaki gunung rinjani bagi pemula, Apa yang Harus Dilakukan jika Mengalami Insiden Saat Naik Gunung?

Tim SAR saat mengevakuasi WN Slovakia yang terjatuh saat mendaki Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, Sabtu (14/6/2025).

Seperti kata pepatah “lebih baik mencegah daripada mengobati”, seorang pendaki harus memperhatikan segala aspek kesiapan dan keamanan sebelum melakukan pendakian.

Kesiapan dan keamanan sebelum naik gunung tidak hanya berfungsi untuk mencegah atau meminimalisir terjadinya insiden, tapi juga memudahkan proses penanggulangan jika insiden benar-benar terjadi.

Menurutnya, ada sejumlah standar operating procedure (SOP) yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pendakian.

Apa saja SOP sebelum mendaki gunung?

Persiapan fisik dan kesehatan

Sebelum mendaki, perhatikan kondisi jantung, pernapasan, dan pemeriksaan kesehatan dasar lainnya, mengingat pendakian gunung adalah kegiatan yang membutuhkan tenaga ekstra serta kondisi kesehatan yang memadai.

Kondisi kesehatan yang memadai tidak bisa dicapai secara instan, namun melalui latihan fisik yang rutin untuk mengukur serta meningkatkan daya tahan tubuh secara bertahap.

“Waspadai juga penyakit-penyakit bawaan, karena medan di gunung dapat berubah sewaktu-waktu seperti hujan, kabut, jalur licin, dan sebagainya,” jelas Agus.

Memperhatikan cuaca dan waktu

Cari informasi yang valid terkait kondisi cuaca dan waktu yang tepat untuk melakukan pendakian, mengingat tiap gunung punya kondisi cuaca dan waktu mendaki yang berbeda-beda.

Agus mengingatkan untuk menghindari mendaki saat cuaca buruk, seperti sedang badai, dan hindari mendaki saat memasuki musim hujan.

“Pendaki harus mampu mengendalikan dirinya sendiri dan realistis dengan hal-hal yang tidak dapat dikendalikan seperti faktor alam,” ungkap dia.

Perlengkapan standar

Sejumlah perlengkapan standar yang perlu dibawa para pendaki antara lain: pakaian tahan cuaca ekstrem seperti jaket gunung, sepatu grip, tenda, jas hujan, headlamps, peluit, dan kotak P3K.

Perlengkapan lain yang tak kalah pentingnya adalah logistik seperti makanan dan minuman yang cukup selama perjalanan, serta alat navigasi seperti kompas dan peta GPS agar selalu mengetahui posisi terkini.

Alat komunikasi

Alat komunikasi adalah hal yang krusial karena pendaki harus punya alat untuk berkoordinasi dengan pengelola wisata, pendaki lain, pemandu, dan juga tim penyelamat jika terjadi insiden yang tidak diinginkan.

Alat komunikasi yang perlu dibawa pendaki gunung antara lain HP dan HT yang dilengkapi dengan baterai cadangan.

Agus menekankan pentingnya komunikasi untuk memberitahukan posisi kepada keluarga atau teman tentang rencana dan jalur yang akan didaki, sehingga segala jenis insiden bisa ditanggulangi dengan lebih mudah.

Perizinan dan pendaftaran

Semua pendaki wajib mendaftarkan diri secara resmi melalui pos penjagaan atau aplikasi booking online yang dikelola secara resmi.

Hal-hal yang perlu dicatat selama proses pendaftaran antara lain identitas pendaki, jumlah anggota pendakian, rute yang diambil, hingga estimasi waktu pendakian.

Pendamping atau pemandu

Terakhir, khusus untuk para pendaki pemula, Agus menegaskan untuk menggunakan pemandu lokal yang sudah mengantongi izin, terutama jika ingin mendaki gunung yang memiliki jalur ekstrem.

“Jangan melakukan pendakian sendirian atau meninggalkan pendaki sendirian,” kata Agus.

Tips mendaki gunung dari US National Parks Service

Layanan Taman Nasional Amerika Serikat (US National Parks Service) turut memberikan sejumlah tips naik gunung melalui laman resminya.

Berikut kami rangkumkan di luar SOP yang sudah dijelaskan oleh Basarnas:

Penuhi kuota, syarat dan ketentuan yang berlaku

Setiap gunung memiliki syarat dan ketentuan umum yang berbeda-beda, tergantung peraturan yang dibuat oleh pengelola taman nasional setempat.

Misalnya syarat dan ketentuan yang berlaku bagi para pendaki Gunung Merbabu, dikutip dari laman Balai Taman Nasional Gunung Merbabu Ditjen Konservasi, pendaki harus mendaftar secara online sebelum naik gunung.

Kemudian pendaki dilarang menggunakan drone, wajib melampirkan surat pernyataan orang tua yang bermaterai bagi pendaki usia 14-16 tahun, dan jalur pendaki naik dan turun harus sama.

Beberapa gunung juga memiliki batas maksimal pendakian per hari, seperti di Gunung Ciremai yang terletak di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, batas kuota maksimalnya adalah 69-149 pendaki per hari.

Persiapkan biaya

Selain menyiapkan fisik, pengetahuan gunung yang akan didaki, dan peralatan standar, pendaki juga harus menyiapkan biaya untuk menyewa peralatan, perjalanan menuju titik awal pendakian, karcis masuk, hingga parkir kendaraan.

Masing-masing gunung mematok biaya masuk yang beragam dan informasinya bisa didapatkan lewat laman atau aplikasi resmi yang dikelola pengurus taman nasional.

Pahami larangan berikut sanksinya

Tiap gunung memiliki aturan yang berisi larangan atau hal-hal yang tidak boleh dilakukan para pendaki, berikut sanksi jika aturan tersebut dilanggar.

Aturan-aturan tersebut tidak hanya ditujukan untuk menunjang keselamatan para pendaki, namun juga menjaga kelestarian alam di taman nasional tempat gunung berada.