Apa Itu Project Kuiper Amazon yang Jadi Pesaing Starlink?

Amazon, raksasa teknologi asal Amerika Serikat, tengah mengembangkan project besar bernama Project Kuiper yaitu layanan internet satelit orbit rendah (LEO) yang digadang-gadang menjadi pesaing langsung Starlink milik SpaceX.
Melalui peluncuran perdana 27 satelit pada 28 April 2025, Amazon memulai langkah ambisinya untuk membangun jaringan global berkecepatan tinggi yang dapat menjangkau wilayah terpencil di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Dengan target total 3.236 satelit hingga 2029, Project Kuiper tidak hanya menawarkan akses internet cepat, tetapi juga menjadi bagian dari upaya Amazon untuk memperluas ekosistem digital mereka secara global.
Lalu, bagaimana cara kerja Project Kuiper dan apa saja dampaknya bagi pengguna internet, terutama di daerah yang masih sulit sinyal?
Cara kerja project Kuiper
Project Kuiper adalah inisiatif dari Amazon untuk menghadirkan akses internet broadband berkecepatan tinggi ke seluruh dunia, terutama wilayah terpencil dan sulit dijangkau jaringan kabel.
Project ini menjadi pesaing langsung layanan internet satelit Starlink milik SpaceX. Untuk mencapai tujuannya, Amazon membangun sebuah sistem komunikasi berbasis konstelasi satelit orbit rendah (Low Earth Orbit/LEO) yang kompleks, terdiri dari ribuan satelit yang terhubung dengan infrastruktur darat dan perangkat pengguna.
Ribuan satelit di orbit rendah
Project Kuiper akan mengoperasikan sekitar 3.236 satelit yang mengorbit Bumi pada ketinggian 590 hingga 630 kilometer, sedikit di atas orbit Starlink.
Satelit-satelit ini berfungsi sebagai perantara sinyal antara pengguna di Bumi dan pusat data internet global. Berada di orbit rendah, Kuiper mampu menyediakan koneksi dengan latensi rendah dan kecepatan tinggi dan penting untuk layanan seperti video call, streaming HD, dan gaming real-time.
Infrastruktur darat yang mendukung
Sinyal internet dari pengguna akan dikirim ke satelit Kuiper, lalu diteruskan ke gateway antennas (stasiun pemancar-penerima di Bumi), yang terhubung ke jaringan internet global melalui fiber optik dan infrastruktur cloud milik Amazon.
Infrastruktur ini tersebar di berbagai belahan dunia dan menjadi penghubung utama antara luar angkasa dan jaringan darat, memastikan koneksi internet bisa menjangkau daerah yang selama ini belum tersentuh layanan broadband konvensional.
Terminal pelanggan yang fleksibel
Untuk menerima layanan ini, pengguna perlu menggunakan customer terminal, sebuah perangkat kecil seperti antena datar yang dipasang di rumah atau kendaraan. Amazon merancang tiga jenis terminal, yaitu:
- Model ultra-ringkas, dengan kecepatan hingga 100 Mbps
- Model standar, hingga 400 Mbps
- Model premium untuk bisnis dan instansi, dengan kecepatan hingga 1 Gbps
Semua terminal dirancang agar mudah dipasang dan terjangkau, sesuai dengan misi Kuiper untuk menyediakan akses yang luas dan inklusif.
Produksi dan peluncuran satelit masif
Untuk mewujudkan konstelasi ini, Amazon bekerja sama dengan berbagai penyedia roket ternama seperti ULA, Arianespace, Blue Origin, dan bahkan SpaceX.
Peluncuran satelit dilakukan secara bertahap hingga 2029, dengan target peluncuran lebih dari 1.600 satelit pada pertengahan 2026 sebagai syarat lisensi dari Federal Communications Commission (FCC) AS.
Amazon juga membangun fasilitas manufaktur di Kirkland, Washington, yang mampu memproduksi hingga lima satelit per hari, menjadikannya salah satu proyek satelit terbesar di dunia secara komersial.
Hadirnya Project Kuiper dari Amazon membawa dampak besar bagi masyarakat, terutama yang tinggal di daerah dengan akses internet terbatas.
Dengan menggunakan jaringan ribuan satelit orbit rendah, Kuiper memungkinkan koneksi internet cepat menjangkau wilayah-wilayah terpencil, seperti daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), pedalaman, dan pulau-pulau kecil yang sulit dijangkau infrastruktur kabel atau menara seluler.
Ini membuka peluang bagi masyarakat untuk mengakses layanan penting seperti pendidikan daring, layanan kesehatan jarak jauh, hingga aktivitas ekonomi digital.
Selain itu, Kuiper juga bisa menjadi alternatif koneksi yang lebih stabil di wilayah urban dengan jaringan padat atau tidak merata.
Jika Amazon benar-benar menerapkan prinsip keterjangkauan harga, maka layanan ini berpotensi menjadi solusi nyata untuk mengurangi kesenjangan digital dan mempercepat transformasi digital di Indonesia.
Tantangan dan potensi masalah
Meski menjanjikan konektivitas global, Project Kuiper tidak lepas dari kekhawatiran. Para ahli astronomi dan pengamat luar angkasa memperingatkan potensi sampah antariksa, gangguan terhadap observasi astronomi, dan risiko tabrakan satelit.
Saat ini, satelit Starlink dilaporkan melakukan 50.000 manuver penghindaran tabrakan setiap enam bulan. Dengan tambahan ribuan satelit dari Kuiper, potensi tabrakan bisa meningkat tajam. Amazon belum mengumumkan sistem otomatis pencegahan tabrakan seperti milik Starlink.
Dapatkan update berita teknologi dan gadget pilihan setiap hari. Mari bergabung di Kanal WhatsApp KompasTekno.