Rencana Pembebasan Tarif Bea Masuk Produk AS: Berpotensi Timbulkan Efek Mengerikan

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal menilai, kesepakatan pemerintah Indonesia yang membebaskan bea masuk produk-produk asal Amerika Serikat (AS) untuk mengurangi pengenaan tarif Presiden Donald Trump, berpotensi menimbulkan efek mengerikan.
Salah satunya adalah adanya ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) di dalam negeri.
"Dengan membanjirnya produk Amerika yang nol persen tarif, produsen-produsen lokal, UMKM, dan pabrik-pabrik kecil akan kalah bersaing. Apa yang akan terjadi? PHK juga," kata Said dalam keterangan resminya, Jumat (18/7).
Said menjelaskan, pemerintah melalui tim ekonominya telah menjalin kesepakatan dengan AS, yang sebelumnya menetapkan tarif impor terhadap barang-barang Indonesia sebesar 32 persen.
Kemudian, tarif tersebut diturunkan menjadi 19 persen. Namun, penurunan tarif tersebut disertai syarat berat, yakni Indonesia harus membuka keran impor produk-produk Amerika dengan tarif nol persen dan tanpa hambatan (non-tariff barrier).
Secara kasat mata, seolah-olah Indonesia diuntungkan.
“Tapi ingat, penurunan tarif ini disertai pengorbanan besar, produk Amerika bebas masuk tanpa dikenakan tarif. Ini adalah bentuk penggadaian kedaulatan ekonomi nasional," terangnya.
Said Iqbal menilai, kebijakan ini justru akan menghantam industri dalam negeri dari dua arah.
Belum lagi di satu sisi, Indonesia tetap dikenakan tarif ekspor oleh Amerika meski produk mereka bisa masuk ke Tanah Air tanpa hambatan.
Menurutnya, berbagai tekanan ini akan membuat produsen lokal tidak akan mampu bersaing, yang akhirnya berujung pada PHK massal.
Akibat kebijakan ini, ada potensi PHK terhadap 40 ribu orang buruh dalam tiga bulan ke depan. Indonesia mendapat double uppercut.
“Uppercut pertama, ekspor kita ke Amerika tetap dikenai tarif. Uppercut kedua, barang-barang dari Amerika masuk ke Indonesia tanpa tarif. Kedaulatan ekonomi bangsa sangat rentan dengan kebijakan ini," tandas Iqbal.
Said mengingatkan bahwa situasi ini akan makin diperparah dengan membanjirnya produk-produk Tiongkok ke Indonesia.
Dikarenakan pasar Amerika menjadi semakin mahal imbas tarif tinggi dari Trump, produsen China akan mencari pasar baru termasuk ke Asia Tenggara, khususnya Indonesia.
"China akan membanjiri Indonesia dengan barang-barangnya yang sebelumnya diekspor ke Amerika. Kombinasi produk murah dari Amerika dan China yang menyerbu pasar domestik akan membuat industri dalam negeri semakin terjepit," ungkapnya. (knu)