Jual Informasi Penerbangan BTS, Staf Maskapai Terancam Dihukum

pegawai maskapai penerbangan yang diduga menjual informasi penerbangan BTS dan selebritas lainnya kepada para perantara kini menghadapi dakwaan. Demikian diungkap agensi boy band K-pop tersebut, HYBE, Selasa (22/7).
Menurut Manajer Hubungan Masyarakat HYBE, unit kejahatan siber dari Badan Kepolisian Metropolitan Seoul menangkap tiga orang. Pihak yang ditangkap termasuk satu kru maskapai. Mereka ditangkap pada Februari dan Maret atas dugaan menjual rincian penerbangan anggota BTS kepada para perantara. Tindakan itu merupakan sebuah pelanggaran terhadap Undang-Undang Perlindungan Informasi Pribadi.
Selama penyelidikan, polisi dilaporkan melacak riwayat perolehan informasi ilegal serta catatan keuangan para tersangka dan berhasil mengonfirmasi struktur operasi yang menghasilkan keuntungan tersebut. Kasus ini telah dilimpahkan ke kejaksaan akhir pekan lalu. Kebangsaan dan rincian pekerjaan para terdakwa belum diungkapkan.
HYBE menyatakan BTS bukan satu-satunya korban dalam pelanggaran ini. “Artis HYBE lainnya, serta artis dari agensi hiburan lain, juga menjadi target,” ujar manajer humas tersebut yang meminta namanya tidak disebutkan, dikutip The Korea Times.
Para terdakwa diduga menjual informasi penerbangan dengan nilai puluhan juta won, sedangkan para perantara menjual kembali data tersebut kepada penggemar melalui pesan langsung di media sosial atau obrolan terbuka. “Sebagai contoh, seorang penggemar fanatik menggunakan informasi itu untuk membeli kursi di dekat grup idola dan menguntit para anggota selama penerbangan,” kata sang manajer.
Dalam insiden lain, seorang penggemar yang berada di penerbangan yang sama mencoba melakukan kontak fisik dengan para artis.
Agensi mencatat bahwa pelanggaran privasi semacam ini telah lama menjadi masalah bagi para artis K-pop. Mereka telah bekerja sama dengan polisi selama bertahun-tahun untuk membawa para pelaku ke pengadilan.
Pada September 2023, agensi membentuk satuan tugas khusus untuk menangani masalah ini. Mereka mulai mengumpulkan bukti dari berbagai platform media sosial dan menyerahkannya kepada aparat penegak hukum.
“Kami akan merespons dengan tegas dan meminta pertanggungjawaban penuh dari pihak yang bersalah, tanpa toleransi dan tanpa menawarkan penyelesaian atau keringanan apa pun, atas tindakan kriminal memperjualbelikan informasi pribadi artis,” kata HYBE dalam pernyataan mereka.(dwi)