Patung Fatmawati Bakal Dibangun di Tengah Taman Bendera Pusaka, Pembangunan Taman Dari Sumbangan

Pemerintah DKI Jakarta tengah membangun Taman Bendera Pusaka. Pembangunan sudah mulai dibangun sejak 8 Agustus 2025 dan ditargetkan, taman itu akan rampung pada akhir 2025.
Taman tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai kegiatan, salah satunya berolahraga dan juga dapat membantu mengatasi persoalan banjir di Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo berencana untuk membangun patung Fatmawati di tengah Taman Bendera Pusaka.
Pramono di Balai Kota Jakarta, Kamis, menjelaskan, pemilihan tokoh itu karena sosoknya dinilai identik dengan nama taman tersebut yakni sebagai penjahit bendera pusaka.
“Jadi, nama taman Bendera Pusaka dan Bendera Pusaka itu identik dengan Bu Fatmawati. Ketika membuat benderanya yang menjahit Bu Fatmawati,” katanya.
Rencananya, patung sosok Fatmawati itu akan diletakkan di tengah taman. Di mana, pembuatan patung ini bersama Megawati Sukarnoputri yang kala itu turut hadir dalam acara peletakan batu pertama taman tersebut.
Pramono menyebut pembangunan taman tersebut tak menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Terdapat seseorang yang memberi sumbangan untuk pembangunan taman itu.
Namun, Pramono enggan menyebut siapa orang yang memberikan bantuan dana untuk biaya pembangunan Taman Bendera Pusaka.
“Kemudian ada orang yang berbaik hati ingin menyumbang atau memberikan kepada Taman Bendera Pusaka dan saya sudah setuju itu. Jadi, itu bukan dibangun atas APBD ataupun ini dari dana DKI,” kata Pramono.
Fatmawati adalah Ibu Negara Republik Indonesia yang pertama, istri dari Presiden pertama Indonesia, Soekarno.
Ia adalah tokoh penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan dan merupakan penjahit bendera Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Fatmawati menikah dengan Soekarno pada 943. Dari pernikahan ini, ia dikaruniai lima orang anak, termasuk Megawati Soekarnoputri yang kemudian menjadi Presiden Republik Indonesia kelima. (*)