AS dan Israel Kecam Keputusan Perancis Akui Palestina, Ini Alasannya

Perancis, Palestina, Israel, Amerika Serikat, Benjamin Netanyahu, perancis akui palestina, AS dan Israel Kecam Keputusan Perancis Akui Palestina, Ini Alasannya, Netanyahu: Penghargaan terhadap Terorisme, AS: Langkah Ceroboh, Menyuburkan Propaganda Hamas, Tekanan terhadap Perancis dan Ancaman Israel, Perancis Dinilai Dorong Gerakan Global

Keputusan Presiden Perancis Emmanuel Macron untuk mengakui Palestina sebagai negara merdeka pada September 2025 menuai reaksi keras dari Israel dan Amerika Serikat.

Langkah ini diumumkan Macron pada Kamis (24/7/2025) dan akan disampaikan secara resmi dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendatang.

“Setia pada komitmen historisnya terhadap perdamaian yang adil dan abadi di Timur Tengah, saya telah memutuskan bahwa Perancis akan mengakui Negara Palestina,” tulis Macron dalam unggahan di platform X, dikutip dari BBC, Jumat (25/7/2025).

Macron juga menerbitkan surat resmi kepada Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas untuk menegaskan niat Perancis.

Ia berharap langkah ini dapat mendorong negara-negara lain untuk mengikuti jejak Perancis dan menghidupkan kembali solusi dua negara.

Namun, keputusan ini justru memicu kemarahan dari dua sekutu utama Israel, yaitu Amerika Serikat dan Israel sendiri.

Netanyahu: Penghargaan terhadap Terorisme

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam tajam keputusan Perancis untuk mengakui Palestina.

Ia menyebutnya sebagai tindakan yang berbahaya dan merugikan perdamaian.

“Negara Palestina dalam kondisi seperti ini akan menjadi landasan untuk menghancurkan Israel, bukan untuk hidup berdampingan secara damai,” kata Netanyahu di platform X, dikutip dari Reuters, Jumat (25/7/2025).

Ia menambahkan, “Mari kita perjelas: Palestina tidak ingin negara di samping Israel, mereka ingin negara menggantikan Israel”.

Netanyahu juga menuduh Perancis memberi “penghargaan terhadap terorisme” dan menyebut keputusan Macron sebagai risiko besar karena bisa menciptakan “proxy Iran” baru di kawasan.

Menteri Pertahanan Israel Israel Katz bahkan menyebut keputusan Perancis sebagai “aib dan bentuk penyerahan terhadap teror".

Ia menegaskan bahwa Israel tidak akan pernah mengizinkan berdirinya entitas Palestina yang dianggap dapat mengancam keamanan dan eksistensi negaranya.

Perancis, Palestina, Israel, Amerika Serikat, Benjamin Netanyahu, perancis akui palestina, AS dan Israel Kecam Keputusan Perancis Akui Palestina, Ini Alasannya, Netanyahu: Penghargaan terhadap Terorisme, AS: Langkah Ceroboh, Menyuburkan Propaganda Hamas, Tekanan terhadap Perancis dan Ancaman Israel, Perancis Dinilai Dorong Gerakan Global

Pecahan rudal Iran meninggalkan jejak kobaran api di langit Nablus, Tepi Barat, Palestina, setelah serangan tersebut dicegat oleh pertahanan udara Israel pada Jumat, 13 Juni 2025. Perang Israel-Iran belakangan ini terus memanas.

AS: Langkah Ceroboh, Menyuburkan Propaganda Hamas

Tak hanya Israel, Amerika Serikat juga menunjukkan penolakan keras terhadap rencana pengakuan Perancis.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyatakan bahwa Washington “sangat menolak” keputusan tersebut.

“Keputusan yang ceroboh ini hanya menyuburkan propaganda Hamas dan menghambat perdamaian. Ini adalah tamparan bagi para korban serangan 7 Oktober,” tulis Rubio di akun X resminya, dikutip dari Reuters, Jumat (25/7/2025).

Amerika Serikat sebelumnya sudah menyatakan dalam nota diplomatik pada Juni 2025 bahwa pihaknya menolak langkah sepihak untuk mengakui Palestina.

Washington menilai hal itu bisa bertentangan dengan kebijakan luar negerinya dan menimbulkan konsekuensi diplomatik.

Duta Besar AS untuk Israel, Mike Huckabee, juga menyebut bahwa pendirian negara Palestina tak lagi menjadi tujuan kebijakan luar negeri Amerika Serikat.

Presiden Donald Trump bahkan sempat mengusulkan “pengambilalihan Gaza oleh AS” pada Februari lalu, yang ditentang keras oleh PBB, negara-negara Arab, dan kelompok hak asasi manusia.

Tekanan terhadap Perancis dan Ancaman Israel

Langkah Perancis diambil di tengah tekanan internasional, terutama dari Amerika Serikat dan Inggris, agar tidak mengakui Palestina secara sepihak.

Israel pun dilaporkan melobi negara-negara sekutu dan memperingatkan Perancis soal konsekuensi serius atas pengakuan terhadap Palestina.

Menurut sumber diplomatik yang dikutip Reuters, Israel mengancam akan mengurangi kerja sama intelijen dengan Perancis dan menggagalkan inisiatif regional Paris.

Bahkan, ada sinyal bahwa Israel bisa mempercepat aneksasi wilayah Tepi Barat jika pengakuan terhadap Palestina dilakukan.

Di sisi lain, Perancis tetap melanjutkan rencananya, sekaligus menyiapkan momentum menjelang pertemuan tingkat menteri pada 28–29 Juli di New York, serta konferensi kepala negara di sela Sidang Majelis Umum PBB September mendatang.

Perancis, Palestina, Israel, Amerika Serikat, Benjamin Netanyahu, perancis akui palestina, AS dan Israel Kecam Keputusan Perancis Akui Palestina, Ini Alasannya, Netanyahu: Penghargaan terhadap Terorisme, AS: Langkah Ceroboh, Menyuburkan Propaganda Hamas, Tekanan terhadap Perancis dan Ancaman Israel, Perancis Dinilai Dorong Gerakan Global

Presiden Perancis Emmanuel Macron dalam konferensi pers setelah bertemu Presiden Mesir Abdul Fattah El Sisi di Istana Presiden Cairo, Senin (7/4/2025).

Perancis Dinilai Dorong Gerakan Global

Perancis merupakan negara besar pertama di kelompok G7 yang menyatakan akan mengakui Palestina.

Pengakuan ini dinilai bisa memicu gerakan global yang sebelumnya hanya didominasi negara-negara kecil yang cenderung kritis terhadap Israel.

Saat ini, lebih dari 140 dari 193 anggota PBB telah mengakui Palestina sebagai negara merdeka.

Negara-negara seperti Spanyol, Irlandia, Norwegia, dan Slovenia sudah lebih dahulu menyatakan dukungan resmi.

Perancis akan memperkuat arus diplomasi ini, sekaligus menjadi penyeimbang bagi dominasi narasi pro-Israel di forum internasional.

Wakil Presiden Otoritas Palestina, Hussein al-Sheikh, menyambut langkah Macron dengan penuh apresiasi.

“Keputusan ini mencerminkan komitmen Perancis terhadap hukum internasional dan dukungannya terhadap hak rakyat Palestina atas penentuan nasib sendiri dan pembentukan negara merdeka kami,” tulisnya di X, dikutip dari Reuters.