BYD Atto 1 di GIIAS 2025: Antusiasme dan SPK yang Masih Misterius

Kehadiran BYD Atto 1 di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 sukses mencuri perhatian pengunjung berkat banderol sensasional, Rp 195 jutaan, menjadikannya salah satu mobil paling terjangkau di pameran.
Tingginya antusiasme ini memunculkan pertanyaan soal jumlah Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) yang telah diterima pihak BYD Indonesia.
Namun, hingga akhir pekan pertama, perseroan belum ingin memberi informasi terkait secara terbuka.
BYD Atto 1
Luther T Panjaitan, Head of Public and Government Relations PT BYD Motor Indonesia, menjelaskan hal ini karena pihaknya masih melakukan kajian internal sebelum merilis data tersebut ke publik. “Sebenarnya kita masih mengkaji secara angka ini karena perlu fokus. Kita juga perlu memberi gambaran apakah permintaannya murni karena kebutuhan EV yang mendesak, atau karena pricing level,” kata Luther ditemui di ICE BSD, Tangerang, Senin (28/7/2025).
Menurut dia, jika informasi disampaikan terlalu cepat tanpa konteks yang tepat, bisa menimbulkan kesalahpahaman. “Kita tidak mau terlalu cepat menginformasikan angkanya karena malah bisa misleading. Biarkan secara internal kita kalkulasi dulu, setelah itu pasti kita sampaikan dalam waktu dekat,” ujarnya.
Meski begitu, Luther mengakui bahwa animo pengunjung menjadi sinyal positif terhadap penerimaan pasar.
Tak ayal, pada akhir pekan lalu, area test drive Atto 1 cukup padat hingga membuat antrean panjang. “Satu hal yang bisa dilihat dari crowd-nya. Ini menunjukkan sinyal positif buat kita dan kita juga bangga dengan penerimaan masyarakat terhadap produk kita,” ucapnya.
Diketahui, Atto 1 ditawarkan dalam dua varian, yakni Dynamic dan Premium, dengan spesifikasi berbeda terutama di sisi kapasitas baterai, fitur kenyamanan, serta sistem pengisian daya.
BYD Atto 1
Pada varian terendah atau Dynamic, perseroan membenamkan baterai berkapasitas 30,08 kWh dengan jarak tempuh hingga 300 Km.
Sementara varian Premium bisa menempuh jarak hingga 380 Km berkat kapasitas baterai lebih besar yaitu 38 kWh.
Dengan permintaan yang terus tumbuh, terutama pada segmen entry-level, BYD tengah menata strategi distribusi dan pasokan agar dapat menjawab lonjakan permintaan secara optimal.